Bab 07

583 56 9
                                    

Happy Reading ✨
Vote dulu sebelum membaca🌟
.
.
.

"Kalian ngga mau makan disini aja?" Tanya Mia sambil melihat Teresa dan Elang yang sudah bersiap pulang.

"Engga usah tante makasih," Teresa menolak dengan halus.

Setelah menunggu hujan reda, pukul 20.00 mereka baru akan pulang.

Elang menyalami tangan Mia dan diikuti oleh Teresa, "Kita pulang dulu ya tan," Mia menjawab ucapan Elang dengan anggukan.

Setelah berpamitan dengan Mia, Fara mengantar mereka sampai kedepan rumah.

"Mereka udah pulang?" Mia menengok kearah tangga, ada seorang Pria yang umurnya 3 tahun diatasnya. Mia mengangguk sebagai jawaban.

"Bawa motornya pelan-pelan jangan sampai sabahat gue lecet," Fara menatap tajam Elang.

"Pasti." Sahut Elang.

Sebelum naik keatas motornya, Elang melepas jaket kulit yang melapisi kaos hitam polosnya, lalu Ia serahkan kepada Teresa.

Teresa terlihat bingung saat Elang menyerahkan jaket kepadanya, "Pake, biar lo ngga sakit,"

"Ngga usah, gue udah pake sweater ini, udah anget," Tolak Teresa.

"Udah pake, ngga usah ngeyel!" Akhirnya Teresa menuruti ucapan Elang, karena percuma saja berdebat, pasti Ia akan kalah dari Elang.

Disepanjang jalan hanya keheningan yang menyelimuti mereka, suasana malam yang temaram ditemani udara yang lumayan menusuk tulang mungkin karena habis hujan, ditambah gemerlap lampu disepanjang jalan membuat suasana malam ini terlalu indah untuk dilewati.

Teresa mengeratkan pelukannya pada tubuh tegap didepannya, angin baru saja berhembus dengan kencang.

"Elang."

"Hmm,"

"Kalau suatu hari nanti aku pergi, kamu mau apa?"

"Gue cari sampe dapet."

"Kalau ngga ketemu juga?"

"Pasti ketemu."

"Kalo takdir ngga mempertemukan kita?"

"Gue ajak duel si takdir!"

Teresa seketika tertawa, Elang tersenyum tipis dibalik helm full face nya melihat tawa Teresa dari kaca spion .

Elang menggenggam tangan Teresa yang melingkar diperutnya, Teresa berhenti tertawa saat tangan dingin Elang menyentuh permukaan tangannya.

Teresa menumpukan kepalanya pada bahu kiri Elang.

"Jangan pernah tinggalin aku ya." Ada sayat kesedihan yang terlihat jelas saat Elang mengatakan itu.

Teresa tidak tau apa yang dialami oleh Elang tapi yang Ia pahami setelah 2 tahun bersama Elang, satu hal yang paling Elang takuti yaitu kehilangan.

Teresa semakin mengeratkan pelukannya, "Aku ngga akan pergi dari kamu," Ia merasakan genggaman tangan Elang pada tangannya semakin mengerat.

Elang mengangkat tangan Teresa yang Ia genggam kearah atas.

Dug

"Aww," Pekik Teresa

Elang baru saja menabrakkan tangan Teresa dengan bagian depan helm nya.

"Lupa kalo pake full face, padahal mau cium."

× × ×

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang