Bab 08

871 71 16
                                    

Happy Reading guys
Vote dulu yuk🌟
.
.
.

Didalam UKS kini dipenuhi suara tangis Teresa, baru pertama kali ini setelah Elang berkelahi Teresa menangis, biasanya Teresa akan memarahi Elang karena sudah mencelakai anak orang.

Namun sekarang Elang sendiri yang celaka, salahkan saja Elang karena Ia kurang gesit saat Vito menusuk lengannya dengan pisau kecil yang dibawanya.

Mungkin selama berpacaran dengan Teresa ini adalah perkelahian terburuknya karena sudah membuat lengannya tertusuk dan membuat Teresa menangis.

"Udah jangan nangis, darah nya udah bersih nih," Elang memperlihatkan lengan kirinya yang sudah ditutup perban, dan seragam yang terkena darah juga sudah diganti.

Tadi Liam dan Gio yang membelikannya seragam baru di koperasi, dan kini mereka sudah kembali ke kelas karena sudah jam pelajaran. Elang dan Teresa sengaja tetap berada di UKS, karena mungkin sebentar lagi mereka akan dipanggil ke ruangan BK.

"Hiks maafin aku, kamu berdarah gara-gara aku," Sungguh Elang menahan tangannya agar tidak mencubit hidung Teresa yang memerah karena menangis. Gemes banget.

Pacarnya itu sungguh menggemaskan saat menangis, namun Teresa jarang sekali menangis didepannya, terakhir melihatnya menangis mungkin saat ditinggal Ayahnya 4 bulan yang lalu.

"Bukan salah kamu, salah si Vito anjing."

Teresa memukul pelan dada bidang Elang, "Ngga boleh ngomong kasar,"

"Iya maaf."

Srek

Suara gorden digeser, terlihat dokter yang tadi mengobati Elang kini sedang berjalan kearah mereka.

"Kalian dipanggil ke ruang BK, tadi Bu Heni mengabari saya." Kata dokter yang ber-name tag Dina

"Iya terimakasih dok," Sahut Teresa, sedangkan Elang sudah memasang wajah datarnya.

"Nanti perbannya diganti 2 kali sehari ya, biar lukanya tidak infeksi."

"Baik dok,"

"Kalau gitu saya permisi," Dokter Dina memasang senyum manis dan kemudian berlalu keruangan nya yang ada di UKS tersebut.

"Ayo keruang BK," Teresa menarik lengan Elang agar turun dari brankar.

"Males." Sahut Elang, Ia tidak bergerak dari posisinya.

"Ayoo," Elang akhirnya mengalah, Ia berjalan dengan malas keruang BK.

"Permisi bu," Perkataan Teresa mengalihkan atensi orang yang ada di ruangan tersebut.

Kini semua mata menatap kearah Elang dan Teresa.

"Silahkan duduk," Kata Bu Heni.

Elang duduk diseberang Vito sedangkan Teresa duduk disebelahnya.

"Bisa dijelaskan kenapa kalian bertengkar?" Tanya Bu Heni menatap Elang dan Juga Vito.

"Elang duluan bu, dia mukul saya jadi saya kepancing," Kata Vito.

Elang hanya diam dengan wajah datarnya, tubuhnya Ia sandarkan pada sandaran kursi.

"Alasan kamu memukul Vito apa Elang?" Tanya Bu Heni kepada Elang.

"Dia kan emang suka bikin onar bu, orang ngga salah juga dipukulin sama dia," Bukan Elang yang menjawab tetapi Vito.

Tiba-tiba Pak Suherman, guru olahraga yang memang membenci Elang ikut duduk disebelah Vito.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang