Penyesuaian

27 12 3
                                    

"Bi-bi?" 
Ae-Cha terkejut melihat keadaan paman dan bibinya yang pulang dalam keadaan mabuk.

"Yak! Ae-Cha!" Bibi berteriak kepada Ae-Cha yang sedang berdiri didepannya.

"Jungkook, bantu aku bawa paman dan bibi masuk". 

"Baiklah".

Mereka membawa paman dan bibi masuk kedalam rumah dan diantar kedalam kamar bibi, mereka menidurkannya di atas kasur. Saat Ae-Cha akan pergi, tiba-tiba bibi menahan tangan Ae-Cha dan berkata;

"Ae-Cha, aku ingin berbicara padamu".

"Tunggulah diluar, setelah ini baru aku akan mengantarmu pulang". Pernyataan ini ditunjukkan untuk Jungkook. Lantas Jungkook keluar dari kamar dan dia menunggu di teras rumah. Ah untuk yang bertanya Yeri kemana, ia sudah pergi sejak tadi pagi untuk bermain.

"Bibi, ada apa?" Saat ini Ae-Cha benar-benar gugup, dia takut bibinya mengatakan hal yang membuat ia sakit hati. Bibinya selalu mengatakan sesuatu dengan jujur dan menyakitkan saat mabuk, Ae-Cha selalu menangis ketika dia selesai mendengarkan apa yang bibi Park katakan. Saat ini Ae-Cha harus menguatkan hati untuk mendengar semuanya.

"Kamu pasti tahu bahwa kau anak yang merepotkan semua orang kan?" 
"Apa kau tau mengapa ayah dan ibumu meninggalkanmu?"
"Itu karena kau tidak ada gunanya sebagai anak mereka!" Yang harus Ae-Cha lakukan saat ini hanya diam dan mendengarkan apa yang bibinya katakan.

"Kau tau? Ibumu selalu berusaha membunuhmu saat kau masih kecil".
"Tapi entah mengapa kau selalu saja selamat! Entah tuhan yang melindungimu atau hanya keberuntungan yang berada dipihakmu". Bibi Park tersenyum sinis sambil menatap Ae-Cha.

"Jika tau sekarang kau merepotkan, seharusnya kau mati sejak dulu". 
"Keluarlah!" 

Ae-Cha perlahan keluar dari kamar bibi Park, dia terdiam dibalik pintu untuk merenung apa yang dikatakan bibi Park. Perlahan Ae-Cha menjatuhkan air mata yang sedari tadi dia tahan. 

Jujur saja, Ae-Cha tidak tau apakah yang dikatakan bibinya benar atau tidak. Ae-Cha saat ini hanya menangis, selalu saja ada kebenaran tentangnya yang membuat Ae-Cha sakit hati.

Tiba-tiba ia teringat bahwa Jungkook sekarang sedang menunggunya. Segeralah Ae-Cha menghapus air matanya dan mendatangi Jungkook yang sejak tadi menunggunya.

"Jungkook!" Ae-Cha menampilkan senyum manisnya kepada Jungkook.

"Apa ada sesuatu terjadi tadi?"

"Tidak ada apa-apa. Ayo pergi, aku akan mengantarmu". 

"Bagaimana jika kita makan terlebih dahulu?" Ajak Jungkook pada Ae-Cha.

"Emmm, baiklah. Aku tau tempat makan yang enak didekat sini". Ae-Cha menarik tangan Jungkook dan berjalan menuju tempat makan. "Kajja".

*
*
*

Saat ini mereka sudah sampai di tempat makan dan sudah memesan makanan untuk mereka.

"Apa kamu sering kesini?" Jungkook bertanya sambil melihat Ae-Cha yang duduk didepannya.

"Tidak juga. Kenapa?"

"Tidak apa-apa, hanya saja kamu tadi terlihat sangat akrab dengan pemiliknya".

"Ah, aku dan anak dari pemilik rumah makan ini berteman, jadi aku sering kemari". Jungkook menganggukkan kepalanya sambil melihat-lihat kearah lain.

"Ini pesanannya". Ucap pelayan sambil memberi makanannya.

"Terima kasih". 

"Wah ini terlihat enak". Jungkook sangat antusias melihat makanan yang sudah didepannya. "Selamat makan". Jungkook dengan segera melahap makanannya karena sejak tadi ia sangat lapar.

PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang