look for

12 3 0
                                    


"Yeri."

"Yeri? Nama yang bagus. Mirip dengan nama sepupuku."

"Ah, begitukah?" Ae-Cha mengangguk.

"Jadi, kau memintaku untuk membantumu mencari Yeri? Begitu?" Jungkook mengangguk. "Aku tidak tahu harus membantumu mulai dari mana. Memang, kenapa kau sangat ingin mencarinya? Jangan bilang kau menyukainya?" Jeon Jungkook linglung. Ia mengalihkan pandangannya dari Ae-Cha yang sedang menatapnya menyelidik.

"T-tidak!"

"Oooo... Jeon Jungkook sedang jatuh cinta," goda Ae-Cha. "Lihat! Wajahmu memerah!" Jungkook menyentuh wajahnya. Ia malu. Tidak tahu juga apa yang membuat ia malu.

"Ah, tidak tahu! Aku hanya kepanasan."

"Permisi Jungkook-ssi sekarang sedang musim dingin."

"Sudahlah! B-bagaimana? K-kau mau membantuku ato tidak? Jika tidak yasudah."

"Baiklah Jungkook-ssi, tidak perlu marah. Aku hanya bercanda. Aku akan membantumu."

"Jinjja?"

"Tapi aku tidak yakin bisa  menemukannya. Aku hanya akan membantumu saja."

"Tidak apa, itu saja sudah cukup kau mau membantuku mencarinya."

"Yasudah, pulanglah. Sudah tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi kan?"

"Hmmm, kapan kau selesai?"

"Mungkin sekarang?"

"Kalau begitu aku akan mengantarmu lebih dulu. Baru setelah itu aku akan pulang."

"Tidak perlu, aku akan pulang naik bus saja."

"Hey, kau tidak boleh menolak! Cepat!" Ae-Cha menghela nafasnya dan mengangguk.

"Tunggu sebentar, aku akan mengganti pakaikan sebentar." Youra masuk ke dalam ruang ganti dan keluar dengan pakaian yang sudah berganti. "Ayo."

Mereka berdua jalan beriringan dan Jungkook mempersilahkan Ae-Cha untuk masuk ke dalam mobilnya. Mereka memasangkan sabuk pengaman dan setelah selesai Jungkook baru menjalankan mobilnya.

Tidak ada yang berbicara di dalam mobil. Lagi pula Ae-Cha juga tidak berniat untuk mengeluarkan suara. Itu terlalu menguras tenaga, katanya.

Jujur dalam hati Jungkook, ia ingin Ae-Cha mengajaknya bicara, karena ia tidak menyukai keheningan. Tapi jika ia yang mengajak Ae-Cha berbicara duluan, mungkin akan terasa sedikit canggung?

Tak terasa akhirnya mereka sampai di depan rumah Ae-Cha. Ae-Cha ingin membuka sabuk pengamannya, tetapi sayangnya tidak bisa.

"Kau tidak turun?" tanya Jungkook pada Ae-Cha.

"Ah, i-ini sabuknya tidak bisa dibuka."

"Oh! Ahh aku lupa jika sabuk itu selalu sulit untuk dibuka. Kubantu." Jungkook membuka sabuknya sendiri, lalu membantu membukakan sabuk Ae-Cha. Jungkook menarik-narik sabuknya dengan kencang membuat mobilnya sedikit bergoyang.

Posisi mereka bisa dibilang tidak baik. Bahkan entah mengapa jantung Ae-Cha berdegup kencang. Tepat sekali di depan wajahnya terdapat wajah Jungkook yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Sulit sekali rasanya untuk Ae-Cha memalingkan wajahnya dari Jungkook.

Jungkook yang merasa diperhatikan menoleh pada Ae-Cha. Tatapan mereka pun bertemu. Selama beberapa saat tidak ada yang memutus kontak mata, sampai akhirnya Ae-Cha lebih dulu sadar dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Terima kasih, pulanglah."

"Hm, aku akan pergi. Sampai ketemu besok di sekolah!" Jungkook menjalankan mobilnya dan pergi dari pekarangan rumah Ae-Cha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang