1

6.4K 281 19
                                    

Warning Typo⚠


























Pagi itu persis seperti pagi biasanya, kehangatan dan keharmonisan menguar bebas didalam rumah megah nan kokoh tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu persis seperti pagi biasanya, kehangatan dan keharmonisan menguar bebas didalam rumah megah nan kokoh tersebut.

Seperti layaknya keluarga yang didamba sebagian orang, anggota yang saling menyayangi, kecanggungan yang tak pernah mewarnai, semuanya nampak baik-baik saja. Ya! Baik.

Rumah itu besar nan megah, gerbangnya menjulang tinggi bagai benteng peperangan. Banyaknya orang-orang bertubuh tegap yang berkeliaran membuat rumah itu layaknya istana.

Ya, istana yang anggota didalamnya harus dijaga meski kau harus bertaruh nyawa.

.
.
.

"appa!" teriakan melengking itu terdengar nyaring, yang dipanggil menggelengkan kepala pelan, rumah itu memang besar tapi tidak harus berteriak juga

"appa!"
"wae?" sang ayah yang tadinya sedang berkutat dengan layar iPad di genggamannya segera melempar pandangan pada anak bungsunya

Bibir itu mengerucut lucu, pipi yang mulus itu rasanya memanggil itu segera dicubit.

"dimana dasiku? Aku sudah mencarinya kemana-mana" keluh kesah pagi hari

Lelaki yang sudah berumur itu menghembuskan nafasnya panjang, mana dia tau dimana dasi anaknya. Dia itu CEO bukan tukang setrika.

Prok

Prok

Dua orang wanita dengan baju yang terlihat sama segera mendekat lalu membungkuk hormat, menundukan kepala tanpa berani menatap Tuan Besarnya.

"lihat dasi Tae? Tae sudah mencarinya tetapi tidak ketemu" kalau tidak ingat nyawa sudah dipastikan pipi itu memerah sempurna

"ne, saya yang menaruhnya kemarin" jawab wanita berambut pendek, wanita disampingnya melirik sebentar

"ah, kalau begitu tunjukan dimana ahjuma menaruhnya" wanita rambut pendek itu mengangguk lalu mengikuti langkah tuan mudanya yang lebih dahulu melangkah pergi

"kembali bekerja!" perintah mutlak Tuan Besar yang langsung dituruti

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SCENERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang