A M A R A H

10 1 0
                                    

Di markas para geng limao mereka berkumpul di ruang tengah, tanpa adam tentunya.

"mulai besok harus lebih waspada! Doni memanfaatkan emely sebagai sandraan mereka" jelas ardan membuat semuanya menganga kaget.

"emely?, Apa hubunganya?" tanya kevin sambil memikirkan sesuatu.

"gue juga ngak tau, tapi ini mencurigakan"

"bentar, bukanya lo ngakuin ke andira kalau emely itu cewek lo dan ada banyak orang juga disana" jelas bams mencoba mengingatkan kejadian waktu itu.

"ngak masuk akal!" protes banu, kebingungan.

"ada, lah siapa tau disana ada mata-mata doni terus merencakan untuk penculikan emely dan menjebak lo" tunjuk bams pada ardan seketika ia teremnung apa yang di katakan bams ada benarnya.

"iya siapa tau gitu" persetujuan kevin pada pemikiran bams.

"tumben lo pinter" ardan tersenyu tidak percaya pada bams.

"babang bams gitu!" cowok itu mulai menyombongkan diri.

***

Di suasana malam yang gelap dibawah terpaan sinar rembulan emely merenung, seolah beberapa ingatan mulai kembali mendominasi pikiranya.

"INI APA? MASA IA KAMU KALAH SAMA ANAK KAMPUNGAN, YANG NGAK BEREPNDIDIKAN SEPERTI MEREKA!"  bentak Arman sambil membuang lembaran kertas ke hadapan emely dengan penuh amarah.

"maaf pa" hanya itu yang bisa di katakan emely sambil mengeratkan peganganya pada kedua tangan.

Seketika ingatan itu muncul, mengingat masa-masa itu rasanya hati emely terasa tersayat, bagaimana dengan besok, apakah hal itu terulang saat kenaikan kelas semester satu besok?

Seketika air matanya mengalir berharap ada seseorang yang bisa menenangkan rasa gundahnya, memeluknya hangat. Emely mencengkram kuat baju bagian bawahnya sambil menahan isak tangis.

***

Satu minggu sudah berlalu, di jam upacra emely dan juga adam kini sudah berdiri di depan untuk menerima penghargaan dari kepala sekolah.

"contohlah kakak kelas kalian, yang berhasil membawa pulang juara 1 tingkat kota untuk lomba olimpiade matematika!" kata bu riska yang langsung di tepuk tangani oleh seluruhnya.

Setelah melakukan sesi foto mereka kembali menuju barisan untuk mengakhiri upacara di pagi itu yang ssudah membuat para siswa mengeluh kepanasan.

"Wow! Bangga gue!" banu berseru dengan sangat amatir ia pangsung memeluk adam.

"gue juga, selamat dam. Lo emang paling pinter di antara kita!" kata bams dengan senyum bangga menjabat tangan adam.

"selamat, ternyata lo beneran pinter. Gue kira cuma setingan!" ledek ardan pada emely yang hanya memutar bola matanya, malas meladeni cowok itu.

"kantin! Gue traktir!"

"serius dan? Makan geratis!" teriak banu histeris sambil mengandeng bams dan juga kevin menuju kantin.

"oke, pesen apa? Gue udah laper banget!"

"kaya ngak makan setahun aja lo nu!" ketus kevin.

"mau setahun, sehari, semenit sejam gue selalu laper!" kata banu dengan tidak sabaran menuju salah satu warung untuk memesan makanan.

"KAK ADAM!" teriak bianka dari pintu kantin membuat suaranya menggema.

"mulai!" keluh ketiganya dengan lemas.

"selamat ya kak! Mau makan apa? Biar bi yang traktir?!" kata cewek itu langsung nyamber dan duduk di samping adam.

"gue udah kenyang!"

696 HOURS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang