extra: same dream, same mind, same night.

964 84 27
                                    

"I won't go through all these tables, but what I want to point out and want you to understand is that changes happen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I won't go through all these tables, but what I want to point out and want you to understand is that changes happen. Not only in our social lives, but also in businesses, in the economy. As you can see here, before the pandemic hit a year ago, traditional retailers were at their peak."

Itulah yang ditangkap indra pendengaran pria dengan wajah kecil yang kontras dengan tubuhnya yang semakin terbentuk otot itu ketika membuka pintu ruang kerja di kediamannya. Tungkainya bergerak menuju salah satu dari dua meja yang ditempati pria yang kini berstatus sebagai suaminya—meski tak secara legal karena pemerintah yang tak melegalisasi same-sex marriage—setelah kembali menutup pintu. Cangkir yang digenggam samar-samar mengepulkan asap, semakin menguarkan winter vibe.

"However, ever since the pandemic, traditional retailers who were unable to be quick to adapt to online-based finally met their lowest quality of performance. Substituting those retailers, online startups began to take over and in average earn more than those traditional retailers. But, as now people has begun to be more aware of the environment and social wellness, not all startups are able to stay in business. Of course, if you do really care for the animals, you wouldn't buy from a brand who runs animal testing, right? The same logic goes for if you care about the climate change; you'd buy or use services from those who use recyclable packaging, for instance, or who conduct a campaign to preserve the nature."

Diam-diam ia tersenyum bangga mendengar kemampuan bahasa asing suaminya itu. Bukan karena fakta bahwa ia bertugas menjadi mentor bahasa pria itu, tetapi karena fakta ialah saksi utama proses pria dengan senyum secerah mentari itu tumbuh dari seorang mahasiswa keuangan menjadi salah satu karyawan dengan posisi tinggi di salah satu venture capital di pusat kota. Dan kini, suaminya itu kembali dipercaya oleh atasannya untuk menjadi pembicara di sesi webinar malam ini.

Cangkir yang ia genggam sedari tadi diletakkan di samping laptop. Lalu, ia kembali menggerakkan tungkainya, menjauhi suaminya dan mendekati sepasang anak kecil berbeda gender di ujung ruangan.

"Jiwoo, Yoshi," panggilnya berbisik.

Yang dipanggil menoleh, menghentikan aktivitas membangun domino untuk sementara.

"Main di luar, yuk," ajaknya, masih berbisik.

Yang berjenis lelaki kembali menghadap domino yang baru dibangunnya setengah jalan. Membuat ayah angkatnya itu hanya dapat melihat punggung dan bagian belakang kepalanya. "Tak mau dingin-dingin."

Yang paling tua di ruangan itu tersenyum gemas, memamerkan gigi kelincinya. Tungkainya berjalan semakin dekat. Posisi jongkok diambilnya tepat di belakang punggung sempit nan kecil itu. Pinggang anak itu ditepuk pelan. "Papa lagi kerja, Yoshi. Di luar, yuk. Felix pulang, loh, tahun ini. Dad siapkan stik kembang api untuk kalian. Ya?"

Aktivitas membangun dominonya melambat setelah mendengar nama Felix, cucu Nenek Lee di rumah sebelah yang tahun lalu tak jadi pulang karena Nenek Lee diajak berlibur di Australia.

dandelions [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang