Chapter 06

323 34 8
                                    

Jeno tersenyum gemas saat ponselnya telah menampilkan home screen foto sang isteri, syukurlah Jeno tak perlu lagi mencari mangga muda untuk Jaemin. To the point saja buah itu saat ini memang sangat sulit untuk ditemukan belum lagi sedang bukan musim mangga.

Sudah derita suami untuk memenuhi kebutuhan istri apa lagi sedang dimasa hamil muda, dari pada senang lebih banyak susahnya jujur saja tapi karena itu Jaemin, Jeno akan melakukan apapun bahkan menyelam dalam lautan api sekalipun, tidak dong nanti Jeno minta negosiasi sama Jaemin.

Ia berdehem kecil saat sudah memasuki ruangan sang kakak; wakil Direktur, lalu Jeno? Ia masihlah karyawan biasa. Singkat saja jika ada yang susah kenapa harus yang mudah. Tidaklah, kata Jaehyun tidak ada yang instan didunia ini, Jeno harus berusaha dari bawah tanggung jawab Jeno tidak kecil, dengan kata lain belajar.

"Jadi, ayo jelaskan padaku maksud dari slogan 'anti menanam saham sebelum pemberkatan' yang kau maksud," laki-laki dengan senyum mata seperti bulan sabit itu menaikkan sebelah alisnya dengan senyum simpul.

Mata Mark sedikit melotot namun tertutup apik oleh raut wajahnya yang datar. Pergerakan jemari pada keyboard laptop tak terhenti, sudah ia duga jika sang adik akan mendengar suaranya bersama dengan Haechan.

"Bila aku mengatakan jika aku tak tergoda dengan Haechan apa kau percaya?"

Bukan sepenuhnya salahnya, semalam Haechan mengatakan jika ia melihat tikus dalam kamarnya dan langsung berlari ke kamar Mark. Mendengar asalan yang tak masuk akal itu Mark hanya diam tidak mungkin ada tikus dirumahnya, ibunya tak jorok.

Hingga Mark menyadari satu hal jika Haechan hanya membual demi tidur bersamanya. Tak masalah, si lelaki kurus itupun tak mempermasalahkan hal tersebut lagipula Mark menyukainya.

Jeno menaikkan bahunya acuh, ia melihat Jaemin saja bawaannya langsung lari kekamar mandi. "Haechan cukup menarik, tak ada alasan untuk menolak."

Karena Jeno pernah ada diposisi itu, percayalah bahwa lelaki manapun jika disuguhi pemandangan yang menggiurkan tidak akan dilewatkan. Intinya keduanya tak munafik itu saja.

"Haechan seksi, tapi Jaemin lebih seksi."

"Syukurlah, matamu sehat." Ucap Mark asal.

Pandangan Jeno menerawang bebas, "aku membayangkan betapa lucunya Jaemin dengan perut besar mendesah dibawah ku."

"Stres!"

Adiknya memang gila!

Mark tak lagi menggubris Jeno, jika sudah dihadapkan dengan pekerjaan maka laki-laki yang lebih tinggi itu akan fokus pada apa yang sedang ia kerjakan.

Dengan usil Jeno menyikut lengan kakaknya yang belum mempunyai anak saja sudah menjadi workholic, Jeno sudah menikah tapi tak semaniak kakaknya. Prinsipnya waktu untuk keluarga harus nomor satu.

"Pakai pengamanan tidak?" Tanya Jeno dengan senyum menggoda.

"Apa?"

"Pakai kondom tidak?"

"Aku tak ceroboh seperti mu!"

Jeno mendengus, ia tak ceroboh sungguh Jeno juga memakai pengaman, "aku pakai tapi pecah!"

Mata Mark sedikit melotot menatap Jeno dengan pandangan terheran-heran, "pakai yang sesuai dengan ukuranmu."

"Rasanya menyesakkan, aku tak terlalu suka."

Jujur saja, Mark juga tak menyukainya memang ia harus apa, demi kelanjutan masa depan Haechan, kuliah Haechan sebentar lagi.

Jeno berpikir sebentar sembari ruas-ruas jarinya mengetuk-ngetuk meja milik sang kakak. "Aku hanya memakainya sekali, seterusnya kata Jaemin tak usah pakai lagipun katanya mana mungkin dia hamil."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be With You (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang