Mencintainya tak berarti aku harus memilikinya.. berada disisinya untuk menjaganya sudah cukup bagiku...
meski dia hanya memandangku tak lebih dari kata TEMAN.-Tay Tawan.
- OFFGUNTAY -
Author POV. Ketika persahabatan dihadapkan dengan salah satu bumerang paling berbahaya, yaitu CINTA. Apakah yang harus dipilih? Perasaan atau Persahabatan? Atau bahkan tidak keduanya? Bisakah dua orang sahabat yang terkena bumerang itu kembali seperti awal dan bersahabat sepeti layaknya seorang sahabat saja.
"Karena kita tak bisa memilih siapa yang akan kita cintai. Cinta punya kompasnya sendiri dan kita hanya bisa mengikutinya. Namun, jika kompas itu tidak sesuai dengan tujuan awal kita, maka kompas itu sudah tidak ada gunanya dan harus digantikan atau dibuang."
Gun POV.
Kali ini aku akan menceritakan tentang apa yang terjadi di hari ulang tahunku waktu itu.
Aku dan Tay sudah berteman sejak kami masih sangat kecil, karena itu sudah semacam tradisi bahwa Tay akan mengajakku berbelanja seharian. Waktu kami masih kecil, Tay mengajakku berbelanja di toko buku dekat seberang jalan rumahku. Tay mendapatkan uang itu dengan menabung dua bulan sebelum ulang tahunku, begitupun sampai saat ini dan aku selalu merasa beruntung memlikinya sebagai sahabatku.
Pada hari ulang tahunku kemarin itu, seperti biasa aku dan Tay akan berbelanja seharian, maksudnya Tay yang membelanjakanku..huhu.
Pada satu titik aku merasa sangat bersalah pada Tay, aku tidak bisa membalas cintanya dan berpura-pura tidak tahu tentang perasaannya. Namun, aku tak bisa mengatakan itu karena aku takut kehilangan sahabat terbaikku.
Hari itu dia mengajakku berbelanja tas brand favoritku. Aku tanpa sadar memegang tangan Tay dan menuntunnya untuk sampai ke toko langgananku. Aku sendiri sangat terkejut dengan apa yang aku lakukan sekarang, aku sudah terbiasa bersikap manja pada Tay tapi kali ini berbeda, aku sudah tau perasaannya yang memandangku lebih dari sahabat biasa. Raut wajahku yang kaget, kucoba netralkan agar Tay tidak curiga.
Saat aku memegang tangannya tadi, kulihat wajah Tay langsung berubah merah dan deru nafasnya mulai melambat bahkan hampir tidak bernafas. Aku sangat terkejut, aku takut dia marah padaku karena lancang dan menyakiti hatinya. Namun sejurus kemudian Tay mengalihkan perhatianku pada penjual es krim favoritku, dan saat itulah aku sadar bahwa Tay tidak sedang marah padaku, karena dia menawariku es krim kesukaanku (fufufu..logika yang sangat tidak masuk akal Gun😅).
Aku mendapatkan dua es krim dan dua balon lucu dari event pak tukang es. Senang bukan main aku, Tay mengambil fotoku dan dua balon lucu itu. Hari ini sangat menyenangkan menurutku, sama seperti hari ulang tahunku di tahun-tahun sebelumnya. Namun, semakin aku bersenang-senang, semakin dalam dilemaku antara mengatakan pada Tay bahwa aku mengetahui perasaannya dan menyuruhnya berhenti atau memendam apa yang aku ketahui dan tetap berakting seperti biasa?. Entahlah aku bingung, saat ini aku akan memikirkan bagaimana jalan tengah terbaiknya.
Author POV. Hingar bingar klub, lampu yang berwarna-warni menusuk mata, dan alunan musik yang memekakakan telinga namun candu untuk didengar.
Di antara lautan manusia yang sedang asik berjoget ria, disitulah Gun berjoget dan bersenang-senang melepaskan stressnya. Saat itu seseorang dari masa lalunya muncul dan membuka jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapinya saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.