Walk 08.

312 50 0
                                    

Loeybee Present

Walk On Memorist

EXO's Fanfiction
Copyright ©May, 2021 by Loeybee64.

Warn!
Don't copast!
Jangan sungkan untuk memberi vote karena tidak berbayar alias gratis bin free, apalagi dipotong pajak.
Happy reading.

_________________________

Walk 08

|


"Kau menjijikkan."

Jika bisa, Kyungsoo ingin sekali melenyapkan suara yang bergema dalam kepalanya, seiring erat kepalan di kiri kanan yang bertambah. Ia sudah terlalu muak, bahkan sampai terasa sangat menyebalkan. Namun, semakin besar kebencian terpupuk, begitu pula dengan suara-suara yang kian enggan meninggalkannya. Alhasil, alih-alih pandangan sendu, sorot yang lebih menyedihkan menjadi satu-satunya ekspresi diberikan pada satu potret dalam pigura kecil yang melekat di batu nisan.

"Jujur saja, aku sengaja terlambat mengunjungimu. Jadi, aku tidak akan minta maaf."

Hening tentu saja menjadi balasan kata-kata datar Kyungsoo yang sendirian di tempat suram tersebut. Namun, siapapun yang mendengar pasti tahu kentara emosi berbeda di baliknya.

Menjijikkan.

"Benar. Aku memang putramu yang menjijikkan, Appa. Tapi apa kau sebenci itu padaku? Bahkan sampai sekarang pun kau masih saja mengumpatku dengan kata yang sama."

"Enyah dari hadapanku."

"Appa ...."

Bergetar, Kyungsoo menyadari itu. Tak hanya suara, kepalannya pun turut berlaku sama. Atensinya mengabur, meski masih menatap sosok yang tengah tersenyum tampak begitu hangat di pigura.

"Aku ... pun membenci diriku sendiri."

Pandangan Kyungsoo menurun, menatap sepatu pantofel hitam yang dikenakannya walau terlihat berkabut. Napasnya terasa berat. Lagi-lagi kata yang ingin ia ucapkan, tak juga terlepas kali ini. Semakin menumpuk beban yang sejak awal menyakitkan, bertambah sulit. Lalu, tanpa salam maupun pamit, Kyungsoo segera memutar badan dan beranjak pergi dengan langkah lebar.

Inilah alasannya kenapa Kyungsoo menghindari hari peringatan yang sangat ia benci, termasuk pergi bersama Minseok hyung serta sang keluarga kecil. Karena itulah Kyungsoo baru mengunjungi peristirahatan terakhir sang ayah dua hari setelah hari peringatan.

Walk On Memorist

"Selamat siang, Sajangnim."

Kyungsoo hanya berdeham pelan membalas sapa serta bungkuk hormat Mark di seberang meja kerjanya. Netra bulat yang terlindungi kacamata frameless, tampak fokus pada lembaran kertas di tangan.

"Lima belas menit lagi pertemuan sekaligus makan siang bersama dengan klien, Sajangnim."

"Hm. Baiklah," masih bergeming Kyungsoo menyahut penuturan Mark yang mengingatkan jadwalnya.

Mark yang menyadari atmosfer tak menyenangkan di sekitar sang atasan, merendah kepala sopan, pamit meninggalkan ruang kerja Kyungsoo. Sesampai di mejanya sendiri, ia meraih ponsel dan menghela kecil sambil merosotkan badan di kursi kerja usai menekan tombil 'kirim'. Memiliki tugas ganda benar-benar melelahkan menurutnya.

Selang beberapa menit, pintu kaca buram milik ruang kerja Kyungsoo terbuka bersamaan dengan tubuhnya yang sontak menegak. Menampakkan sang atasan yang telah rapi sambil memangku mantel di lengan kiri.

Walk On MemoristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang