Walk 04.

362 55 12
                                    

Loeybee Present

Walk On Memorist

EXO's Fanfiction
Copyright ©May, 2021 by Loeybee64.

Warn!
Don't copast!
Jangan sungkan untuk memberi vote karena tidak berbayar alias gratis bin free, apalagi dipotong pajak.
Happy reading.

_________________________

Walk 04

|

Kyungsoo melirik paperbag yang terletak rapi di atas sofa navy di ruang kerjanya. Butuh beberapa waktu untuk pria itu berpikir, sebelum akhirnya beranjak bangun dari kursi. Meraih mantel cokelat yang tergantung di standing hanger, menatap paperbag tersebut sekali lagi kemudian meraihnya dan berlalu pergi.

"Materi untuk meeting nanti sudah selesai?" tanya Kyungsoo saat Mark berdiri dari kursinya, bergegas mengejar langkah sang atasan.

"Sudah saya siapkan, Sajangnim."

Kyungsoo hanya mengangguk sekali, melanjutkan perjalanan menuju lobi perusahaan yang ia pimpin. Menenteng paperbag dan mantel tersampir di lengan kiri, pria mungil tersebut berlalu acuh ketika para karyawan menyapa dan menunduk hormat. Bukan hal aneh bagi karyawan yang bekerja di sana, mereka telah terbiasa dengan sikap sang atasan yang kadang kerap menguji mulut-mulut staf untuk membicarakan tentangnya.

Hanya saja, terkadang ada pula beberapa karyawan yang setengah mati penasaran, bagaimana rupa atasannya jika ia sedikit bersikap 'manusiawi', tersenyum misalnya.

"Sajangnim," panggil Mark menghentikan Kyungsoo yang sedang membuka pintu mobil. Meletakkan paperbag ke kursi penumpang di belakang lalu memandang tanya pada sekretarisnya.

"Minseok sunbaenim meminta saya untuk menemani Sajangnim makan siang sebelum berangkat meeting."

Alih-alih menjawab, Kyungsoo hanya memandang Mark tanpa ekspresi maupun suara. Namun, yakinlah Mark sedang menguatkan diri sambil menghindari pandangan sang atasan dengan beralih menatap sepatunya.

Ia tentu gelisah. Tiga tahun menjadi sekretaris seorang Do Kyungsoo, Mark tahu betul atasannya itu kesal, meski mungkin orang lain melihatnya hanya sedatar papan.

"Ma-maaf, Sajangnim."

Mark menundukkan kepala sekali lagi. Ia sudah setengah mati berusaha menahan diri agar bisa melaksanakan perintah Minseok, tetapi tetap saja, aura sang atasan yang terasa pekat membuat persendiannya melemas. Kyungsoo yang menutup diri, mereka yang hampir sesak setiap kali berurusan dengan pria tersebut.

Meski Kyungsoo tetap memperhatikan karyawan yang bekerja dengannya, tak membuat mereka serta-merta bisa tak bersikap canggung jika sudah berhadapan. Bukannya pria tersebut keras atau kasar, tetapi Kyungsoo yang tak memberi kesempatan sama sekali untuk mendekatkan diri, menjadikannya pria paling dihindari walaupun atasannya itu bisa dibilang terlalu manis untuk seukuran pria dewasa.

Kyungsoo menutup pintu penumpang belakang. Melempar kunci mobil pada Mark saat pemuda tersebut mengangkat kepala, beruntung sang sekretaris memiliki refleks yang cukup bagus. Kemudian seperti biasa–irit bicara, berlalu menuju kursi penumpang di sebelah kemudi.

Mark bergegas masuk ke mobil setelah sebelumnya menghela napas pelan, lega. Melirik sekilas pada atasannya yang sedang membuka ponsel, lalu memulai perjalanan panjang penuh keheningan.

Walk On MemoristTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang