Chapter 3

11 6 3
                                    


Satu tahun yang lalu......

Seorang gadis berlari ke sebuah taman yang tak jauh dari tempatnya memakirkan mobilnya, ia berlari sambil tersenyum dan, gaun putihnya yang selutut ditambah dengan wajahnya yang cantik dengan sedikit riasan dan rambutnya yang hitam panjang yang dibiarkan tergerai sekilas seperti seorang malaikat yang berlari dengan senang karena mendapatkan kembali sayapnya. Rachel menebak dalam hati malam itu pacarnya, Seiden, ingin melamarnya, Seiden pernah berjanji beberapa bulan yang lalu akan melamar Rachel dan bertunangan dengannya sampai mereka menghabiskan masa pendidikan mereka, dan taman adalah tempat favorit Rachel dan juga tempat pertama ia dan Seiden bertemu jadi sudah dipastikan Seiden akan melamar Rachel malam itu. Ketika Seiden menelponnya untuk bertemu malam ini membuat Rachel sangat senang, ketika sampai di taman Rachel tidak menemukan hiasan apapun atau lampu warna-warni yang diharapkannya, bahkan disana pun tak ada seorang pun hanya dirinya seorang yang berada di taman itu, Rachel keheranan.

"Eiden?...... Sei?..... Kamu dimana?" panggil Rachel berulang kali namun jawaban yang ditunggunya tak kunjung terdengar

"Sei kamu dimana?" Rachel kembali memanggil nama sang pujaan hati dalam keheningan malam di tengah taman

Tiba-tiba seorang cowok muncul, ketika melihat Rachel wajah cowok itu sangat terkejut

"Rachel? Kok kamu bisa ada disini?" Kata cowok itu

"Seiden" Rachel langsung menegenali suara cowok itu, itu adalah Seiden Anggara pacarnya Rachel

"kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Seiden sekali lagi dengan memasang raut wajah kesal namun karena lampu taman yang tak terlalu terang membuat Rachel tak menyadarinya

"bukannya tadi kamu nelpon aku, suruh kesini?" kata Rachel keheranan

"haaah?" Seiden kebingungan dan segra mengambil ponselnya dan melihat riwayat panggilan, matanya tiba-tiba melotot ketika melihat nama Rachel yang tertera di daftar riwayat telepon tadi siang, namun ia langsung menyesuaikan diri dan kembali menaruh ponselnya didalam saku celananya dan menatap lurus ke arah Rachel. Rachel yang melihat tatapan Seiden langsung merasa sesuatu yang aneh, ia melihat malam itu Seiden benar-benar berbeda tak lagi melihat Rachel dengan senyumannya namun kali ini raut wajahnya sulit dijelaskan, Rachel memberanikan diri untuk bertanya
"Ada ap-" perkataan Rachel langsung terpotong

"gue minta maaf Ra, gue mau kita putus, sebenarnya hari ini, malam ini gue mau ngelamar Rana" ucap Seiden dengan wajah serius yang menatap lurus ke arah Rachel

"lo jangan bercanda deh, bukannya lo udah janji sama gue kita nggak pernah berpisah, lo sayang sama gue kan kan, trus hubungan kita selama ini itu apa" ujar Rachel sambil berusaha tersenyum untuk menahan air matanya yang hampir lolos

"gue emang sayang sama lo Ra, tapi selama ini gue masih ragu kalau gue sayang sama lo, kenapa gue nggak bisa relain apa-apa buat lo, kenapa gue masih lebih pilih main game sama temen gue dari pada kencan sama lo, kalo gue sayang sama lo kenapa gue nggak suka kalo kita kencannya lama, tapi setelah gue ketemu sama Rana gue bisa ngerelain semuanya buat dia, gue lebih pentingkan dia dari siapapun, bahkan gue nggak bisa kalau dia jauh dari gue. Dari situ gue sadar Ra, sebenarnya selama ini gue hanya nganggap lo sebagai sahabat masa kecil, dan gue yang salah karena udah anggap perasaan itu spesial dan janji kita nggak akan berpisah itu lo jangan anggap serius Ra, lo tau kan gue bilangnya pas kita umur 6 tahun jadi nggak ada kepastian, sekali lagi gue minta maaf ya Ra, maaf karena selama ini gue salah mengartikan perasaan yang ada dalam hati gue" Seiden menjelaskan semuanya tanpa gurat penyesalan dari wajahnya, wajahnya hanya datar tanpa ekspresi seperti seorang yang tak punya perasaan lagi. Rachel mendengar semuanya dengan air mata yang terus saja mengguyur pipinya, serasa setiap kata yang diucapkan Seiden seperti pisau yang terus menusuk hati Rachel sehingga ia tidak bisa menghentikan air matanya.

Ra KaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang