Chapter 5

7 3 0
                                    

"Nah itu anak saya sudah datang" Ujar Pak Herman sambil menunjuka kearah Kanaya yang baru saja memasuki kafe

"Wah anak bapak sangat cantik, seperti mendiang ibunya" balas seorang laki-laki yang sebaya dengan ayahnya Kanaya

"Selamat siang Om" Sapa Kanaya dengan ramah

"Kanaya, Kan?" Ujar pria itu

"Iya Om" Kanaya membalasnya dengan tersenyum

"Ayah kamu setiap hari ceritanya tentang kamu teruss, buat om penasaran" Kata pria itu sambil terkekeh, mendengar hal itu Kanaya tampak malu-malu dan berpaling ke ayahnya dan ayahnya langsung mengelus-elus kepala Kanaya dengan lembut sambil tersenyum

"Oh, Kanaya saya Hersa teman bisnis ayah kamu" ujar pria itu memperkenalkan dirinya sambil menjulurkan tangannya ke arah Kanaya, dengan cepat Kanaya langsung membalas uluran tangan itu. Setelah itu mereka terlihat berbincang bincang dengan santai tapi yang membuat Kanaya penasaran Pak Hersa selalu melirik jam tangannya

"Herman sepertinya anak saya sedang sibuk" ujar Pak Hersa "Jadi biar kita beritahu Kanaya dulu" lanjut Pak Hersa yang membuat Kanaya bingung, sedangkan ayahnya Kanaya hanya menganggukan kepalanya tanda setuju yang membuat Kanaya semakin bingung

"Kanaya" Panggil ayahnya

Kanaya langsung berbalik dengan cepat

"maksud papa ngundang kamu kesini itu Papa mau ngenalin Om Hersa sama anaknya ke kamu, tapi anaknya mungkin sibuk jadi nggak bisa datang" Ujar Ayahnya, tampak ayahnya menghela napas dan melanjutkan "Sebenarnya Papa sama om Hersa mau jodohin kamu sama anaknya Om Hersa"

Kanaya hampir saja memuncratkan minuman yang sedang diteguknya, bagaimana tidak ia saja baru bertemu dengan Om Hersa apalagi anaknya yang bahkan ia saja tidak tau namanya.

"Bagaimana apa kamu setuju?" Tanya Ayahnya

"Nanti aku coba pikir-pikir dulu" Jawab Kanaya dengan senyum yang dipaksakan

Kedua orang tua itu langsung tertawa senang mendengar jawaban Kanaya, mereka lalu saling bercerita tentang bisnis mereka yang tak dipahami oleh Kanaya


                                                                                                 .......


Rafa sedang duduk di sebuah restoran dengan wajah yang sangat marah, kembali lagi ia melirik handphonenya lalu melihat beberapa panggilan tak terjawab itu membuat wajahnya semakin geram. Tak lama kemudian muncul seorang gadis cantik yang langsung duduk di sampingnya

"Sayang, hari ini jadi kan?" Tanya perempuan itu sambil mencoba meraih tangan Rafa yang diatas meja untuk digenggamnya, namun Rafa menarik tangannya dengan cepat membuat raut wajah perempuan itu langsung berubah kesal

"Ayo berangkat" Ajak Rafa dengan nada dingin, mendengar ajakan itu Perempuan itu langsung kegirangan dan langsung mengikuti Rafa yang sudah keluar restoran itu, dengan sedikit berlari perempuan itu mengejar Rafa dan langsung menggandeng tangan Rafa, Rafa hanya diam tanpa meresponnya

"Inget jaga sikap lo disana" Ujar Rafa

"Iya" Jawab perempuan itu sambil mempererat pelukannya di tangan Rafa, mereka lalu menaiki sebuah mobil dan berjalan.

Setelah tiba di sebuah kafe Rafa langsung turun dengan cepat dan membukakan pintu untuk perempuan tadi, melihat perlakuan Rafa perempuan itu hanya tersenyum lebar, lalu mereka saling bergandengan tangan dan berjalan bersama-sama memasuki kafe itu

"Kamu ini kemana aja, Papa dari tadi telpon kok nggak diangkat" ujar seorang pria kepada Rafa

"Aku lagi sibuk Pah" Balas Rafa dengan kesal

"Dia siapa" Tanya Ayahnya Rafa sambil melihat perempuan disamping Rafa

"Dia pacar aku, Luna" Jawab Rafa dengan santai, walaupun ia sudah tau akibatnya

"Apaa... Kamu lupa kenapa Papa nyuruh kamu kesini?" Kata Ayahnya yang mulai bernada tinggi

"Inget kok" Ujar Rafa "Tapi aku udah ada pacar, jadi jodohin aja sama Rehan" Lanjut Rafa

Tanpa diduga ayahnya menampar pipinya, Rafa langsung terkejut, kesabarannya sudah habis

"Papa mau jodohin aku sama cewek yang aku nggak kenal, mana mungkin aku mau" Kata Rafa dengan Emosi yang tinggi

"Ini semua itu permintaan mama kamu?" Balas ayahnya

"Papa jangan bohong" Ujar Rafa "Aku nggak mau sama perjodohan ini, pokoknya aku nggak mau" Kata Rafa sambil berjalan keluar diikuti oleh Luna

                                                                                        ........


"Pa aku pergi sebentar mau ambil telpon" Kata Kanaya sambil mengambil hanphonenya yang bergetar "Om aku permisi sebentar ya" Kata Kanaya sambil beranjak dari tempatnya

"Halo Ra maaf gue nggak bisa ngikut kumpul soalnya ini gue lagi sama bokap"

'................'

"Besok aja baru gue ceritain"

'.............'

"Lea udah ada?"

'......'

"salam Lea ya, sorry gue nggak bisa ikut"

'...........'

"bye, see you tommorow"

'...........'

Setelah panggilannya berakhir Kanaya hendak masuk kembali ke Kafe tapi ternyata ada keributan besar, Kanaya hanya melihat punggung seorang cowok yang terlihat sedang marah kepada Om Hersa, Kanaya takut hingga ia kembali bersembunyi dan ketika sudah merasa tenang Kanaya melihat cowok yang tadi sudah memasuki sebuah mobil diikuti seorang perempuan. Ketika Kanaya masuk ia melihat Om Hersa terlihat sangat marah, lalu ia langsung pergi ke tempat duduknya dan bertanya-tanya sebenarnya siapa cowok tadi???




'maaf cerita nggak terlalu panjang soalnya lagi sekolah trus tugasnya banyak jadi aku sibuk banget, jangan lupa buat vote and follow ya'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ra KaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang