Karma Dari Masa Depan

6 0 0
                                    

Seorang lajang menundukkan kepala
Memandang lesu dunia di depannya
Dari ujung sana ke ujung mata
Tak terlihat sekalipun seorang wanita
Dari gadis bahkan sampai nenek tua renta
Tak satupun ia jumpa

Padahal...

Sudah lama sekali ia mencari
Sosok wanita yang akan jadi pujaan hati
Mencari ke sana mencari ke sini
Hanya kegagalan yang ia temui setiap hari

Malang melintang
Hatinya remuk tercecer sembarang
Harinya sepi tanpa "sayang"
Akankah ia akan mati sebagai lajang?

Ia sudah di ujung harapan
Ia mau sudahi kehidupan
Rasanya ia pantas mati lajang
Atas bayaran main wanita seperti main layang layang

Ia menangis sedu
Apakah ini balasan atas perbuatannya dahulu?
Tangisnya makin haru
Ia harap ada harapan baru

Apakah kau dengar aku?
Terdengar remah suara
Siapa? Katanya
Aku, hatimu

Ada perlu apa kau hati?
Kurasa dari dulu kau tak pernah kumiliki

Aku ada tapi  tak dihargai
Kau terlalu sibuk bermain dengan banyak hati
Sedangkan aku, kau diamkan sampai hari ini

Seorang laki jahannam bangun pagi
Keringat dingin terkumpul di dahi
Terdengar notifikasi
Ia raih handphone disana ada banyak sekali chat yang sengaja tak ia tanggapi
Dari Riyani sampai Melati
Ia adalah si lajang dalam mimpi
Akankah mulai pagi ini, dia akan hidup dengan hati?
Dan menyudahi apa yang harus disudahi

Sampang, 310721

PUISI PUISI KACANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang