Rutinitas di Sekolah 5 (End)

1.3K 132 9
                                    



Shani POV

Sembari menunggu Gracia, aku pun memilih untuk menyalakan musik di radio mobil ku dan membuka salah satu aplikasi chat

Bibir ku tersenyum ketika mendapatkan notifikasi dari seseorang yang sudah menjadi pacar ku sejak dua tahun lalu.

Ketika sedang asyik membalas pesan dari kekasih ku, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara pintu mobil.

"Ci, aku tadi gak maksud buat bolos, tadi itu aku-" belum sempat Gracia menjelaskan pada ku, aku sudah memotong terlebih dahulu.

"Gausah dibahas sekarang" balasku sambil mulai menjalankan mobil.

Shani POV end.

Selama perjalanan, hanya ada keheningan. Gracia tak menyukainya.

Mobil yang dikendarai Shani sudah sampai di tempat makanan cepat saji berlogo M. Namun tak ada satu pun dari mereka yang turun ataupun memulai pembicaraan. Sampai akhirnya Gracia pun sudah tidak tahan dengan keheningan di dalam mobil ini.

"Ci, maaf" ucap Gracia sambil menundukkan kepala nya. Ia masih takut untuk menatap Shani.

"Untuk?" Balas Shani sambil bersedekap dada.

"Ya karna aku bolos ihh kok cici pura-pura pake nanya segala. Kan cici udah tau"

"Kalo aku gak mau maafin gimana?"

"Ya pokoknya harus mau"

"Gak mau"

"Ih ci shaniiiii, harus mau maafin akuuuu"

"Gak"

"Ci caniii"

Shani diam.

Shani menahan kegemasan terhadap sahabatnya.

"Ci caniii maafin gege yahh, pweaseee"

Oke, tembok Shani runtuh.

"Huftt iya deh, sini peluk"

Mereka pun saling berpelukan, menyalurkan rasa kasih dan sayang nya masing-masing. Sampai akhirnya 

"Krrkkkk" bunyi perut Gracia.

Shani melepaskan pelukannya dan tersenyum.

"Yuk turun, kita makan dulu" ajak Shani.

"Hehehe let's goooo"

Akhirnya mereka pun makan bersama. 

Setelah selesai makan, mereka melanjutkan perjalanan pulang. Selama perjalanan pun tak ada lagi keheningan seperti sebelumnya. Mereka banyak mengobrol, seperti salah satu nya...

"Ciii, lucu banget tau tadi aku diledekin Sisca dan lain-lain gara-gara aku ketahuan kamu. Lagian ya si Zee cepu banget sih ih gak seru, pake ngadu segala ke kamu"

"Ya bagus dong, berarti mereka peduli, apalagi Zee yang ngaduin ke aku. Berarti dia gak mau kamu bolos. Dia gak mau kamu jadi pemalas"

"Ih peduli apa nya, pokoknya sebel sebel sebel sebel"

"Hahahaha apa sih ge, udah gapapa, lagipula kan emang bener gak boleh bolos. Kamu bandel banget"

"Hehehe, bandel gini kamu sayang kan ci sama aku?"

"Hmmmm sayang gak ya?" Shani menjahili Gracia.

"Kok gitu sih? >:("

"Hahaha becandaaa, ya sayang dongggg sama adikku sahabatku yang satu ini hahaha"

"Yang satu ini? Berarti kesayangan kamu banyak dongggg!"

"Ih gak gitu astaga Shania Graciaaa"

"Hihi iya cici cani aku bercandaaaa"
"Eh iya ci, nanti malem nonton film yuk di kamar aku. Kita udah lama banget gak nonton bareng"

"Geee, nanti malem mas pacar ngajak aku jalan. Gimana dong"

"Ih pokoknya harus wajib kudu batalin. Kamu harus quality time sama aku pokoknya, titik."

"Yah ge, aku ga enak ngomongnya, masa udah aku setujuin buat jalan, tapi tiba-tiba aku batalin lagi. Kita juga udah lama gak jalan bareng tau ge"

"No no no no ci, mana sini telfon mas kokoh pacar kamu, biar aku yang ngomong"

"Hufftt oke"

Akhirnya Shani dan Gracia sampai di depan rumah mereka, tetapi tak ada satu pun yang turun, karena Shani sedang mencoba untuk menelfon sang pacar. Tak lama kemudian ponsel pun terhubung.

"Halo"

"Iya sayang? Ada apa?"

"Ini Gracia mau ngomong sama kamu"

"Halo mas kokoh pacar ci Shani"

"Hai Gracia, kamu apa kabar? Ada apa? Tumben, mau ngomong apa?"

"Hehe aku baik, emang mas kokoh pacar ci Shani mau jalan sama ci Shani ya nanti malem?"

"Iya, aku mau dinner sama Shani. Kenapa? Kamu mau ikut?"

"No no no no, Gege nanti malem mau ajak ci Shani nonton film di rumah nya Gege"

"Oh ya, bagus dong. Terus kenapa harus ngomong sama aku?"

"Hehe aku mau ngajak ci Shani nya dari sekarang terus sekalian nginep deh di rumah Gege"

Hening. Tak ada jawaban.

"Mas kokoh pacar ci Shaniii? Boleh kannnn? Pweaseee"

"Huft iya yasudah"

"Yasudah apa? Boleh atau nggak?"

"Iya iya boleh, hari-hari mau jalan diganggu mulu sama bocil"

"Ih enak aja, aku bukan bocil tauuuu"

"Yayayaya terserah"

"Mas kokoh pacar ci Shani gak marah kan sama Gege?"

"Enggaaa, yaudah kalian have fun yaa. Tolong jagain pacar kesayangan aku itu yaa Gre"

"Siappp 86 bossku"

"Hahahah yaudah, bye Gree"

"Byeee"

Gracia pun mengembalikan ponsel Shani dan memeluk Shani.

"Hihi yeyyyy quality time sama cici shaneeeeeeeeeeeeee."









Ya begitulah kisah Shani dan Gracia.

Semarah apapun Shani, selalu ada maaf untuk Gracia.

Sebandel apapun Gracia, selalu ada Shani yang memarahi dan menasehati.

Sesayang apapun pacar Shani terhadap Shani, selalu terselip Gracia dalam hubungan mereka.




Hanya Gracia,




Gracia.







Dan tentu,






Shania Gracia.














End.
















Yeyyy! Short story Rutinitas di Sekolah udah selesai! Sebenernya agak kurang cocok sih judul sama cerita nya. Tapi gak papa.

Pesan yang mau aku sampaikan di cerita ini adalah dimana hubungan antara sahabat yang mampu menerima satu sama lain, selalu ada, dan selalu menyayangi satu sama lain sampai kapanpun.

Thank you.

-diarygreshan
©2022

Shania GraciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang