09. Thank You

17 4 15
                                    

Persetanan dengan gengsi nya untuk tidak menangis sekarang. Hyo Ji sudah tidak peduli. Bahkan Hyo Ji rasanya ingin berteriak sekencang mungkin dihadapan Yoongi. Iya Yoongi. Lelaki dingin itu menyusul dirinya.

Jadi selama ini dirinya dibohongi? Begitukah? Inikah rahasia yang disimpan selama belasan tahun untuknya? Sial, ini menyakitkan ternyata.

Hyo Ji mengusap air mata nya kasar. Hyo Ji meraup oksigen sebanyak yang ia bisa. Yoongi yang mendengar nya sedikit bersuara untuk memberikan solusi.
"Jika masih ingin menangis, menangislah. Jangan ditahan." ucap Yoongi yang membelakangi Hyo Ji.

Yoongi yang menunggu lama tak mendengar suara apapun rasanya gemas sekali. Yoongi berfikir mengapa gadis pemarah ini sungguh keras kepala akhirnya tanpa aba-aba dirinya berbalik sembari menarik kepala Hyo Ji agar bersandar di bahunya.
"Menangislah tak akan ada yang melihat mu." ucapnya tanpa menatap Hyo Ji. Yoongi terus memfokuskan pandangannya lurus kedepan. Dan benar saja Hyo Ji menangis saat itu juga tanpa mengeluarkan suara. Yoongi tau saat merasakan bahu kanannya terasa basah karna airmata.

Yoongi pernah mendengar bahwa orang menangis tanpa bersuara itu lebih menyakitkan dibandingkan orang yang bersuara. Begitu sakitkah gadis ini? pikir Yoongi.

Berselang 15 menit lamanya posisi mereka tetap sama tak ada pergerakan apapun, sampai dimana Hyo Ji mengangkat kepalanya dari bahu Yoongi lalu berkata
"Terima kasih atas bahunya,tapi jika kau bertemu dengan ku lagi kumohon lupakan jika aku pernah menangis di hadapan mu." tutur Hyo Ji serak tanpa melihat Yoongi sedikit pun. Dirinya hanya menundukkan kepalanya tak ingin memperlihatkan wajah berantakan nya pada Yoongi. Lalu pergi dengan langkah yang tertatih. Sedangkan Yoongi, dirinya hanya mampu melihat gadis itu pergi dengan perasaan yang sulit ia jabarkan. Entah mengapa tapi sepertinya Yoongi juga ikut merasakan sakit yang dirasakan gadis itu.

Sungguh, semuanya di luar ekspektasi Hyo Ji. Dirinya tak menyangka harus bertemu dengan orang yang ia kasihi sekaligus orang yang ia benci disini. Dari sekian banyaknya tempat mengapa harus disini. Mungkin kurang lebih seperti itulah pikir Hyo Ji.

Hyo Ji hanya melangkah sesuai dengan keinginan hatinya,entah dimana dirinya berada yang jelas saat menatap langit di atas seperti ini rasanya sungguh sedikit lebih damai. Apalagi disertai dengan angin sepoi-sepoi yang menerbangkan pelan rambut Hyo Ji.

Hyo Ji menengadah dan

Test... Air mata itu terjatuh lagi, Hyo ji mengangkat tangan kanannya lalu diletakkan didada sembari meremasnya.

"Mengapa ini sakit sekali" ucapnya di dalam hati.

Bahkan Hyo Ji tak segan-segan mengepalkan tangan kirinya keras, yang berakibat menyakiti dirinya sendiri karna kuku panjang nya yang bergesekan di kulit tangan hingga menimbulkan bekas memerah yang cukup mencolok.

Saat Hyo Ji terus menikmati kesakitan itu sendirian. Ia bahkan tak menyadari bahwa seseorang telah melepaskan kepalan tangan nya lalu menggenggam nya. Hyo Ji membuka mata yang sempat terpejam beberapa saat. Lalu menolehkan kepalanya dan yang ia temukan Lelaki Kim ini yang sedang tersenyum hangat padanya. Dia Kim Taehyung.

"Jangan menangis, aku disini bersama mu."
ucapnya lembut. Hyo Ji hanya sebatas mendengarkan saja.

"Kau sudah bertemu dengan ibu mu yah." Tanya Taehyung yang hanya ditanggapi senyuman kecut oleh Hyo Ji. Ternyata Taehyung sudah lebih tau ternyata pikir Hyo Ji.

"Apa kau ingat janji ku saat kita masih kecil? bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua air mata yang kau keluarkan?"

Bohong jika Hyo Ji tidak kaget atas pernyataan Taehyung barusan. Karna Hyjo Ji tentu mengingat janji itu. Hanya saja ia pikir mereka berdua masih sangat muda di usia itu,jadi ia hanya mengira janji itu semacam bualan semata. Tak pernah Hyo Ji banyangkan jika Taehyung akan mengingat sampai segitu jauhnya.

Taehyung menggeser sedikit bahu Hyo Ji sehingga bisa berhadapan dengannya.

"Hey, lihat aku. Jangan menangis hm." ucap Taehyung lembut sembari menghapus air mata Hyo Ji yang sudah terlanjur mengalir itu.
"Nanti cantiknya hilang bagaimana." lanjutnya sembari menggembungkan pipinya dihadapan Hyo Ji hingga membuat Hyo Ji mau tak mau tersenyum disela tangisnya.

Hyo Ji begitu terkejut ketika Taehyung menarik nya kedalam pelukannya lalu membenamkan kepala Hyo Ji di dada Taehyung sembari berkata
"Mulai sekarang aku tak akan pernah membiarkan siapapun membuat mu menangis. karna sebelum itu terjadi aku akan lebih dulu menghajar nya." ucapnya sembari mengeratkan pelukannya.
Jika boleh jujur hati Hyo Ji menghangat mendengar itu. Setidaknya ia telah menemukan sandaran selain Linnea yaitu. Taehyung.

"Terima kasih Tae." Batin Hyo Ji.

Lima menit kemudian Taehyung berucap
"Sama-sama Hyo Ji."
Membuat Hyo Ji yang berada di pelukannya mendongkak tak percaya.

"Jangan membaca isi hatiku." kesal Hyo Ji. Sembari mengurai pelukannya.

Taehyung tersenyum kecil melihat tingkah laku Hyo Ji mengingat gadis itu baru saja menangis, dan saat ini dia sedang kesal itu menandakan bahwa mood gadis itu telah kembali normal.

"Kau benar-benar sangat jelek saat menangis." celetuk Taehyung tanpa dosa.

"Yak! kau benar-benar."
Baru saja Hyo Ji akan bersiap melayangkan pukulan pada Taehyung, tiba-tiba dikejutkan dengan suara benda terjatuh sehingga memecah eksistensi keduanya mengarah ke sumber suara tersebut.

"Hyung, sejak kapan berada disana?"

Tanya Taehyung yang dimana seluruh eksistensi tertuju pada Yoongi. Iya, yang menjatuhkan barang itu adalah Min Yoongi.

"Tidak, hanya lewat saja." ucap Yoongi.
Dan tentu saja dirinya berbohong karna ia sudah sejak tadi berada disana saat Taehyung dan Hyo Ji saling berpelukan.

Yoongi pergi begitu saja tanpa memungut barang tersebut. Itu adalah diary kecil Hyo Ji yang tertinggal di halaman belakang saat Hyo Ji sedang bersama Yoongi tadi.

Yoongi hendak mengembalikannya,hanya saja view yang ia lihat sangat susah ia jelaskan. Maka dari itu dirinya hanya diam mematung seperti itu hingga tanpa sadar menjatuhkan buku tersebut.

Yoongi pergi dari tempat tersebut sembari mengerutu dalam batinnya

"Mereka berdua menyebalkan."

Hyo Ji yang melihat sosok Yoongi berada tak jauh dari posisi nya merasa malu, entah rasanya Hyo Ji sedang tertangkap basah sedang selingkuh.
"Agghhh, mengapa kau berfikir seperti itu bodoh" maki Hyo Ji pada dirinya sendiri.

Entahlah sejak kapan tapi Hyo Ji rasanya ingin menjelaskan apa yang baru saja terjadi pada Yoongi terutama Taehyung yang memeluk nya. Tapi kenapa?
Otak dan hati Hyo Ji benar-benar sudah tidak
singkron.
Perasaan macam apa ini?
Apa eksistensi lelaki dingin itu sudah masuk mengacak-acak hati nya?

Entahlah Hyo Ji enggan memikirkan nya karna sekarang sakit kepala itu kembali datang.

Hiii, jangan lupa vote dan comment nya 😊💜




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang