Kagum

46 6 0
                                    

Kasus kali ini tentang seorang yang mengagumi seseorang, seperti apa rasa kagum itu dan apakah kagum menjadikan diri lebih mencintai atau membahayakan diri. Mari kita simak kasus kali ini.

Malam itu Erlo sedang membaca buku dan kemudian telepon berdering dan Erlo berbicara ditelepon dengan seorang yang sangat cerita.

ERLO : Malam, dengan Erlo disini


KANA : Aaaah, hey Erloooooooo

ERLO : Yaaa, kenapa teriak?

KANA : Suka aja, akhirnya bisa konsultasi

ERLO : Iya dengan siapa aku bicara?

KANA : Aku Kana

ERLO : Iya Kana, ada yang bisa aku bantu?

KANA : Duh bingung ingin ceritakan ini darimana

ERLO : Lagi bahagia sekali sepertinya

KANA : Iyaaaa bener, kami habis saling lempar senyum looooooh

ERLO : Walau tidak saling sapa?

KANA : Kenapa bisa tahu?

ERLO : Terkadang bahagia seseorang itu bisa dirasa lewat nada suaranya,aku melihat sudut pikiranku kalo kamu ini sedang mengagumi seseorang

KANA : Exactly, gilaaak bisa baca pikiranku

ERLO : Bukan, hanya cara pandang dan mungkin kebetulan. Teruskan?

KANA : Aku saat ini mengagumi seseorang beberapa bulan ini, aku kagum sekali sampai aku tahu hobinya, aktivitasnya, dan tahu kapan jam makannya dan tahu jalur mana saja dia akan lewat ketika berangkat bekerja

ERLO : Ini kagum tingkat atas menurutku bisa sedetail itu, menarik sekaliberarti orang yang kamu kagumi

KANA : Iya dia itu orang berbadan tegap, tinggi, putih, rambutnya keriting pendek gitu, seorang anak band juga walau dia ngeband hanya untuk hobinya, dia bekerja disuatu perusahaan

ERLO : Hampir sempurna ya menurut pemaparanmu

KANA : Sangat sempurna menurutku, tapi ntah kenapa semakin hari aku semakin kagum aja dengan dirinya, dan yang paling parah hari ini aku berpapasan dengannya kemudian dia senyum kepadaku, ini tak pernah terjadi sama sekali selama kami berpapasan. Dia selalu sibuk dengan gadgetnya atau terkadang dengan bukunya

ERLO : Sampai disini semakin menarik karena tidak ada masalah, kecuali kamu takut semakin dalam?

KANA : Nah bener sekali, aku takut dari kagum menjadi semakin dalam dan semakin kuat dan tahu-tahu aku mala sakit hati

ERLO : Aku paham sampai disini

KANA : Jadi, menurutmu aku salah?

ERLO : Aku tidak menyalahkanmu mengagumi dalam diam, tapi mencobalah naik satu langkah untuk mengenal lebih dalam

KANA : Mengenal dalam hal?

ERLO : Dalam hal kejelasan perasaanmu, apakah sekadar kagum atau lebih dari kagum, lalu menjadi suka, kemudian timbul sayang dan mendekati segala hal.

KANA : Maksudnya?

ERLO : Jadi begini, perasaan kagum diawal itu muncul ketika kamu hanya mengetahui kebaikan sosoknya saja seperti kulit luar, dan terkadang perasaan ini hanya sesaat karena ada kelebihan yang terlihat sempurna dimatamu. Tetapi kagum ini punya sisi yang seru

KANA : Seru bagaimana?

ERLO : Nah serunya itu ketika kamu semakin kagum, kamu akan semakin membuka lapis demi lapis hal yang menarik tentang dirinya dan secara tidak sadar, kamu suka padanya.

KANA : Sepertinya aku berada di fase ini

ERLO : Fase ini masih bagus secara sudut pandangku, karena kagum ini punya sisi yang tidak baik jika terlalu berlebihan.

KANA : Coba jelaskan?

ERLO : Jadi begini, berlebihan seperti diawal aku bilang karena kagum hanya akan sisi baiknya tapi ketika mengetahui sisi buruknya seperti kecewa berat dan sulit kamu terima, lalu jika ada orang lain yang tidak suka padanya kamu akan membenci orang tersebut, kamu memaksa orang lain untuk ikut suka padanya, dan kamu juga akan membelanya walau kamu tahu dia berbuat salah. Hal seperti ini lah yang namanya berlebihan dalam mengagumi, ingatkagum ada porsinya dan jika bisa sewajarnya dan seadanya.

KANA : Kok aku jadi takut jika ini semakin berlebihan ya Erlo, duh

ERLO : Jangan takut, mulai sekarang coba ambil sisi baiknya dan ketika kamu menemukan sisi buruknya kamu harus mengerti bahwa semua orang tidak hanya sempurna seperti dicerita-cerita novel, tapi ada sisi buruknya seperti kita pada umumnya

KANA : Oh begitu ya, jadi solusi yang bisa aku lakukan saat ini?

ERLO : Tanyakan pada hatimu, dia kamu inginkan seperti apa dikehidupanmu, ingin memiliki dan terus berhalusinasi atau tidak dimiliki dan berhenti sesuka hati yang harus disesuaikan dengan keadaanmu dan kenyataanmu. Kejar jika kamu ingin mendapatkan perhatiannya dan berhenti ketika kamu hanya cukup mengagumi tanpa harus memiliki.

KANA : Aku paham dengan keadaanku, cukup kagum saja sudah membuatku bahagia walau tak harus memiliki karena aku belum siap untuk mengarahkan perasaanku kesana.

ERLO : Nah dengan begini aku tahu kejelasan perasaanmu. Semangat, silahkan konsultasi kembali jika memang ada perubahan dari perasaanmu, semoga aku bisa membantu dengan sekiranya.

KANA : Sangat membantu sekali, terima kasih ya Erloo

ERLO : Iya sama-sama

KANA : Selamat malam

ERLO : Malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kasus Perkara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang