kisah cinta 1 hari

11 2 0
                                    

Satu Minggu berlalu, aku yang kian mantap dengan perasaanku pun mulai membuka suara tentang perasaanku, yahh aku mencoba menanyakanya. Apakah dia juga memiliki perasaan yang sama. Karna selama seminggu kita chating semakin merasa asik dan semakin terasa nyaman. Aku yang setiap bekerja selalu tidak sabar ingin waktu cepat berlalu, agar aku bisa membuka dan membalas chat darinya.
Seusai bekerja , aku istirahat dengan rekan-rekan kerjaku, membicarakan hal-hal atau kejadian yang telah kita lalui seharian. Lama keasyikan mengobrol aku lupa belum mandi, aku harus bergegas mandi dan stand by menunggu chat darinya. Aku mulai memberanikan diri mengungkapkan perasaanku saat itu. Dan apa yang ku rasakan pun benar dia juga menyimpan rasa padaku , akupun bertanya padanya apakah dia mau menjadi pacarku atau tidak. Akan tetapi dia masih ragu untuk dalam hal menjalin hubungan cinta kembali, yaa dia belum lama ini di kecewakan oleh pacarnya yang kini udah jadi mantannya. Dia tidak ingin tetburu-buru dalam memikirkan hal percintaan , meskipun dia juga sudah merasa nyaman denganku. Aku pun sedikit kecewa karna dia belum bisa menerima cintaku, moodku langsung berubah, aku menjadi sedikit cuek. Aku hanya ingin dia percaya bahwa aku serius dan yakin tentang perasaanku.
Sejak saat itu aku jarang membalas chat darinya. Dia pun curiga dan sering sekali bertanya padaku tentang sikapku selama ini. Namun aku selalu meyakinkannya bahwa aku tidak sama seperti mantanya dan serius memiliki rasa yang dalam untuknya.
Semakin hari nur semakin terdesak dengan keinginanku untuk jawaban soal perasaan cintaku. Hingga pada akhirnya dia pun menerimaku menjadi pacarnya, meskipun karena terpaksa dan tanpa keyakinan dari hatinya. Aku senang dia bisa mau menjadi pacarku dan menerimaku waktu itu, kami pun sedikit berhalu tentang hubungan kita.
Pagi hari telah datang, sinar mentari menyambut hangat dengan sinarnya. Aku sedikit santai pagi ini karna hari ini aku libur. Aku bergegas menuju kamar mandi , mencuci muka dan menggosok gigi. Tak lupa secangkir kopi dan asap rokok pun menghiasi pagiku. Aku membuka ponselku dan melakukan rutinitas seperti biasa , catingan dan chatingan.
Namun pagi ku sedikit terheran , karena tidak biasanya dia membalas chatku dengan sedikit cuek.
"Kamu kenapa si?" Aku mencoba menanyakan ya.
"Gpp kok, aku cuma sedikit bimbang aja".
"Bimbang kenapa?". Tanyaku sedikit cemas.
Dan ternyata dugaanku benar, dia masih ragu perihal perasaanku dan keseriusanku. Aku hanya bisa pasra menyerahkan semua keputusan padanya,
"Maaf ya aku masih trauma, aku ingin sendiri dulu dan memikirkannya suatu saat nanti"

"Ya udah sih terserah kamu aja, aku ngga mau maksa!" Dengan penuh kecewa ku balas pesan pernyataan itu.

"Maafin aku ya mas, aku masih belum yakin dengan perasaan ini" dengan penuh kata maaf yang terlihat dari balasanya. Sebenarnya dia juga tidak ingin membuat kecewa seperti ini. Hanya saja dia belum bisa menimbulkan cinta sesungguhnya dari dasar hatinya. Dia hanya merasa nyaman, tanpa ada cinta yang muncul di rasa nyaman itu.

"Y" jawabku cuek. Masih tidak nyagka kalo nur masih belum percaya juga. Aku jadi sedikit males untuk membalas pesannya.

Penjelasan itu semakin membuat aku lemas , karena baru kemaren dia menerima cintaku. Tapi dia sudah mengembalikan rasa ini padaku. Namun Sejak percakapan itu aku jadi berubah dan tidak lagi membalas pesan darinya. Aku sedikit kecewa untuk sesuatu hal yang sudah jelas membuatku senang , namun semua itu belum bisa terjadi. Sama halnya janji yang tak di tepati. Aku yakin suatu saat nanti dia akan datang dengan perasaan yang berubah. Dia mungkin tidak mencintaiku saat ini. Tapi aku yakin suatu saat nanti dia datang dengan perasaan yang telah pulih dan membuka hatinya kembali untuk orang baru.

***
Dengan hati yang penuh tanya, dia selalu menginginkan apa alasanku tidak membalas chat darinya. Namun pada suatu hari setelah aku selesai bekerja. Sekitar pukul 8 malam, ketika aku sedang memainkan gitar dengan teman-temanku. Niat hati mencoba merekam sepenggal lagu untuk aku jadikan story' WhatsApp. Dan tak berselang lama aku upload, ada pesan masuk ke ponsel ku. Ternyata pesan dari nur. Kebimbangan ku mulai datang. Antara ingin membalas atau tidak. Dia berkomentar di story whatsappku.

"Kapan aku di ajarin main gitar?,he " isi pesannya dengan di lengkapi emot tersenyum manis

Aku masih bingung, aku harus jawab atau engga. Jujur aku udah kecewa sama dia. Yang masih belum percaya dengan keyakinanku saat itu. Namun cuekku pun luluh dan membalas pesannya . Karena dalam hati kecilku aku ngga mau membuatnya sedih karena sikapku.

"Ya besok kalo udah pulang aku ajarin,". Jawab ku melalui pesan WhatsApp yang ku kirimkan padanya.
Chat pun semakin berlanjut dengan kembali menanyakan ada apa sebenarnya denganku, karena mungkin sikapkku yang di awal kenal aku sangat perhatian . Tapi sekarang aku berbeda. Sebenarnya dia juga tau sebab dan akibatnya aku begini, hanya saja pertanyaannya sebagai formalitas saja untuk membuka percakapan. Waktu terus berputar, aku dan nur masih dalam hangatnya percakapan di WhatsApp. Aku menjadi sedikit berubah malam itu. Sihirnya merubah perasaanku, yang tadinya cuek, tidak mau tau. Sekarang aku jadi tidak bisa berhenti untuk membalas pesannya.

"He, janji ya" balas pesannya meyakinkan.

"Y" dengan kekecewaan yang masih ku pendam dalam hati, aku membalasnya cuek seperti orang asing yang tak pernah ku sayangi.

"Lagi ngapain mas?"

"Lagi duduk aja sama temen"

"Owh, rame yah?"

"Ya lumayan"

Dengan sedikit berbasa-basi, dan dengan penuh rasa ingin tahu. Dia selalu menanyakan tentang sikapku yang mulai aneh dan nampak cuek. aku tidak bisa terus bersikap seperti ini. Namun aku bimbang , antara harus mematikan perasaan dan merangkulnya sebagai teman atau kembali memastikan sampai ada kata yang mengiyakan. Karna aku masih yakin ada secuil rasa cinta tersimpan di hati yang tidak sama sekali mencintai kita. Seperti menanam pohon, yang kita lakukan hanyalah membuatnya tumbuh dan merawatnya agar bisa besar dan menjadi perasaan yang sungguh-sungguh.

***
Aku orang yang paling tidak bisa membenci dalam keadaan sekecewa apapun. Sifat pembenciku seolah lenyap hilang seketika setelah mengenalnya. laki-laki memang di ciptakan dengan raga yang sedikit kuat, namun hatinya tetap sama. Atau bahkan lebih lemah dari wanita. Dan aku selalu belajar dari masa lalu. Takkan ku ulangi apa yang membuatku terluka, dan akan ku cari lagi apa yang membuat ku tertawa bahagia. Kekecewaan akan menghancurkan segalanya. Maka dari itu aku selalu menghindari orang-orang yang sering membuatku kecewa. Karena setelah kecewa, kepercayaan tidak akan muncul penuh seperti sebelumnya.

PATAH HATI YANG KU BUAT SENDIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang