Penghianatan Pertama

10 2 0
                                    

Filosofi dari masa lalu adalah sesuatu yang boleh kita kenang tapi tidak boleh kita ulang. Banyak sekali hati yang tidak mampu melupakan masa lalunya. Bahkan meski dia telah di cintai orang lagi. Aku saat ini terlalu mencintai orang yang trauma akan masa lalu. Berat sekali membuatnya move on dari masa lalunya yang membuatnya trauma. Aku selalu melakukan dan memberikan apa yang ku bisa agar dia mampu melupakannya, namun nyatanya nur belum mampu meninggalkan itu semua. Aku selalu mengubah pemikirannya, agar tidak selalu seperti ana kecil. Karna berpikir dewasa itu penting, agar kita lebih teliti lagi dalam menghadapi masalah atau persoalan kehidupan. Tidak ceroboh dan jatuh di lubang yang sama.
***

Setiap hariku hanya lah sapaan perpisahan dan kabar dengan sesikit waktu. Nur yang semenjak bekerja di toko plastik di kota. Sekarang tak lagi punya banyak waktu untukku. Bahkan sekalipun aku sudah pulang kampung pun kita masih di permasalahkan dengan waktu. Aku orang yang sangat mencemaskan tentang itu. Tak ada waktu tak ada lagi kepercayaan. Pagiku adalah perpisahan dan siangku adalah kabar satu jam dan malamku adalah pelepas rindu. Itupun kalau dia tidak terlalu capek.

"Mas?"

Aku terkejut saat sepenggal pesan yang aku terima pagi itu lewat inbox Facebookku. Aku tidak mengenalnya, bahkan belum pernah melihatnya di beranda Facebookku. Aku membalas dengan rasa ingin tahu siapakah dia sebenarnya.

"Kamu siapa?" Jawabku dalam pesanku, untuk seorang misterius tersebut.

"Mas ,kamu masih sama nur kan?"

"Maksudnya apa yah? Ada apa?"

"Itu tolong bilangin sama nur supaya ngga ganggu lagi cowokku, aku tahu cowokku mantan yang sulit di lupakan emang, tapi jangan ganggu lagi lah, jangan chat lagi, jangan ngarepin dia lagi!"

"Lah emang nur masih ngechat mantannya?" Aku mempertanyakan masalah yang telah terjadi saat ini.

"Iya, dia ngelove story' pacarku, dia bilang kalo ngga bisa move on dari pacarku, " jelas Feby , yang ternyata adalah pacar dari Fani. Ya Fani adalah masa lalu yang sulit untuk di lupakan oleh nur saat ini. Betapa hancur seketika hati ini membaca beberapa pesan dari Feby. Serasa emosiku meledak dan kecewaku telah meremukkan suasana saat itu .aku adalah laki-laki yang mudah hancur perasaannya kalau masalah kecewa. Dengan penuh kecewa, aku mengirimkan pesan yang penuh dengan amarah dan perasaan yang tidak menyangka. Orang yang selama ini aku anggap sebagai separuh dari nyawa hidupku. Kini menjadi seperti penjahat yang tega menikam siapapun tanpa memandang rasa iba.
***

Dering nada ponselku berbunyi dengan getar yang semakin mengeras, aku hanya menengoknya ,tertulis beberapa pesan dan panggilan tak terjawab dari nur. "Arrrghh '!!" Betapa geramnya aku melihat tingkahnya hari ini. Aku benar-benar sangat kecewa. Bahkan terlintas dalam pikiranku, untuk mengakhiri hubungan ini. Tapi? Nyatanya aku tidak bisa melakukanya, aku mencintainya, kenapa dia tidak menghargai perasaanku. Bimbang menaungi hati ini, ibarat mendung yang menyelimuti bumi, ingin sekali menurunkan hujan dari mata yang telah tersayat kecewa dan Guntur amarah dari hati yang semakin menggelegar. Aku mencoba membaca pesannya, dengan rasa yang berantakan aku membacanya perlahan.

"Mas ,aku pengen ketemu sekarang mas. Aku mau menjelaskan yang sebenarnya mas, aku tunggu kamu mas di pertigaan jembatan" dengan kata yang penuh harap dia minta bertemu denganku.

Namun aku hanya membuka dan membaca pesan tersebut tanpa aku membalasnya. Dia terus memanggilku lewat telepon tanpa henti untuk memberitahu yang sebenarnya terjadi. Hatiku luluh membaca pesan darinya, aku tidak tega dengannya. Meski di penuhi kecewa aku masih punya perasaan iba kepada nur, aku mencoba menemuinya dan mendengarkan ucapannya.

"Mas pliss mas , aku pengin ketemu.. aku udah di pertigaan jembatan ini, aku mohon mas!."

"Ya" dengan singkat ku balas dan bergegas bersiap menemuinya.

***
Dengan mata yang enggan menatap wajahnya ,aku bonceng dia ke alun-alun . Aku duduk lesu penuh kecewa dengan mata menatap tapi seperti tidak memandang apapun. Dengan mata berkaca dia memegang erat tanganku sembari memohon maaf atas kesalahannya.
Rasaku hanyalah kecewa yang terus membara dalam dada. Ingin rasanya mengucapkan kata "PUTUS", namun apalah dayaku. Dengan tetesan air mata yang mengucur di pipinya seolah-olah mengisyaratkan bahwa dia tulus mengatakan maaf.

"aku mohon mas, maafin aku. Aku ngga mau putus".

"aku mau kita tetep lanjut, aku ngaku salah, aku emang bodoh kenapa harus melakukan hal seperti itu.

Tanganku terus di pegangnya, dengan mata yang berkaca seolah mencerminkan maaf yang begitu mendalam. Aku hanya manusia biasa yang tak kuasa melihat keadaan seperti itu. Dengan hati setengah marah, aku hanya bisa memaafkannya dengan catatan dia takkan mengulanginya lagi.

PATAH HATI YANG KU BUAT SENDIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang