kebohongan

14 2 0
                                    

Satu kebohongan akan menghancurkan kepercayaan dalam sebuah hubungan. Dan aku bimbang saat nur menanyakan tentang pekerjaanku di sini. Sebenarnya aku ingin jujur apa adanya. Namun aku sudah terlanjur bilang kalau aku bekerja di restaurant di Tangerang. Sangat sepele memang, tapi aku Berat untuk menceritakan pekerjaanku yang sekarang ku jalani. Meskipun sebenarnya nur tipikal orang yang tidak mempermasalahkan hal itu. Dia sangat menerimaku apa adanya, tapi aku sangat berat menceritakan kepahitan dalam pekerjaanku, jadi aku sudah enjoy dengan bilang bahwa aku bekerja di rumah makan. Dan memang benar, sebelum aku bekerja di steam atau cucian, aku pernah bekerja di rumah makan ayam bakar milik sepupuku di daerah Tangerang. Dan hingga hubungan yang memasuki anivv ke 2 bulan aku masih belum memberi tahu bahwa aku bekerja di steam mobil dan motor. Aku hanya berpedoman, tidak masalah aku tidak jujur masalah pekerjaan. Yang terpenting aku bekerja halal dan tidak macem-macem. Dalam artian aku tidak pernah mencintai wanita lain selain nur . Aku juga selalu berharap dan bilang kepada nur , untuk senantiasa serius dalam mencintaiku. Meskipun aku hidup dalam kesederhanaan, aku akan memperjuangkan kebahagiaan yang aku janjikan kepadanya.

***
Dua bulan berlalu, aku sudah tak kuat lagi bertahan bekerja di sini, aku ingin segera pulang. Aku ingin pulang karena ada banyak faktor yang mempengaruhi, bukan hanya karna ingin bertemu dengan nur saja. Akan tetapi peraturan dan prinsip di dalam pekerjaanku semakin semrawut. Jadi aku sudah tidak suka lagi di sini. Aku memberanikan diri ijin kepada pengawas atau atasan yang memegang steam mobil tempat ku bekerja, dengan alasan ayahku sakit parah dan sudah tidak bisa apa-apa lagi. Dan akhirnya , aku di perbolehkan untuk pulang kampung. Alangkah senangnya aku bisa keluar dari pekerjaan yang sudah sangat membosankan ini. Namun aku tidak memberi kabar ini kepada nur, aku sengaja merahasiakan semua ini. Niatku untuk memberi kejutan padanya , setelah aku sampai di rumah nanti.

***
Akhirnya waktu kepulanganku tiba, aku di jadwalkan pulang sore ini sekitar pukul 4 sore. Senang sekali rasanya, dan hari ini juga menjadi hari terakhirku bekerja. Aku sangat semangat hari ini. Tepat jam setengah 3 sore aku sudah di suruh berhenti bekerja dan segera mempersiapkan diri. Karena travel yang menjemput akan tiba tepat jam 4 sore nanti. Setelah mandi aku membuka ponsel dan ternyata ada pesan dari nur yang belum sempat aku balas tadi pagi. Dan dia heran kenapa aku bisa membalas pesannya padahal belum jamnya selesai.

"Kok udah ganti sift apa mas?." Pesannya menanyakan keadaanku.

"Belum, ini lagi sepi aja ,jadi bisa main hape" .jelasku.

Ini adalah penyiksaan kami di sini. Sudah terpisahkan jarak, waktu juga sangat minim di sini. Apalagi jika aku masuk sift malem. Disaat siang aku punya waktu tapi nur ngga punya waktu karena dia masuk kerja jam 8 pagi sampai jam 7 malem. Dan disaat nur sudah pulang bekerja, aku sudah mulai bekerja sift malem. Itu yang menyiksa kami, makanya aku sudah tidak bisa lagi bertahan pada keadaan seperti ini terus, harus ada yang mau mengalah untuk bisa mempunyai waktu. Maka dari itu aku juga ingin sekali resign dari kerjaanku.

***
Dalam perjalanan yang membahagiakan. Pikiranku terbayang akan kampung halaman serta nuansa pedesaan yang lama ku rindukan. Senja terlihat sedikit indah nampak sekilas terlihat dalam mobil yang ku tumpangi. Di antara hembusan dingin AC yang menyelimuti tubuh, terdengar alunan musik yang melengkapi lamunanku. Tak sabar rasanya berada di antara orang-orang yang ku rindukan. Keluarga, sahabat dan wanita yang ku nantikan pertemuannya. Suara adzan mulai menggema diantara kota-kota, terdengar sedikit samar di telingaku. Aku melihat jam di ponselku, dan ternyata sudah masuk sholat isya. Dimana di jam tersebut nur sudah dalam perjalanan pulang bekerja. Dan benar , dia mengirimkan pesan singkat padaku. Menanyakan sedang apa, sudah makan apa belum dan bagaimana pekerjaan nya?. Sebuah kata prioritas yang membosankan memang, tapi bagiku itu sangat ku nantikan. Karna hanya dia yang mampu mengubah suasana sepiku di setiap hari.
" Mas kok balesnya agak telat? Ngga kaya biasanya?"
Sambil tersenyum, ku balas pesan singkatnya yang menanyakan adanya sedikit perubahan padaku.

"Aku lagi capek, pengin tidur gasik"

"Oh, ya udah, tadi kerjaannya rame yah? Banyak pembeli?"

Lagi, lagi dan lagi aku harus mengatakan yang seharusnya bukan itu yang harus ku katakan. Aku terpaksa mengarang cerita dalam kisah cintaku. Tapi mungkin sebentar lagi aku tidak akan lagi menjadi pengarang, karna aku harus menjalani kehidupan yang nyata bersamanya. Aku tak sabar melihat senyumnya yang nyata tanpa emoticon, menatap matanya secara langsung dan bicara langsung tanpa sinyal dan jarak yang memisahkan. Rindu ini berat, cinta kami terkesan lebay . Namun inilah adanya, aku dan nur yang tak bisa menahan rindu dan takut kehilangan.

"Aku tidur dulu ya"

"Yahh, ya udah lah kalo capek tidur aja; selamat malam, semoga mimpi indah".

Kata penutup yang manis terucap setiap malam di penghujung pesannya. Menjadi hal yang selalu di nantikan suatu saat nanti dia mengucapkannya langsung dengan berbisik di telingaku. Suatu khayalan yang indah ,tapi masih jauh untuk di nyatakan.

"Selamat malam, semoga mimpi indah juga"

Tetap menjadi wanita yang tangguh menghadapi kebohonganku ya. Gumamku dalam hati yang sedikit kecewa dengan diriku sendiri.

PATAH HATI YANG KU BUAT SENDIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang