Prolog

63 19 16
                                    

Jangan lupa like, comment, dan dimasukkan dalam pustaka kalian, ya. Makasih.


Ketakutan hanyalah sebuah rasa yang bisa dikalahkan atau bahkan mengalahkan. Kadang rasa itu begitu menekan hingga seseorang terduduk tak berdaya. Meski ada keinginan memberontak mengalahkannya, tak jarang hanya berakhir dengan tubuh yang gemetar.

Rasa takut itu membuat seorang anak lelaki tak kuasa melawan. Tubuh kecilnya gemetar. Kelopak matanya bergetar cepat diikuti lelehan air mata ketakberdayaan.

"Lihat!" bentak lelaki gagah berumur tiga puluhan di depannya. Tubuh anak kecil berumur tujuh tahun itu terlonjak mendengarnya. Rasa takutnya semakin menjadi.

Dengan mantap, lelaki gagah itu mengambil sebilah pisau berkilau yang disodorkan anak buahnya yang tubuhnya lebih kekar. Seringai jahat tergambar di kedua sudut bibirnya. Tatapannya terlihat kejam memandang seorang perempuan yang duduk tak berdaya di hadapannya. Diangkatnya pisau itu ke depan muka perempuan yang sebaya dengannya itu.

Rasa takut perempuan itu tak kalah besarnya dibanding yang dirasakan anak lelaki itu. Kedua tangannya terikat di belakang kursi dengan sandaran tinggi yang didudukinya. Tak ada yang bisa dilakukannya kecuali menunggu apa yang akan terjadi.

Ketika pisau tajam itu menyayat bagian depan gaunnya dari atas ke bawah, rasa takutnya semakin besar. Degup jantung menggedor-gedor dadanya. Perempuan itu menahan napasnya seiring sayatan di gaunnya meluncur mulus sampai ke bagian bawah.

Lelaki gagah itu kembali menyeringai setelah menyibakkan gaun yang baru saja disayatnya hingga tubuh putih mulus perempuan itu hanya tertutup pakaian dalamnya. Perempuan itu hanya terisak sambil merapatkan bibirnya. Bagian bawah matanya menghitam karena lelehan maskara yang tersapu air matanya.

Perlahan lelaki gagah itu membungkuk dan mendekatkan mukanya ke depan muka perempuan itu. "Tubuh mulus ini mestinya milikku bukan milik si Jahanam itu!" geram lelaki itu lirih. "Dia sudah merenggutmu dariku. Hari ini, aku akan mengajarinya tentang rasa kehilangan."

Lelaki gagah itu menegakkan tubuhnya dan berbalik. Anak kecil itu semakin ketakutan melihat lelaki gagah itu berjalan tegap ke arahnya dengan pisau di tangan kanannya. Bagai seorang tahanan yang menanti algojo yang akan mengeksekusinya, dia menanti dengan debaran jantung yang semakin menggila.

"Lihat!" bentak lelaki itu lagi sambil menjambak rambut anak lelaki itu dengan tangan kirinya. "Buka matamu lebar-lebar!" perintahnya setelah mengarahkan kepala anak lelaki itu ke depan.

Dengan tubuh yang semakin gemetar, anak lelaki itu terpaksa menuruti kemauan lelaki gagah itu. Dipandanginya tubuh perempuan setengah telanjang yang berjarak sepuluh langkah dari tempat duduknya. Batinnya memberontak, tetapi tak ada yang bisa dilakukannya. Dia hanya bisa mengutuk dirinya yang tak mungkin melawan lima lelaki gagah dan kekar yang ada di sana.

Tiba-tiba letusan pistol menyalak memekakkan telinganya. Anak kecil itu terbelalak melihat sebuah lubang yang mengucurkan darah di kening perempuan itu dan terkulai tak bernyawa lagi. Dia menjerit histeris. "Ibuuuu!"

Anak itu berusaha bangkit, tetapi tangan kekar telah memaksanya kembali terduduk di kursi. Dia meronta ingin melepas ikatan di tangannya. Namun, sebuah tamparan keras di pipi kanannya membuatnya terjungkal dari kursi dan terkapar di lantai gedung tua berdebu yang tak pernah diselesaikan pembangunannya itu.

"Semut kecil sepertimu tak ada gunanya melawan," ujar lelaki itu dengan nada mengejek sambil menyerahkan kembali sepucuk pistol kepada anak buahnya.

"Aku tunggu kau di sini jam tujuh malam ini," ujar lelaki gagah itu di depan kamera yang sejak tadi merekam semua adegan yang terjadi. Tangan kanannya lalu mengisyaratkan gerakan memotong lehernya sendiri dan anak buahnya berhenti merekam video.

"Copot kartu memorinya, lalu tempelkan di kening semut kecil itu!" perintahnya. "Kirim pesan ini kepada ayahnya!"

Publikasi: 8 Agustus 2021


Cerita ini ditulis dalam rangka ReIn Writing Challange 5, 2021 dengan tema "Balas Dendam" yang diselenggarakan oleh ReIn Publisher.

Silakan ikuti cerita-cerita dari para pesertanya.

1. Janda Muda oleh YoejaLove
2. Dendam dan Cinta  kimmiso21 
3. Cinta dalam Dendam oleh EkhaWartuti
4. Love in Revenger oleh Indraqilasyamil
5. ANEMOS: Perjalanan Sang Pengendali Angin oleh meibertha08
6. Dendam Istri Pertama oleh taurusdi_author
7. Save Me Bring to Me Life oleh Nara_Hyuga
8. Yang Tak Mereka Katakan oleh sariardhi
9. Thank You My Husband oleh AsihLeta
10. Goose Girl Revenge oleh RerePanda7
11. Paradied oleh Jejakava
12. Aku (bukan) figuran oleh HigurashiAra
13. Nyala Hati Bara oleh retnoera
14. Pembalasan Manis oleh unicorn_emas
15. (Bukan) Ke Lain Hati oleh R_niThio
16.  I Hate To Love You oleh Chocoberry_Pie
17. Maaf oleh SriRusmiati3
18. Cermin Tak Selamanya Mulus oleh WakhidLs
19. Dua Wajah Satu Jiwa oleh Dedy MR

Dua Wajah Satu JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang