[4] Aysa: More Excavated

59 13 3
                                    

6 Januari 2021

Apa yang terjadi padaku setelah mendapati sedikit cuplikan tulisan tangan Aldar—yang agaknya sebuah diary—itu? Tentu saja aku semakin menggila mencari informasi.

Apa maksudnya serum itu seharusnya tidak ada?

Apakah memang benar-benar ada sesuatu yang mendalangi kematiannya?

Kenapa Aldar sampai membuat clue rahasia begini? Dan kenapa pula aku bisa dapat satu? Padahal, seandainya aku tahu akan dapat pesan langsung dari Aldar begini, aku akan request alih-alih sebuah surat peringatan, mungkin sebuah surat cinta lebih baik.

Woo. Tentu saja surat peringatan seperti ini tidak lantas menenangkanku karena, yang ada otakku semakin bekerja tiga kali lipat. Membumbungkan tinggi rasa penasaran dan ingin tahu. Aku ... benar-benar butuh informasi yang jelas tentang ini.

Serum apa yang dimaksud Aldar? Apa serum yang dengar-dengar akan diluncurkan PT. WU Panakeia dalam waktu dekat? Tetapi rumornya serum itu bekerja dengan baik dan bahkan lebih baik dari suplemen atau serum sebelumnya untuk menangkal wabah yang sedang merebak.

Aku menggigiti kukuku. Sekarang mataku semakin berat saja. Aku hanya tidur sekitar tiga jam, setelahnya terbangun karena tiba-tiba bermimpi aku sedang dikejar jarum suntik raksasa sementara Aldar di tepi jalan terbahak-bahak seperti orang gila. Agaknya Aldar memang ingin aku untuk segera menyelesaikan misi mencari tahuku ini, makanya dia sampai datang seperti itu ke dalam mimpiku.

Aku masih sibuk menggerak-gerakkan kursor, mengklik, dan menarik ulur beranda sebuah website yang isinya cukup menarik sampai tiba-tiba iklan pop up yang sama seperti kemarin muncul lagi.

Ini dia beban kepala!

Dan tanpa menunggu, segera ku-klik banner-nya, membuat beberapa foto muncul di wall website tersebut. Salah satunya berupa tulisan tangan yang sama, sementara yang lainnya tampak seperti dokumen resmi.

Setelah aku menyipitkan mata dan menyodorkan kepalaku sedekat mungkin dengan monitor, barulah kusadari jika ternyata berkas itu merupakan berkas medis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah aku menyipitkan mata dan menyodorkan kepalaku sedekat mungkin dengan monitor, barulah kusadari jika ternyata berkas itu merupakan berkas medis. Ada nama Aldaris Javaid Saekapraya di sana dan ... APA-APAAN INI?!

Aku mengerti apa isi berkas itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku mengerti apa isi berkas itu. Mengerti dengan sangat karena memang di dunia itulah aku sedang berkecimpung. Ada beberapa point utama di dalam sana yang menyatakan bahwa Aldar memang telah ketergantungan obat dan mengidap riwayat depresi sejak kecil.

Woo.

Sebagai penggemar berat, aku merasa kecewa pada diriku sendiri sampai-sampai tidak bisa memperhatikan gerak-gerik pria itu saat di depan kamera atau dalam seminar, padahal aku sedang mendalami bidang ini di kampus. Aku terlalu fokus mengaguminya, sampai aku melewatkan bagian-bagian penting. Memang, beberapa bulan terakhir Aldar terlihat lebih kurang fokus dan banyak melamun, lingkar matanya juga menggelap dan cekung. Dia juga terlihat tidak nyaman dan gerak-gerik tubuhnya menunjukkan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Dan ternyata ... sekarang aku tahu kenapa dia seperti itu.

Yang masih tidak ingin kuterima adalah ... kenapa dia bisa sampai bunuh diri padahal ada seorang ahli yang merawatnya?! Apa terapi yang dilakukannya tidak bekerja dan psikiater atau psikolog yang merawatnya sama sekali tidak memperhatikan keadaan pria itu setelah menerima gaji buta?

Aurf!

Bisa gila aku.

Timbunan DosaWhere stories live. Discover now