• Tajuk aroma dalam dada, mencakup tiap lekuk rasa yang selalu ada, merona memberi semburat merah pada Jotika, perlahan ku mulai merasa ada yang berbeda di antara kita. Entah itu kau yang berubah atau hati ku lah yang berulah •
---
Dua insan dengan...
"Nad kenapa lari-lari gak jelas sih?" tanya Jay yang keheranan melihat sahabat nya itu berlain tak jelas.
Nadia yang sedang terengah menetralkan detak jantung nya sehabis lari setengah mati di lapangan dekat rumah nya.
"Aku galau maka nya aku lari" cicit Nadia seraya merampas botol minum dari tangan Jay "si anjir minum punya aing oi" cicit Jay yang mana tidak terima minuman nya di ambil.
"Nanti aku ganti deh yah" lirik Nadia yang akhirnya duduk di pinggir lapangan. "Kamu ngajak aku jalan sore cuma buat nemenin gak jelas gini? Tau gitu mending tadi maen game weh di imah" ujar Jay yang ikut duduk di samping Nadia
"Ya kan yang gabut cuma kamu doang Jay" tutur nadia pada nya, sedangkan sang adam hanya menatap Nadia dengan senyum simpul nya.
Lalu Jaya pun mengacak- acak rambut sahabat kecil nya ini "apaan sih jahil" respon Nadia sedikit tak suka jika rambutnya harus berantakan.
"Ya abis kamu galau malah lari, orang mah galau ngapain gitu? Nonton ? Nyanyi? Ini lari" ujar Jay tak kalah melihat sahabat kecil nya ini mendengus kasar karna kejahilannya.
"Atuh gimana lagiiii kamu tau sendiri segimana aku susah move on dari Rafli" tampak nya kali ini Nadia ingin menangis saat mengingat kembali mantan nya yang sangat jahat itu, bagaimana mungkin ia dulu sangat bucin dengan orang sejahat Rafli. Jaya yang paham sahabat nya akan menangis pun memilik sedikit ide untuk menghibur Nadia, "Elah mending ntar sore kamu temenin aku ke braga sekalian latihan buat theater hayuk" ajak nya seraya mengelus pelan kepala sahabat kecil nya ini.
"Beneran?" tanya Nadia memastikan soalnya Jaya memang sering berpura -pura mengajak nya ke suatu tempat,giliran udah siap pergi dia bilang cuma bercanda! Kan... Nyebelin.
"Iya, kali ini aku lagi ga bercanda" ujar nya yang mana di angguki oleh Nadia, "yaudah balik lah udah siang juga nanti di ikutin hantu" kekeh Jaya yang mana mendapat respon dengusan lagi oleh Nadia "sompral ih mulutnya!! Yaudah ayok balik anterin sampe depan kosan yah" ujar Nadia yang di angguki oleh lelaki jangkung itu.
Di perjalanan pulang ke kosan yang gak terlalu jauh dari lapangan tadi, "Jay Jaay" panggil Nadia seraya menepuk-nepuk pundak Jaya. "Naon geulis?" tanya Jaya yang terusik dengan antusiasme gadis di boncengan nya, "Adaaa kue cubitt depann nyebrang lampu merah, mampir dulu yah plisss mau beli kue cubittt" Ucap Nadia yang mana gak bisa Jaya tolak "iya deh untuk neng geulis apapun a'a jabanin" jawab Jaya dibalas respon mengejek dari Nadia "GELI IH APAAN COBAAAA" teriak nya, tak tinggal pula menepuk bahu Jaya keras-keras.
"Anjiir sakit Nad santuy napa" cicit Jaya, yah gimana gak sakit orang Nadia mukul nya brutal, "yah maaf- maaf" ujar Nadia yang juga memberhentikan aksi memukul Jaya tadi. Mereka pun mampir sejenak di gerobak Mang Kue Cubit depan Taman musik.
"Nih kue cubit nya" Ujar Jaya memberikan Kue cubit basah yang menjadi cemilan kesukaan Nadia, mereka pun saling menikmati Kue cubit tersebut seraya melihat beberapa motor dan mobil berlalu lalang di seberang sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sandika Jaya Guntoro Sering di panggil Jaya / Jay Cast : Jay Park ENHYPEN
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"A' entong bandel nyak, ka kawan teh di jaga'an tong di jailan, sing pinter sing bageur, kuliah na sing alus nyak" ujar bunda Genta saat tujuh cowok tamvan itu akan pergi melanjutkan liburannya di hotel, awal nya bunda Genta melarang ketujuh cowok itu untuk berpindah tempat menginap, namun dengan banyak bujukan akhirnya pun mereka di perboleh kan untuk pergi ke hotel dan berlibur di bandung kota.
* A' jangan bandel yah, ke temen tuh di jagain jangan di jahilin, yang pinter, yang baik, kuliah nya yang bagus yah.
Genta sebenarnya masih ingin berlama-lama dengan Bunda tercinta namun memang dia pun tak mengelak ingin menghabiskan liburan bersama ke-enam temanya ini di kota kelahiranya.
Genta pun tanpa aba-aba memeluk sang bunda dengan erat, "muhun bunda, a'a sayang bunda pisan poko na mah pisan" Ujar Genta dengan air mata yang mulai menggenangi kelopak matanya. Salah satu anggota genk yang kalo di Jakarta mah jaim setengah mampus tapi lawak abis, bisa juga melow kaya anak kucing gini depan Bundanya.
"Bunda makasi yah udah mau izinin kami menginap selama tujuh hari ini, maaf kalau kami banyak merepotkan bunda" ujar Dika yang mana mendapati gelengan dari Bunda nya Genta "ih nak kalian gak ada ngerepotin, lain kali kalo liburan lagi main aja kesini yah anggep rumah sendiri" ujar Bunda yang di balas anggukan oleh yang lain.
"Bun saga dan yang lain izin berangkat yah bun bapak supirnya udah nunggu" ujar Saga lalu menyalami Bunda dan disusul oleh yang lain, terakhir Genta yang menyalami bunda dan memeluk bunda nya kembali sebelum pergi.
Mereka pun berangkat menuju bandung kota, di jalan Genta di ejek abis abisan oleh kawan-kawan nya karena sendari malam Genta lah yang berbicara tidak akan menangis depan Ibunda, nyata nya ia malah menangis hingga hidungnya meler. "Atuh aing teh sedih ninggalan emak sok siah" ujar nya membela diri agar tidak terlalu ngenes dengan ucapannya sendiri yang mana hanya di iyakan saja oleh teman-teman nya.
Sesampai nya ketujuh cowok itu di hotel, mereka pun membagi kamar dengan sedikit rebutan. Yah siapa lagi kalau bukan Juan yang mulai.
"Gak!, gua ga mau sekamar ma si genta! Bau kentut anjr" ujarnya yang juga di setujui oleh Abian dan Saga
"Apaan lu nuduh wan, lu yang bau kaki anj!" balas Genta tak mau kalah.
Aji dan Cakra hanya memperhatikan sahabat segenk nya itu yang banyak mencuri perhatian pengunjung hotel lain, untung saja tidak di usir.
"Gua sama Bian, Aji sama Cakra". Ujar Saga tiba-tiba saja saat Juan dan Genta adu bacot," anj! Baarti gue bertiga gitu ma Juan ma Dika?" tanya Genta yang di angguki oleh Saga.
"Lu mah ngatur kamar ga adil di gua ah" ujar Genta sambil merajuk 'yah siapa tau kalau merajuk bisa di tuker kamarnya' pikirnya sih gitu.... Nyata nya—
Doeng~
Genta, Dika, dan Juan pun sekamar, dengan satu single bed dan satu queen size. Pada akhirnya Juan di single Bed sedangkan Dika dan Genta satu kasur. Mereka pun akhirnya sibuk masing- mssing entah itu mandi, main game, molor ataupun mabar pubg kaya Cakra dan Aji.
