•⊰❂⊱• •⊰❂⊱•
Selamat Membaca.
•⊰❂⊱• •⊰❂⊱•Thinking Out Load.
Irama lagu yang mulai menemani mu melatih beberapa gerakan koreo, para adik kelas mu yang mengikuti theater pun ikut menari dengan mu.
"Oke Qila sama Rey kedepan bareng, abis itu langsung dansa kaya gerakan awal" Seru Jaya yang juga menjadi pelatih theater satu angkatan dengan mu. Kamu pun menghampiri Jaya dan berkata "Jay kalo aku duluan gapapa?" tanya mu padanya, Jaya melirik jam dan check recheck sejenak lalu ia pun mengizinkan mu pulang duluan, kamu juga berpamitan pada anggota theater yang lain juga pada Kang Adi, guru theater yang mengajar di kabaret sekolah mu.
Saat kamu hendak pergi ke arah lift Jaya sempat menahan lengan mu dan bertanya "nanti kamu siapa yang nganter?" ujar nya khawatir, teringat bahwa kamu tadi pergi bersamanya masa ini pulang malah sendiri dan apalagi kamu anak kos. "Aku bisa naik grab kok Jay" balas mu meyakinkan Jaya, "beneran?" tanya nya memastikan. "Atau aku izin dulu deh ke kang Adi nganter kamu dulu, nanti balik lagi ke sini" Imbuh nya yang mana di tolak dengan tegas oleh mu. Pasalnya Jaya lah yang memegang koreo untuk pentas nanti, Maka dari itu kehadiran Jaya sangat amat lah penting. Selepas dari obrolan kecil mu dengan Jaya tadi, kamu pun bergegas pergi ke Toko Seni dekat tempat latihan mu untuk membeli beberapa keperluan cat, kanvas, dan spidol yang sudah habis di kosan.
Kamu yang sudah menyelesaikan urusan mu di dalam Toko Seni itu pun memutuskan untuk keluar. 'kalo lama-lama gak kuat soalnya laper mata' pikir mu, jelas bikin laper mata lah! Barang-barangnya bagus semua jadi pengen borong tapi pas liat harga langsung inget duit anak kos terbatas.
Baru beberapa langkah keluar dari Toko Seni, hujan deras pun menggelarkan tikarnya pada jalanan Braga membuat mu terhenti sejenak di depan Toko Seni. Sekeliling mu pun lumayan ramai orang-orang yang berteduh, namun kamu berpikir alangkah lebih baik jika kamu segera mencari cafe terdekat untuk menyelesaikan tugas mu di karenakan nanti malam kamu harus memberikanya pada Elsa teman sekelompok mu.Dengan menerobos hujan kamu pun memasuki salah satu Kedai Kopi yang cukup kamu sering kunjungi, yaitu Kedai Toko Kopi Djawa. Memasuki Kedai tersebut kamu pun langsung saja memesan minuman andalan mu yah walopun harus mengantri tapi untung saja hanya dua antrian di depan mu. Pesanan kopi mu pun sudah kamu bayar dan kopi pun sudah ada di genggaman mu tetapi baru kamu sadari bahwa kedai kopi sedang ramai pengunjung, kamu sedikit bingung harus duduk dimana 'duh bangku nya penuh semua' pikir mu.
Sekelibat kamu melihat lelaki jangkung yang duduk di dekat jendela sedikit mencuri perhatian mu, karena di depannya terdapat bangku kosong. Apalagi hanya di tempat dia saja yang sepertinya bisa di duduki oleh mu, kamu pun berjalan ke arah lelaki itu dan pas sekali "lo lagi nyari tempat duduk? Sini depan gua kosong" ujarnya tiba-tiba, kamu terkejut sedikit 'nih cowo bisa baca pikiran kali yah' pikir mu 'kok bisa gitu kebetulan banget, apa terlalu peka mungkin yah' masih dengan pikiran mu yang menyangka -nyangka tentang cowo terbilang tampan di depan mu ini, karena hanya kursi ini satu-satu nya yang kosong kamu pun segera duduk dan merapikan barang-barang mu juga menaruh minuman mu pada meja.
Cowo ini mulai mengajak mu mengobrol, dari perkenalan hingga ke topik yang lumayan santai eh malah akhrinya kamu curhat tentang kesulitan dan ketakutan mu dalam mengahadapi UTBK yang akan di adakan bulan Maret atau April tahun depan. Ia si cowok jangkung di hadapan mu juga memberikan semangat pake acara bilang "maka nya rajin belajar biar bisa ketemu gua di kampus impian" kamu yang mendengarnya kaget karena ternyata cowok jangkung ini adalah salah satu Mahasiswa Manajemen di Kampus impian mu, yah walopun kalau kamu masuk bakal beda jurusan tapi setidaknya kamu mengenal satu orang kating lah di kampus mu, itu sih pikirmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saga dan Braga | JENO x YOU
Fanfiction• Tajuk aroma dalam dada, mencakup tiap lekuk rasa yang selalu ada, merona memberi semburat merah pada Jotika, perlahan ku mulai merasa ada yang berbeda di antara kita. Entah itu kau yang berubah atau hati ku lah yang berulah • --- Dua insan dengan...