II • [ Intro : Ego ]

18 4 5
                                    

Korea selatan adalah negara yang sangat indah. Dengan ibukota Seoul yang selalu saja ramai disetiap menit nya. Bahkan di malam hari sekali pun. Seolah tak ada yang dapat menghentikan keramaian di kota negeri gingseng tersebut.

Lelaki kelahiran Gwanju itu menghembuskan nafas nya perlahan. Membuat asap mengepul keluar dari bilah bibir pucat nya. Menatap nanar jalanan yang padat dari balkon Apatermen yang Ia tinggali. Sudah 10 tahun Ia menginjakan kaki di ibukota negara tercinta nya itu demi mencari pundi - pundi uang. Dan usaha nya tersebut membuahkan hasil. Ia sekarang sudah menjadi Artis dunia yang di kenal sebagai J-Hope dari Grup BTS.

"Hoseok-ah. Masuk lah kedalam. Udara lumayan dingin. Hyung tidak mau melihat mu sakit lagi." Ujar lelaki Bermarga Kim yang menempati sebagai Hyung tertua di grup tersebut.

Hoseok tersenyum samar. Ia mengangguk sebagai tanda jawab. Namun, tidak ada keinginan untuk berbalik badan dan masuk kedalam kamar yang bernuansa casual dengan aroma Vanilla itu.

"Sebentar lagi hyung. Aku masih menikmati udara nya." Hoseok menjawab dengan sedikit memalingkan wajah tegas nan lancip nya ke samping, guna melihat lelaki berusia hampir kepala tiga tersebut.

Lelaki bernama asli Kim Seokjin itu menatap sendu punggung yang tengah membelakangi nya. J - Hope adalah seorang yang sangat ceria juga cerah, Bagaikan matahari dan harapan. Tetapi, Jung Hoseok adalah seorang bulan yang selalu diselimuti kegelapan dan kesendirian. Seperti itulah Jung Hoseok yang sebenarnya.

Gelap.

Dan,

Sendirian.

J-Hope dan Jung Hoseok adalah seseorang yang sama dengan sisi yang berbeda.

"Jung. Cerita lah pada Hyung mu ini. Aku sudah tak tahan dengan sikap mu selama ini yang selalu berkata baik - baik saja, dan betingkah seolah kau bahagia. Tak perlu menutupi kesedihan mu Jung. Keluarkan semua nya pada-ku. Setidaknya itu lebih baik daripada kau menyimpan nya sendiri dan menelan bulat - bulat rasa sakit itu." Ujar Kim seokjin mengambil langkah untuk mendekati adik nya itu.

"Aku tak tahu apa masalah mu. Tapi aku merasakan bahwa kau sangat tersiksa atas semua hal itu."

Jung Hoseok berbalik badan dan mengangkat bahu nya lalu tersenyum cerah.

"Apa yang kau bicarakan Hyung? Aku tidak apa -apa kok! Kau sangat khawatir pada ku ya?" Tanya Hoseok geli dan merangkul Hyung tertua nya itu.

"Tidak perlu mencemaskan apapun Hyung. Aku hanya sedikit kelelahan karena akhir - akhir ini aku bekerja sangat keras untuk Projek collab dengan artis itu." Jelas nya dengan senyuman kotak menggemaskan.

Kim seokjin mengangguk tanda setuju sambil memandangi pahatan wajah Seorang Jung Hoseok yang terpatri jelas menyembunyikan luka yang sangat besar.

Aku tidak bodoh Jung. Aku bisa merasakan nya.

"Taehyung bilang kau membuat makanan dengan banyak. Apa yang terjadi pada mu eh? Ulang tahun mu saja masih lama." Guyon Hoseok ketika Ia mengingat bahwa Taehyung beberapa jam lalu menelpon nya dan mengatakan jika Jin-hyung memasak makanan dengan sangat banyak untuk mereka semua, dan menyuruh nya untuk datang ke apatermen nya.

Lelaki bermarga Kim itu berdecak malas.

"Tentu saja aku memasak untuk kalian semua! Sudah lama sekali rasanya aku tidak memasakan sesuatu untuk kalian." Jawab Kim Seokjin dengan nada ketus nya.

Hoseok tersenyum geli

Alihkan pikiran mu Hyung. Jangan memikirkan hal yang ingin kamu ketahui tentang aku dengan segala yang berkaitan dengan ku.

***

Malam adalah waktu yang pas untuk bersantai setelah seharian kau bekerja. Seperti saat ini. Perempuan panjang itu tengah bersantai di depan televisi. Dengan kaki menjulur ke meja, dan di pangkuan nya terdapat snack berasa keju yang di beli Jame beberapa waktu lalu.

"Nana! Kau darimana saja Eh? Ku fikir, kau pulang lebih awal dari ku." Sherfira menatap datar wanita berambut biru tua yang baru saja memasuki Apatermen milik nya.

Nana mengangkat bahu, Lalu menghempaskan badan ringan milik nya ke buntalan sofa yang berwarna senada dengan rambut nya.

"3 hari lagi kita akan berangkat ke Korea. Dan presidir tua menyebalkan itu menyuruh ku meng-Imput semua data dan mengirim nya ke Email agensi tersebut! Yang benar saja! Aku bahkan harus merelakan jam makan siang ku hanya untuk mengirim data sebanyak itu! Dasar tua bangka sialan!" Geram Nana dengan hembusan nafas kasar nya.

Sherfira terkikik geli mendengar nya. Rasakan saja! Kemarin teman nya itu tertawa puas melihat Sherfira harus bergadang hanya untuk meng-Imput semua data pembelian bahan - bahan untuk pembuatan projek ini. Yang sial nya bukan hanya data pembelian di Indonesia. Namun di Korea juga.

Rasanya hari itu Ia ingin pingsan saja.

"Kurasa kita impas?" Tanya Sherfira dengan me-naik turunkan alis tebal nya.

Nana mendecak sebal. Kalau saja perempuan dihadapan nya ini bukan sahabat, sudah habis Ia jambak!

"Yayaya. Aku lupa kalau karma dari mu itu cepat." Jengah Nana.

Sherfira tertawa puas mendengar jawaban dari sahabat-nya itu.

"Menyebalkan!" Nana merotaskan bola mata-nya.

Namun tak lama kemudian Nana tampak berfikir.

"Fie, bagaimana jika kita pergi ke salon? Ayolah! Kita akan bertemu Idol! Jangan sampai kita mempermalukan penampilan diri sendiri!" Nana menaik-turun kan alis tebal nya.

"Kau tak lupa kan jika BTS itu adalah Grup yang penuh dengan visual! Apalagi yang bernama Kim Taehyung! Dia termasuk most handsome tahun ini!"

Sherfira memasang ekspresi malas nya. Oh Percuma saja bertemu dengan Idol tampan sekalipun. Karena Ia tidak akan bisa menatap lama wajah mereka. Terutama mata nya.

"Kau tak lupa tentang ku kan Nana?" Ucap Sherfira lalu meninggalkan Nana yang melambaikan tanda Peace juga senyuman kotak bodoh.

"Hehehe. Maafkan aku Fie. Aku mencintai mu!!"

Sherfira merebahkan dirinya di kasur empuk dengan seprai bewarna abu-abu. Ia menatap langit kamar yang ber-hias-kan bintang - bintang menyala jika lampu dimatikan. Kedua tangan nya di silangkan dan menjadi tumpuan untuk kepala. Sejenak Ia memikirkan diri nya sendiri.

Bagaimana ya cara nya agar aku hidup seperti orang yang lain nya. Tanpa kemampuan ini.

Sherfira menghembuskan nafas nya. Kemampuan itu bukanlah sebuah keinginan ataupun kebutuhan dirinya. Tetapi dengan suka rela, tuhan memberikan anugerah atau entah petaka tersebut kepada nya. Dan jika orang lain menganggap ini adalah hal yang luar biasa, Sherfira justru tertawa.

Apa nya yang luar biasa?

Bahkan ini benar - benar sangat mengganggu. Sungguh! Hidup nya tidak tenang. Seperti di hantui oleh masa lalu yang mengejar nya kemanapun dirinya pergi. mungkin ke ujung dunia sekalipun.

Tuhan, kali ini saja, aku memohon permintaan yang sama. Tolong ambil semua kemampuan ini.

***

My Pleasure SiR!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang