Malam adalah waktu untuk beristirahat. Semua orang tahu itu. Gelap dan menenangkan. Manusia pasti lebih memilih untuk tertidur, dibanding terjaga sepanjang. Pembalasan setelah seharian bekerja dengan keras.
Jarum jam sudah menunjukan pukul dua lebih tiga puluh empat dini hari. Hoseok masih terdiam di tempat tidur nya sambil berfikir keras apa yang baru saja terjadi beberapa jam lalu. Rasanya ini semua seperti mimpi.
Seorang perempuan yang tiba - tiba saja datang dan membawa dampak sangat besar pada nya. Entah apa yang dimaksud. Yang jelas, Hoseok masih tidak bisa berfikir jernih ketika mendengar bahwa perempuan itu tahu tentang dirinya dan masa lalu nya.
Tidak mungkin bukan? Semua orang, bahkan termasuk ke enam orang yang sudah bersama nya selama ini tidak ada yang tahu sama sekali tentang nya. Maka akan sangat lucu jika orang entah berantah mengetahui nya.
Ragu mulai menjalar dalam pikiran nya. Apa dirinya telah gagal menyembunyikan nya? Atau Apakah ada satu hal yang terlupakan?
Ia yakin betul bahwa semuanya sudah tertutup rapat. Tidak ada cela sedikit pun. Sudah dibuat se - sempurna mungkin agar tidak terlihat. Bahkan terlalu sempurna.
Tersangka utama itu sudah di deportasi ke hotel yang Hoseok pesan. Jangan harapkan diri nya akan membawa perempuan itu ke apartemen nya! Tidak sudi sekali membawa sesuatu yang sangat asing ke dalam ranah nya.
Pertanyaan sudah disusun rapih untuk mengintrogasi perempuan tersebut.
Tapi, pertanyaan besar nya, bagaimana jika dia berbual? Maksudnya, dalam keadaan mabuk. Bagaimana bisa mempercayai perkataan orang yang sedang mabuk?
"Seseorang yang sedang mabuk akan berbicara dengan jujur. Karena tidak ada akal yang akan menutupi perasaan nya. Semua dikendalikan oleh alkohol. Dan dia akan mengungkapkan apa yang sebenarnya dengan sejujur nya."
"Perempuan tidak jelas itu! Awas saja kau! Habis kau besok! Tunggu saja!"
***
"Brengsek bajingan! Siapa yang berani membawa ku ke hotel?!" sherfira berdiri tegak dan menjauh dari tempat tidur nya. Bahkan nyawa nya pun belum terkumpul sepenuh nya.
Dengan cepat memeriksa pakaian nya. Memastikan bahwa dia tidak mengalami tindakan pelecehan apapun.
Setelah memastikan semua nya aman, perempuan itu mulai memeriksa setiap ruangan. Takut ada seseorang yang bersama nya. Maksudnya, bagaimana bisa diri nya berada di dalam hotel mewah ini? Dan siapa yang membawa nya?
Tidak lucu bukan jika itu adalah pria berperut buncit dan sudah mempunyai istri. Habis saja dia sudah.
Kosong.
Bathroom, living room, dan ruangan lain nya. Tidak ada orang selain diri nya.
"Sial! Setelah membawa ku ke hotel mewah seperti ini, dia meninggalkan ku dan aku yang akan membayar nya. Dasar gila! Bajingan brengsek yang gila!"
"Berhenti mengumpat perempuan aneh! Aku yang membayar fasilitas ini. Tugas mu, hanya perlu menjelaskan apa yang di maksud dengan perkataan mu tadi malam yang menegaskan bahwa kau tau diri ku dan masa lalu ku."
Suara lelaki itu menginstruksi perhatian Sherfira untuk melihat ke arah nya.
"Jung Hoseok?" Sherfira mengerutkan dahi nya ketika melihat sekilas sosok lelaki tampan dengan setelan kemeja biru tua dan celana bahan hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pleasure SiR!
FanfictionRumah. Kalau benar yang dikatakan semua orang seperti ini ada nya, Aku dengan senang hati menerima, jika kau adalah rumah ku. Tak pernah ada terlintas di dalam benak nya untuk menjadi penguntit para artis besar. Selama hidup nya, Sherfira selalu di...