PROLOG

6.2K 641 18
                                    

SETELAH Kronos hancur dan para pengikutnya diasingkan; Poseidon, Zeus, dan saudaranya, Hades, membagi bumi dan dengan hormat menyatakan Lautan, Langit, dan Dunia Bawah sebagai daerah kekuasaan mereka masing-masing. Bersepakat untuk tidak mengganggu satu sama lain. Bahkan tidak untuk membahas kekuasaan walau di Olympus sekalipun.

Semua berjalan dengan lancar dan efisien. Namun lima ribu tahun kemudian, ramalan besar dari Oracle datang melalui kabar burung yang beredar; mengatakan bahwa akan ada pulau dengan sejuta kenikmatan dan akan memberi keberuntungan abadi bagi siapa yang memiliki. Pulau Keajaiban. Begitu mereka menyebutnya.

Pulau itu akan muncul pada saat abad ke-20 dimulai. Atlantik 'kan jadi tempat singgah, namun tidak dengan rantai kepemilikan. Maka semua orang pun tahu, letak pasti dari pulau penuh kenikmatan tersebut berada di Samudra Atlantik.

Seketika para dewa-dewi menjadi haus akan kekuasaan, tidak hanya dewa-dewi Olympia, bahkan dewa-dewi minor ikut serta. Suasana berubah menjadi kacau balau, tatkala mereka saling menjatuhkan satu sama lain tanpa rasa takut pada pertempuran dahsyat. Para Demigod—anak-anak mereka—dijadikan kambing hitam, tak jarang dari mereka juga dijadikan pion untuk pertahanan.

Tahun-tahun berlalu, Raja para Dewa dinyatakan menang dalam pertempuran, tepat ketika malam akhir abad ke-19 akan berganti. Waktu yang sangat pas. Ketika pulau tersebut akan muncul, Raja para Dewa; Zeus, siap untuk mengklaim dengan tawa kemenangan.

“Pulau itu akan jadi milikku!”

Tak ada yang bisa mencegah, bumi yang tak bersalah pun hampir hancur tak bersisa demi memperebutkan sebuah pulau. Bahkan dari banyaknya Demigod di seluruh dunia, sembilan puluh sembilan persen dari mereka telah musnah. Mati dalam pertempuran.

Lagi-lagi kabar burung kembali datang di tengah-tengah kekacauan, sang Oracle mengatakan; Raja tak 'kan bisa memiliki. Kesialan akan datang beruntun, keabadian akan musnah hingga akhir zaman.

Zeus murka.

Tidak terima jikalau pertempuran selama dua puluh tahunnya itu sia-sia.

Demi melimpahkan kekesalannya, Zeus mendatangkan hujan badai selama satu bulan penuh tanpa henti. Bangunan-bangunan hancur, pepohonan tumbang, tersisa puing-puing bagian bumi yang hampir menjadi debu. Jumlah populasi mahluk hidup di bumi menurun drastis. Namun apa boleh buat, Zeus tentu memilih menghindari kesialan dan keabadian yang terenggut. Ia mundur perlahan-lahan.

Hades 'kan jadi pemilik. Kekuasaan keduanya jatuh setelah Dunia Bawah. Begitu pesan ketiga dari kabar burung.

Dunia berguncang, kabar telah menyebar dengan pesat menuju bangsa pribumi; Werewolf, Vampir, Warlock, Cindaku, manusia. Para dewa-dewi tak ada yang percaya. Mereka terus melawan dengan mengatakan bahwa kabar tersebut adalah sebuah kebohongan.

Tak mungkin Dewa yang terkucilkan itu yang mendapatkan hadiahnya.

Tak ada yang lebih cocok dikatakan kekacauan maha besar. Manakala Poseidon—sang penguasa Lautan dari antah berantah, tak minat akan kekuasaan sedari awal; datang secara tiba-tiba. Mengatakan bahwa dirinya akan memperebutkan Pulau Keajaiban dari tangan Hades, sebelum Dewa itu mengklaim pada malam awal abad ke-20. []

Bersambung..
17 DES 2023
©bulanxra

IMITHEOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang