"KAU akan kukirim ke akademi daratan esok hari, persiapkan dirimu, Anakku."
Itu adalah perkataan terakhir yang Poseidon, sang ayah, katakan kemarin malam sebelum sosoknya menghilang, mungkin kembali ke Olympus.
Membayangkan Poseidon melihatnya dari atas sana sambil duduk dan memainkan trisula membuat Beomgyu dongkol setengah mati.
Orang mana yang tidak mengira dirinya dicampakkan setelah diusir tiba-tiba di suatu malam cerah nan tenang?
Setelah sekian tahun lamanya Beomgyu hidup, dia tidak pernah bergaul dengan dunia luar selain Lautan dan Samudra. Lalu Poseidon berharap Beomgyu dapat bergaul dengan mereka? Poseidon berharap Beomgyu dapat haha-hihi dengan orang-orang ini? Berharap Beomgyu akan tegar ketika ditatap dengan mata menyipit!?
Maksud Beomgyu adalah, RESEPSIONIS DI HADAPANNYA INI!!
"Apakah Anda murid baru?"
Beomgyu jawab, "Eh, anu. Iya."
Sangat gentle.
"Beomgyu, tanda keluarga Praecido. Demigod."
Sang resepsionis terdiam setelah melirik sekilas pada kertas yang diberikan. Barangkali lebih dari lima detik uluran Beomgyu tidak diterima.
"Apa datanya salah?"
"Tidak." Tapi tangannya yang menerima kertas gemetar, mimik wajahnya kaku. Matanya melirik sekitar was-was sebelum bertanya, "Bisa disebutkan siapa orang tua immortal Anda?"
"Poseidon."
Dia mengangguk kemudian pergi untuk memeriksa data.
Beomgyu menghela nafas.
Baik, Beomgyu sudah mempersiapkan seribu kata-kata mutiara dan rencana untuk balas dendam, dari menaruh belut listrik di atas singgasana Poseidon sampai memberikan ikan buntal busuk keasinan sebagai sesembahan.
Beomgyu tahu Poseidon, dewa itu tak cukup bijak untuk menjadi seorang ayah (kau dengar itu, Ayah?). Maksudnya, minimal, sebelum menelantarkan Beomgyu, sebagai anak, dia diberi sesuatu yang megah untuk kenang-kenangan akan dirinya di bawah Laut ... membayangkan dia pergi tanpa pamit dan tak ada acara megah menyambut kepergiannya membuat relung hati Beomgyu terluka (kau dengar itu, Ayah?).
Tapi, sekali lagi, Poseidon adalah ayahnya. Selain Yah, apa boleh buat, Beomgyu tak punya hal lain untuk menghibur diri.
Dan Beomgyu bertaruh jika orang-orang yang berlalu lalang di koridor tak ada yang mau bertukar ayah. Atau mungkin, itu patut dicoba. Melelang Poseidon dengan harga awal 0 dollar.
Beomgyu menelaah ruangan.
Selepas tinggal bertahun-tahun di bawah laut, ruangan ini sedikit mencolok mata Beomgyu yang tak biasa melihat warna selain biru.
Dinding berwarna coklat kapur terpampang dengan lukisan-lukisan cantik yang mengelilingi ruangan. Yang paling besar dan mengambil ruang dinding adalah lukisan dewa-dewi Olympia tengah bersantai, dengan latar belakang Istana Olympus. Kemudian ada lukisan serigala mengaum yang dikelilingi obor api, seolah api saja ragu untuk membakar serigala tersebut.
Di bagian lain ada lukisan orang yang mengenakan jubah bertudung, tak menampakkan wajah, hanya diam kaku seperti prajurit yang tengah didisiplinkan karena ketahuan makan saat latihan. Dan kemudian harimau.
... harimau?
Beomgyu menilai lukisan yang hanya menampakkan hewan buas tersebut dengan tatapan tajam.
Di sampingnya ada lukisan orang dengan gigi taring dan mata merah menyala.
Jika lukisan-lukisan itu adalah penggambaran sesuatu yang ada di akademi, agaknya sedikit meresahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMITHEOS
FantasiKeduanya harus melewati banyak hal, bahkan terlalu sulit untuk sekadar dikatakan hal. Dendam lama belum selesai, dan mereka berdua, harus melanjutkannya. Sampai dimana tenggang sang waktu menyatakan keberakhiran. Ini kisah Taehyun si Putra Hades, da...