14. pulang sekolah

289 43 4
                                    

Sorenya, tepat pada pukul tiga lewat lima puluh menit, dirinya sudah amat sangat antusias menunggu seseorang di depan gerbang sekolahnya.

Seperti yang mereka janjikan kemarin, Chifuyu dan Baji akan pulang bersama sore ini.

Chifuyu menunggu sosok itu sendirian, berusaha menggeser tubuhnya beberapa langkah dari tempat sebelumnya. Dan itu tepat dibawah pohon tua yang sudah tertanam puluhan tahun disana.

Ia mengirim pesan kepada si Baji, memberitahukan bahwa dirinya sudah menunggu sejak tadi meski tidak tepat pada tempat yang ia janjikan sebab sore ini matahari terasa sangat terik.

"Kak baji, aku tunggu dibawah pohon beringin yang ada disamping gerbang ya!!"  Begitu tulisnya.

Ia menatap pesan itu lamat-lamat, menunggu balasan namun tak kunjung dibalas.

Mungkin Baji masih ada urusan, pikirnya.

Baji tidak mungkin meninggalkannya, karena ia datang tepat waktu. Tidak mungkin juga kelupaan, karena dirinya sudah mengingatkan Baji sejak pagi dan siang hari tadi.

Waktu terus berjalan hingga jarum pendek di arlojinya mengarah pada angka enam dan jarum panjangnya mengarah pada angka dua belas.

Langit yang tadinya berwarna jingga terang kian berganti menjadi sedikit lebih gelap.

"Kak Baji kelupaan, ya?" Gumamnya.

Dirinya kembali membuka pesan yang ia kirimkan kepada kakak kelasnya beberapa jam lalu. Tetap tak ada balasan.

Kecewa, tentu saja.

Dikala mengingat dirinya yang sebegitu senangnya  pada janji yang akan mereka laksanakan sore ini, sampai-sampai rela menolak ajakan kedua sahabatnya untuk pergi berkeliling sebelum pulang kerumah demi menepati janji yang dibuatnya.

"Beneran nggak inget.."

Chifuyu berjongkok memeluk kedua lututnya serta menyembunyikan wajah manisnya dibalik lututnya sendiri.

Ia tahu, Baji mungkin tak akan datang. Namun ia sendiri sudah sangat enggan untuk beranjak dari sana.

"Kiw adek~"

Chifuyu mengangkat kepalanya, menatap orang yang baru saja menyapanya dengan genit.

Orang yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya yang berlapiskan sweater hitam di bagian luarnya, tidak lupa  juga bersama sepeda motor  yang ia kendarai tengah berhenti tepat didepan hadapannya sekarang ini.

"Kak Hanma?"

"Kenapa lo belum pulang?" Tanya Hanma.

Chifuyu diam sejenak, merasa ragu untuk menjawab pertanyaan kakak kelasnya yang dua tahun lebih tua darinya.

"I-itu.. aku nungguin kak Baji, hehe." Balasnya dengan nada yang dipelankan.

"Baji? Kan dia udah pulang."

"Daritadi malah, sama geng nya." Lanjut Hanma.

Chifuyu menatap Hanma dengan mata polosnya, yang ia kedipkan beberapa kali.

"Kok enggak izin ya sama aku."

Hanma menyatukan kedua alisnya, lalu tertawa ringan.

"Emang lo siapanya Baji, sampe Baji pergi harus izin sama lo dulu?"

"Kak Hanma jahat banget!!"

"Duh, maaf deh becanda doang kok. Pulang bareng gue aja yok, dek?"

"Enggak ah, ngerepotin."

"Mana ada begitu, rumah kita aja masih satu blok, gak ngabisin bensin gue juga."

"Ih tapi kan--"

Ucapannya terputus tatkala si senior segera turun dari motornya dan menarik pelan tangan Chifuyu agar berdiri dari duduknya.

"Udah magrib, nanti diculik mamang ojek."

"Udah ah kak, jangan ngomong macem-macem, serem tau!"

Setelah kurang lebih lima belas menit dirinya berada di boncengan sang senior, Chifuyu memberanikan diri untuk membuka suara.

"Kak, ini bukan jalan ke rumah loh. Kakak mau culik aku?"

Hanma menggeleng.
"Sekalian cari makan aja yok dek, udah lama nih gak makan bareng.."

"Uhm.. oke!"

to be continue.

𝗥𝗲𝗽𝗹𝘆 𝗕𝘂𝘁𝘁𝗼𝗻 | 𝗧𝗼𝗸𝗿𝗲𝘃 𝗔𝗨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang