96. ALF

269 20 0
                                    

Senin, 20 Desember 2021

Hanma dan Baji berdiri didepan gundukan tanah yang dihiasi dengan bunga-bunga berwarna merah muda. Terlihat cantik seperti orang yang namanya tertulis di nisan itu sendiri.

"Acute liver failure."

Baji melirik orang yang jauh lebih tinggi darinya itu. Ia menautkan kedua alisnya, meminta penjelasan yang lebih rinci.

"Penyakit yang berhasil merenggut nyawa Chifuyu kemarin pagi. Nenek bilang, ia mengidap penyakit itu sejak-- kurang lebih satu bulan yang lalu dan itu tepat setelah ia pergi menghilang tanpa alasan yang membuat kedua temannya menjadi sangat kerepotan."

"Omong-omong, gua minggu kemarin udah mampir kesini, dapet izin langsung dari Chifuyu." Kata Hanma dengan senyuman yang ia banggakan seolah-olah ia tengah memamerkan hal itu kepada orang yang berdiri tepat disampingnya.

"Kalau dilihat-lihat waktu itu Chifuyu memang sedikit berbeda, sih. Gua sempat ngira dia potong rambut karena rambutnya sedikit beda dari biasanya dan dia jawabnya 'enggak' ya memang benar rambutnya gak dipotong, rambut pirang itu berbeda karena faktor penyakitnya sendiri, dan gua baru sadar itu kemarin. Ada juga nenek sempat bilang kalau Chifuyu harus sering istirahat, gua kira juga itu istirahat biasa karena kita memang habis panen buah waktu itu-- tapi nyatanya Chifuyu harus banyak istirahat karena dia sering merasa lelah oleh penyakitnya. Dan lagi-lagi gua baru sadar itu kemarin."

Kedua masih tetap memandangi gundukan tanah di depannya. Hanma hanya menceritakan dan Baji hanya mengangguk sebagai responnya.

"Udah ngucapin belum? Kemarin itu hari lahirnya yang ke-17 dan juga hari kematiannya."

Baji tertawa canggung.
"Maaf banget, gua beneran enggak tau kalau kemarin dia lagi berulang tahun."

"Pergi dihari kelahiranmu, ya? Selamat hari lahir Chifuyu, maaf karena telat mengucapkannya."

"Oh iya-- Kata nenek Chifuyu, dia nemuin ini dibawah bantal milik Chifuyu. Dan nama lo ada di sini."

Baji membalik amplop surat yang diberikan Hanma kepadanya. Dan benar adanya bahwa di amplop itu tertuliskan 'untuk kak baji'.

"Masih disegel, isinya gak gua liat sama sekali kok."

"Ya, makasih."

"Gua jadi iri, kok orang kayak lo bisa dapet surat dari Chifuyu sih?"

"Ha? Jangan iri lah, lo mau ikut gua baca surat ini juga?"

"Gak ah, tar sakit hati lagi."

Keduanya tertawa ringan sebelum akhirnya mereka dipanggil oleh nenek Chifuyu untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Selamat beristirahat ya, Chifuyu."

the end.

𝗥𝗲𝗽𝗹𝘆 𝗕𝘂𝘁𝘁𝗼𝗻 | 𝗧𝗼𝗸𝗿𝗲𝘃 𝗔𝗨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang