Lina pulang ke rumah dan waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tepat saat ia mendudukkan dirinya di sofa, bel pintu rumahnya berbunyi. Lina menoleh ke pintu selama 2 detik lalu menghela napas saat mendengar bel rumahnya kembali dibunyikan. Mau tak mau, Lina berjalan ke pintu dan membukanya.
Saat Lina membuka pintu, ia melihat wanita tua yang selama ini ia benci. Wanita yang berstatus sebagai wanita yang melahirkannya tapi Lina tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Yang selalu diingatan Lina adalah, wanita itu selalu memaksakan kehendaknya dan kehendak suaminya pada Lina tanpa menanyakan pendapat Lina sekalipun, hingga Lina mengalami depresi berat namun juga tidak bisa menunjukkannya pada orang lain.
"Kenapa lama sekali?" Tanya wanita itu pada Lina. Lina hanya diam saja.
"Tidakkah seharusnya kau mempersilahkan eomma-mu sendiri untuk masuk?" Tanya wanita itu, Lina pun bergeser membiarkan wanita itu masuk.
"Bagaimana rumah tanggamu?" Tanya wanita itu yang berjalan lebih dulu dari Lina.
"Apakah dia meninggalkanmu?" Tanya wanita itu menelusuri seluruh ruang tengah. Lina tidak menjawab hanya mengekorinya kalau-kalau wanita itu berbuat sesuatu.
"Tidak yah? Kuat sekali mentalnya menghadapi manusia sepertimu?" Ucap wanita itu.
"Kenapa anda datang kemari?" Tanya Lina dengan nada sopan.
"Kenapa? Tentu saja aku hanya ingin melihat bagaimana kehidupanmu sekarang." Kata wanita itu dengan smirk meremehkan, tanpa menatap ke arah anaknya.
"Kalau sudah selesai lihat-lihat, sebaiknya keluar." Ucap Lina dengan nada dingin.
"Kenapa? Kau takut kalau-kalau aku tau pernikahanmu tidak berjalan dengan baik?" Tanya wanita itu.
"Kehidupan pernikahanku tidak ada urusannya denganmu. Begitupun dirimu. Bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau aku bukanlah anakmu? Kau sama sekali tidak menginginkanku. Suamimu pun tidak menginginkanku. Jadi untuk apa kau repot-repot datang kemari?" Kata Lina.
"Benar. Memang benar aku tidak menginginkanmu. Tapi kau masih ada dalam kartu keluargaku. Jadi dalam hukum, kau masih tanggung jawabku."
"Tidak. Kau saja yang tidak ingin memperbarui kartu keluargamu. Aku sudah memiliki kartu keluarga sendiri. Dan disitu tidak ada namamu." Ucap Lina.
"Iya-iya terserah." Kata wanita itu yang sekarang menggeledah dapur, bahkan membuka-buka semua lemari dan kulkas.
"Berhentilah bertindak sebagai orang yang penting dihidupku dan keluar sekarang!" Ucap Lina.
"Baiklah-baiklah. Sampaikan salam ke suamimu kalau aku datang. Dan bilang padanya, kalau dia sudah tidak tahan denganmu, dia harus menjauh darimu sejauh mungkin."
"KELUAR!!!" Teriak Lina yang membuat wanita itu kembali menunjukkan senyum miringnya. Ia terlihat puas melihat Lina kembali ke titik terendahnya. Wanita jahat itu pun berjalan menuju pintu rumah dan keluar sendiri. Meninggalkan Lina yang kembali dengan pikiran-pikiran yang berkecamuk. Membuat Lina terduduk di lantai, merapat ke belakang sofa sambil menutup kedua telinganya.
***
Hari mulai menggelap dan waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, entah kenapa grandma merasa sangat khawatir dan terus saja kepikiran Lina. Grandma terus menelfon Seungmin namun tidak ada jawaban, begitupun dengan ponsel Lina.
Grandma tidak bisa meminta bantuan Jinnie maupun Jisung karena tidak mungkin grandma menceritakan tentang keadaan Lina. Akhirnya mau tak mau, grandma terus menelfon Seungmin hingga akhirnya diangkat oleh anak bungsunya itu.
"ne eomma?" Tanya Seungmin yang mengangkat telfon darinya setelah puluhan kali ditelfon.
"Seungmin-ah kau dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Universe (Seungho Spin Off)
RomanceSeungmin dan Lina. Pasangan paling misterius yang ada dalam keluarga Lee. Tidak ada yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam rumah tangga mereka, kecuali mereka sendiri. Dan disinilah kisah mereka yang sesungguhnya. ========================...