01

2.3K 162 11
                                    


Seungmin dan Lina. Semua orang tau kalau mereka hampir saja bercerai. Semua orang juga tau kalau Lina memiliki sifat yang bisa terbilang kasar sebagai wanita. Dan semua orang tau kalau alasan mereka kembali bersama adalah masalah keuangan.

Tapi yang orang tidak tau adalah alasan sebenarnya yang melandasi mengapa mereka memilih untuk kembali bersama.


"Sayang." Panggil Seungmin pada Lina saat mereka baru saja masuk ke rumah mereka dan tiba-tiba Lina berjongkok di depan pintu saat Seungmin baru saja menutup pintu rumah mereka.

Lina hanya diam saja dengan posisi berjongkok dan menudukkan kepalanya menatap lantai vinyl di depannya. Seungmin yang khawatir, langsung itu berjongkok dan berusaha untuk melihat wajah istrinya ini.

Seungmin tau kalau istrinya akan seperti ini kalau mereka tetap pergi untuk pertemuan keluarga. Tapi istrinya itu yang terus memaksa untuk tetap datang.

"Sayang, kita masuk dulu, ya." Ucap Seungmin dengan lembut sambil mengangkat tubuh sang istri dengan lembut pula. Seungmin menggiring Lina dan mendudukkan wanitanya di sofa, lalu ia berlutut di hadapan Lina sambil terus membuat kontak mata dengannya.

"Ada apa sayang? Cerita padaku." Kata Seungmin dengan lembut sambil menangkup kedua pipi Lina. Lina hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku tau ada banyak pikiran di kepalamu sekarang, sayang. Kau ingat kan untuk tidak boleh stress?" Kata Seungmin. Lina menatap Seungmin dengan diam. Setelah beberapa saat, Lina barulah membuka suaranya.

"Aku-aku hanya merasa sedih." Kata Lina sambil menundukkan kepalanya, berusaha keras untuk tidak menangis di depan suaminya yang sudah banyak berkorban demi dirinya.

"Mengapa aku baru bisa merasakan keluarga yang hangat sekarang. Mengapa aku harus terjebak dalam keluarga itu. Mengapa aku—," "Sttt. Udah sayang. Yang paling penting kan sekarang kau di sini. Bersama ku. Bersama keluarga kita yang hangat." Potong Seungmin begitu melihat Lina menangis dan mulai menarik rambutnya sendiri. Seungmin langsung menahan tangan Lina dan berusaha menahannya.

"Kau tau appa dan eomma kalau melihatmu seperti ini, mereka pasti akan membunuhku karena membuatmu menderita. Mereka sangat menyayangimu melebihi aku, sayang. Jadi jangan berpikiran seperti itu lagi, ya." Kata Seungmin, Lina terus menatap suaminya itu dengan mata yang terus mengeluarkan air mata.

Ia merasa bersyukur bisa bertemu pria yang baik dan sabar seperti Lee Seungmin. Tidak pernah ia bayangkan kalau laki-laki dihadapannya ini akan bertahan selama ini karena sebagian besar mantan-mantannya langsung meninggalkannya begitu mengetahui kalau Lina mengidap depresi akut dan didiaknosa gejala skizofrenia.

Lina langsung memeluk erat suaminya dan menangis. Seungmin pun membalas pelukannya sambil mengelus punggung Lina agar Lina bisa tenang.


Setelah Lina tenang, Seungmin mengantarkan Lina ke kamar untuk bisa bersiap untuk tidur.

Sebenarnya alasan mengapa keduanya saat itu hampir bercerai adalah karena Lina tidak pernah menceritakan penyakitnya pada Seungmin, hingga Seungmin merasa kalau Lina terlalu protektif dan lebay bahkan kekanakan, Lina juga suka sekali mengucapkan kata pisah.

Tapi saat orangtua Seungmin mengusulkan mereka untuk menghadiri konseling pernikahan, di situ baru terungkap kalau Lina selama ini mengidap penyakit. Seungmin yang saat itu mengetahuinya, langsung terpuruk karena merasa gagal sebagai suami dan terus membuat penyakit Lina semakin parah.

Sejak saat itu, Seungmin terus mengucapkan kata-kata manis pada Lina dan berusaha keras untuk sang istri terus bahagia.


"Sayang, mau kemana?" Tanya Lina yang sudah duduk di atas tempat tidur dan melihat Seungmin yang baru keluar kamar mandi dan berjalan ke pintu kamar. Seungmin menoleh ke arah Lina.

"Ke ruang kerja. Masih ada berkas yang harus kukerjakan." Kata Seungmin.

"Oh." Ucap Lina sambil menganggukkan kepalanya.

"Tidurlah dulu. Tidak perlu menungguku hingga selesai." Ucap Seungmin yang dijawab dengan anggukkan oleh Lina. Kemudian Seungmin pun keluar dari kamar sedangkan Lina membaringkan badannya, menatap langit-langit kamar yang dihiasi sticker bintang-bintang.


Sekitar 15menit berlalu dan Lina masih belum bisa memejamkan matanya. Akhirnya wanita itu keluar dan berjalan menuju ruang kerja suaminya yang tidak tertutup rapat.

Ia bisa melihat raut wajah stress sang suami yang berprofesi sebagai jaksa. Melihat itu, Lina berinisiatif untuk membuatkan teh hangat untuk suaminya. Ia tidak membuat kopi karena ia tidak ingin suaminya sangat tergantung pada kopi meskipun ia tau minuman kesukaan suaminya adalah ice americano.

Setelah Lina selesai membuat teh, ia mengetuk pintu ruang kerja Seungmin dan masuk dengan nampan berisi teh hangat buatannya. Seungmin yang tadinya memegang kepalanya frustasi, langsung menoleh terkejut karena ketukan Lina.Lina menghampiri Seungmin dengan senyum manis.

"Minuman special datang." Kata Lina dengan senyum merekah.

"Kukira kau sudah tidur." Ucap Seungmin, Lina menaruh nampan itu di meja kecil yang tak jauh dari meja kerja Seungmin, lalu Lina menghampiri Seungmin.

"Gimana aku bisa tidur sedangkan suamiku sedang stress karna kertas-kertas ini? Lihatlah alirmu sangat berkerut begini." Ucap Lina yang kemudian mengalus alis Seungmin yang menampakkan garis-garis kerutan karena dikerut sedari tadi. Seungmin tersenyum lalu meraih pinggang sang istri untuk duduk di pangkuannya.

"Kau lagi ingin dimanja, ya?" Tanya Seungmin sambil menyelipkan rambut panjang Lina ke telinga wanita cantik itu. Dengan cepat Lina menggelengkan kepala.

"Memangnya aku selalu ingin dimanja setiap kali aku perhatian padamu?" Tanya Lina.

"Enggak sih. Tapi seringnya begitu." Ucap Seungmin disertai kekehan, sedangkan Lina memanyunkan bibirnya lalu memukul dada suaminya kesal. Seungmin sedikit terbatuk karena pukulan sang istri cukup keras seperti biasanya, lalu ia terkekeh dan semakin memererat pelukannya dipinggang Lina sambil menenggelamkan wajahnya di tengkuk sang istri, menghirup harum tubuh sang istri yang wangi vanilla.

"Geli tau." Protes Lina.

"Abisnya kau wangi seperti Chan waktu bayi dulu."

"Ih memangnya aku bayi."

"Iya bayi-ku." Ucap Seungmin yang kembali menyelipkan anakan rambut Lina yang masih belum tersangkut di telinga wanita yang sekarang tersipu.

"Udah ah. Cepat selesaikan dan kita tidur." Ucap Lina sambil memalingkan mukanya ke arah berlawanan dari Seungmin karena pipinya yang merona.

"Oke, tapi bukankah minumanmu harus kuminum dulu supaya aku bisa dengan cepat menyelesaikannya?" Tanya Seungmin. Lina menoleh ke Seungmin lalu menoleh lagi ke gelas teh hangat yang ia buat tadi, yang terletak di belakangnya sekarang. Lalu Lina berdiri dan mengambil gelas itu dan memberikannya pada Seungmin.


Setelah Seungmin meminum teh itu, ia menaruh gelasnya di meja, lalu kembali menarik pinggang Lina agar duduk di pangkuannya, lalu kembali melanjutkan kesibukannya.

"Kakimu gak mati rasa?" Tanya Lina. Seungmin masih belum merespon hingga 3detik kemudian.

"Ya keram sih. Tapi gak papa." Jawab Seungmin tanpa mengalihkan tatapannya dari kertas-kertas itu.

"Kalau gitu aku pindah sa—," "Kan aku bilang gak papa." Ucap Seungmin sambil menahan pinggang Lina yang hendak beranjak, dengan lengannya yang satu.

"Baiklah." Ucap Lina yang kemudian melingkarkan lengannya di bahu Seungmin lalu menyandarkan kepalanya di tengkuk leher Seungmin.

TBC

My Universe (Seungho Spin Off)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang