Awal pertemuan yang tak pernah disengaja, hanya tatapan yang saling bertegur sapa tanpa lisan yang bersuara. Tuhan kini sedang memainkan perannya sebagai sutradara, Ia memberikan naskah terbaik dan sedang menjadikan kita pemeran utama.
Setelah kita beranjak dari rasa kehilangan yang sama, melewati dekapan perih yang serupa, mengilhami rasa yang terluka.
Setelah sebelumnya, kita adalah yang terbuang sia-sia.
Tuhan berikan dialog untuk kita saling berbagi cerita.
Membiarkan kita lebih mendekat dan memeluk erat, menyentuh dan merasa utuh, menuansa dan meromansa, menjaga dan menuai asa.
Saatnya kita memerankan apa yang selama ini mereka telah perankan. Tiba waktunya kita merasakan indah yang mereka telah dapatkan.
Meski kita pernah salah menerima dan kecewa,
Meski kita pernah salah mengharap dan menetap,
Meski kita pernah salah meneduh dan berakhir terbunuh.Meski kita yang terbuang dan sia-sia,
Meski kita yang pernah terbuang dan pernah sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Kita Bertemu, Puisi Kita Abadi
PoetryIzinkan aku menulis ulang puisi-puisi yang mungkin tak sempat kau arungi, biar kuceritakan kembali hal yang sempat mengganggumu tempo hari. Kelak tiba saatnya pertemuan ini tak lagi dimiliki. Masa dan waktu perlahan sukar untuk datang kembali. Meski...