Aku hanya bisa melihat kau dari jauh.
Keramaian menjadi satu dan aku ada dipojok sebelah situ.Kulihat kau begitu cantik, tersenyum ranum dengan pipi bulat merah merona.
Semua berada di dekatmu, sisimu, bahkan mereka bisa merasakan hangat hembus napasmu.
Sementara aku di sini dingin.
Sendiri dan dingin.Bibirku tersenyum tetapi batinku berdengung. Ragaku ingin menyapa tetapi ada dinding seluas benua.
Kita begitu dekat, hanya beberapa langkah.
Namun, ada jarak yang tak bisa kubelah.Mungkin akan ada yang marah?
Mungkin kau yang akan marah?
Atau mungkin, hanya prasangkaku saja?Ya sudahlah, mau berbuat apa.
Memandangmu dari sini sudah cukup untuk menebus iri dan rinduku kali ini.Semoga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Kita Bertemu, Puisi Kita Abadi
Thơ caIzinkan aku menulis ulang puisi-puisi yang mungkin tak sempat kau arungi, biar kuceritakan kembali hal yang sempat mengganggumu tempo hari. Kelak tiba saatnya pertemuan ini tak lagi dimiliki. Masa dan waktu perlahan sukar untuk datang kembali. Meski...