Fioni.
Saya tidak pernah percaya dengan adanya kebetulan, bahkan saat semua bisnis yang saya rintis satu persatu mulai naik dan lebih banyak kolega yang mau bekerja sama dengan saya, saya menyebutnya itu adalah keberhasilan.
Waktu mau datang ke Bali, niat saya adalah kerja, kebetulan kolega saya mengajak kerja sama untuk membangun sebuah hotel di Bali. Namun siapa sangka saya malah bertemu dengan laki-laki yang berpakaian compang-camping, beneran cuman pake kaos warna lusuh yang sablon depanya sudah pudas, celana pendek yang, ah nggak banget, yang tau-tau memberikan segulung kertas berisi lukisan diri saya.
Bagus, lukisanya sangat bagus.. Bahkan saya suka dengan lukisanya, saya tidak tau apa maksut dari anak tadi menjadikan saya sebagai objek media lukisnya. Apalagi ketika ada sebuat tulisan kecil di ujung kertas,
Si Gila kerja. By- Zi
Apa maksudnya anak ini? Saya harus mempertanyakanya. Sampai ketika bertemu di Caffe bandara, saya menemukan sosok laki-laki tersebut, yang ternyata masih bocah ingusan dan bermulut pedas, apalagi sikap slengeannya.
Saya merasa telah buang-buang waktu karena mengikutinya waktu itu, lalu setelah pertemuan itu. Saya berharap tidak akan bertemu dengan sosok bocah slengean itu lagi, sungguh merepotkan jika berurusan dengan dia bukan.
Namun sepertinya, Tuhan memang tidak mau bersahabat dengan saya. Sore itu setelah pertemuan pertama dengan kolega saya, saya melihat bocah itu lagi, dia sedang membeli kue cubit. Lalu entah dia sadar atau tidak jika ada sebuah motor yang berkendara dengan sangat kencang, dan yang saya tau.. Saya berlari ke arahnya dan menarik bahu dia hingga terlepas dari sepedanya.
Hampir saja nyawa dia melayang hanya karna sibuk bermain ponsel di jalan. Saya menatapnya dengan tajam, anak ini benar-benar merepotkan. Saya bersumpah tidak ingin lagi bertemu denganya, meskipun nantinya tak sengaja bertemu, semoga tidak ada lagi insiden yang bikin merepotkan!
Tapi.. Lagi-lagi, Tuhan masih enggak mau bersahabat dengan saya. Malam hari ketika saya sedang Diner dengan laki-laki yang di gadang-gadang akan menjadi tunangan saya minggu depannya, saya nggak begitu fokus, yang saya harap, pertemuan makan malam hari itu cepat selesai. Sebab saya mulai risih dengan tatapan Mahendra yang bergerilya kemana mana, sialnya lagi Dres yang saya kenakan cukup terbuka di area dada.
Tapi bukan itu yang terpenting, tapi ketika tiba-tiba saja saya bertemu dengan bocah slengean itu lagi dan membuat saya syok hingga mengumpat kata kotor dalam hati. Lagi dan lagi, saya harus bersyukur atau tidak karna ternyata, kehadiran bocah tersebut ternyata untuk menolong saya.
Saya masih ingat kata-katanya.
"Minuman lo ada obat perangsangnya."
Saya mengerjap kaget, tidak salahkah ucapanya tadi? Lalu terjadilah adu mulut dimana Mahen memaki bocah itu dan hampir menonjok nya andai saja.. Kakak dari bocah tersebut tidak datang tepat waktu, lalu yang membuat saya syok lagi, hingga melupakan gaun saya yang basah.. Ketika saya melihat darah merembes di sepanjang lengan bocah itu.
Mata saya menoleh kearah meja, lengan dia kegores pisau yang saya gunakan untuk makan BBQ tadi.Dengan cepat saya membawanya keluar restoran menuju Klinik terdekat, saya merasa bersalah dan takut. Saya tipe orang yang tidak suka hutang budi, maka waktu di klinik dan melihat luka dia di jahit, saya merasa bahwa.. Saya terlalu berlebihan menilai bocah itu, dari setiap kata-kata dia yang nggak sopan dengan manggil "Elo-Gue" Sama yang lebih tua. saya pikir emang itu karakter dia, tapi malam itu, saya menemukan ketulusan dari kedua binar matanya.
Bocah ini barangkali slengean.. Tapi dia lebih dari saya, maksutnya.. Lebih tidak peduli ia akan terluka atau tidak, saat menolong orang, yang saya tahu, dia tulus..
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionDua kisah seorang laki-laki dan perempuan beda usia yang sangat bertolak belakang, dari segi karakter maupun sifat. Bagaimana seorang Ziko bisa membiasakan diri saat bertemu dengan CEO cantik nan jutek itu. Bagaimana kelanjutan cerita mereka?