13.

1.1K 182 17
                                    


"Kan sudah saya bilang, jangan di biarkan anak itu pergi, sekaran panggilin seluruh OB dan suruh bantu saya mencarinya." Fioni dengan wajah garangnya memarahi staff Resepsionis Apartemen. Ia berbalik menuju pintu keluar, semua orang menunduk takut jika Fioni sudah murka.

"Kemana sih, Zi?." Desah Fioni dengan wajah Khawatir serta panik.

Fioni memijat keningnya, Ia tolah toleh ke sekitar parkiran apartemen, tapi matanya tidak menemukan sosok Ziko.

Sedang di lain tempat tak jauh dari Apartemen, Ziko tengah berada di dalem maret-maret. Ia sebenarnya jenuh di dalam apartement, maka dari itu ia memutuskan untuk jalan-jalan, sekalian nyari info loker.

Ziko mengecek debit Atm-nya, setelah memasukan kartu cardnya, kedua tanganya menggosok. "Bismillah, semoga masih cukup buat di pake hidup." Telunjuk Ziko mulai memencet pin.

Layar muncul setelah Ziko menekan enam digit nomor, bahunya merosot. Uang di Atm pribadinya hanya tersisa dua juta, dirinya resmi menjadi pengangguran dan sekarang miskin, gengsi men, masa seorang pacar Fioni miskin.

"Dapet apa dua jeti? Buat beli kerak telor aja ngga dapet segerobaknya." Ziko mencabut kartu debitnya lagi dan menaruh kedalam dompet, ia merogoh kantong celananya. Lalu tersenyum senang karna menemukan uang dua puluh ribu, "Mayan bisa buat beli Es krim." Ziko menuju mesin pendingin es krim, matanya membaca papan nama es krim yang tertera harganya. Lalu tanganya menggeser pintu kaca tersebut dan mengambil es krim ma*num.

Dengan senyum cerah, Ziko berbalik menuju kasir. "Ada tambahan lagi kak? Kami lagi ada promo tango berhadiah foto member Jkt48 kak, beli dua gratis satu." Ziko menggeleng. Bodoamat sama patlapan-patlapan, Siapa itu member Jkt48, membernya ada 48 kah?

"Totalnya lima 20 ribu Kak." Ziko menyerahkan uang kertas berwarna ijo tersebut. Setelah urusan selesai, ia keluar sambil memakan Es krimnya, Ziko duduk di bangku teras maret-maret. Menatap jalanan yang cukup ramai, kepalanya banyak terisi beban hidup.

"Gue jual Hp aja apaya, lumayan kalo di jual, gue bisa cari kosan."

Es krimnya terus berkurang, tanpa Ziko sadari sejak tadi Mas-mas tukang parkiran memperhatikanya. Bibirnya mesem-mesem melihat wajah ganteng Ziko, lalu seringainya muncul.

"Bisa-bisanya gue minggat nggak bawa baju satupun, daleman juga nggak bawa, masa iya gue harus minjem Bapaknya Kak Fio, ntar kalo ukuranya beda kan brabe." Ziko berdecak kesal. Tau-tau Mas parkiran duduk di bangku sebelahnya.

"Siang Mas, lagi apa Mas?."

Ziko membuang stik es krimnya ke tong sampah, lalu menoleh kearah Mas parkiran dengan alis mengkerut.

"Abang liatnya saya lagi apa? Rapat paripurna?."

Mas Kang parkir tersenyum sungkan, cakep pikirnya, barangkali Ziko artis kesasar.

"Artis ya, Mas?" Tanya Kang parkir. Ziko semakin mengerutkan kening, katarak kah mata Kang parkir ini? Ziko meneliti penampilan nya.

"Nggak Bang, orang biasa." Jawab Ziko jutek.

"Galak amat si Mas, kenalan donk Mas, minta nomer telepon, Mas pasti artis kan?."

"Ngeyel banget dah buset! Gue gada telpon, hp gue mati tau nggak!." Jawab Ziko langsung. Seakan teringat sesuatu, Ziko menoleh lagi kearah si Mas parkiran. "Mas, tau nggak konter terdekat disini?."

"Kenapa emang Mas?."

"Gue mau jual Hp, hp gue mati ga punya chargeran."

"Yaah.. Sayang banget, padahal saya mau minta nomer Wa nya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang