2

2.3K 230 37
                                    

Fuck, ini cara masuknya gimana, anjir.

Rosé menggerutu dalam hati. Sumpah serapah ia tujukan kepada dosennya. Kini Rosé berada di perpustakaan pusat universitasnya. Berdiri seorang diri di tengah-tengah aula perpustakaan yang besar seperti orang ling-lung. Ia bersumpah, jika saja bukan karena tugasnya, ia tidak akan terlihat seperti orang bodoh yang hilang arah, seperti saat ini.

Ia memiliki tugas yang mana mewajibkan menggunakan sebuah buku referensi. Oho, jangan salah, bukannya tidak memiliki uang untuk membeli buku, ia sangat cukup mampu untuk sekedar membeli sebuah buku. Namun yang menjadi masalah adalah tenggat waktu pengumpulan tugas yang cukup singkat. Sedangkan buku yang Rosé incar hanya bisa didapatkan secara online karena di toko-toko buku konvensional sudah kehabisan stok. Tentu sangat memakan waktu untuk menunggu bukunya datang terlebih dahulu.

Sialnya lagi, buku yang diinginkannya tidak tersedia di ruang baca fakultasnya. Terlebih lagi kakak-kakak tingkat kenalan Rosé tidak memiliki buku yang ia incar. Sehingga susah untuknya mendapatkan buku referensi yang ia mau. Maka dari itu lah gadis berambut pirang itu berinisiatif memanfaatkan salah satu fasilitas yang universitasnya tawarkan, yaitu perpustakaan.

Namun yang terjadi adalah ia malah kebingungan sendiri. Salahnya sendiri karena sebelumnya ia tidak bertanya pada teman-temannya. Salahnya sendiri juga sudah semester tiga tidak pernah sekali pun menginjakkan kakinya di perpustakaan universitas tempatnya menimba ilmu, Universitas Airlangga.

Tak ingin makin membuang waktu, Rosé memberanikan diri untuk mendatangi meja resepsionis untuk bertanya. Bodo amat dengan image-nya yang hancur karena menanyakan hal sepele seperti cara masuk perpustakaan.

Rosé datangi salah satu petugas yang berada di balik meja resepsionis. Petugas itu sedang menunduk. Terlihat sedang menulis sesuatu. Rambut hitam panjangnya menutupi sebagian wajahnya. Rosé yang pemalu sedikit ragu. Perasaan takut untuk berinteraksi menyergap hati Rosé. Tapi apa pun akan ia lakukan demi memenuhi nilai tugasnya.

"Permisi, Kak-"

Sang petugas perpustakaan mendongakkan kepalanya ke atas. Menampilkan seluruh wajahnya kepada yang memanggil dirinya. Nafas Rosé tercekat, matanya sedikit melotot. Tecengang melihat mahakarya Tuhan yang berada di hadapannya.

Cantiknya.

Begitu lah yang ada di benak Rosé  saat melihat wanita muda di hadapannya ini. Sedangkan sang petugas perpustakaan mulai kebingungan dengan Rosé yang sedang melongo melihat dirinya. Ia mencoba menarik perhatian Rosé dengan menjentik-jentikkan jarinya di depan wajah Rosé.

"Halo, Kak? Ada yang bisa saya bantu?"

Lamunan Rosé buyar seketika. Wajahnya memerah menahan malu. Ia mengutuk dirinya karena telah bertingkah bodoh di hadapan gadis cantik yang ada di depannya ini.

"Eh, anu.... itu, saya nggak tau cara masuk perpus." 

Pustakawan itu tertegun. Kedua alis cantiknya terangkat sempurna. Rose bisa menebak isi kepala pustakawan itu. Rose menebak pustakawan itu terkejut karena mengetahui seorang mahasiswa Universitas Airlangga tidak tahu cara memasuki perpustakaan universitasnya sendiri. Sungguh bodoh.

"Oh, gitu. Baru pertama kali, ya?" Pertanyaan petugas itu dijawab dengan anggukkan oleh Rosé. Pustakawan itu tersenyum melihat respon dari Rosé yang menurutnya menggemaskan. "Langkah pertamanya kakak harus menaruh barang bawaan kakak di loker. Di dalam loker kakak bisa ambil tas plastik untuk bawa barang yang dibutuhkan seperti laptop dan alat tulis. Silahkan ambil kuncinya di meja belakang kakak." 

Setelah mendengar perintah dari pustakawan cantik itu Rosé segera bergegas menuju meja yang dimaksud. Benar saja, di atas meja itu sudah tersusun rapi kunci-kunci loker. "Kak, ini ambilnya terserah?" Tanya Rosé dengan lugu.

How I Met Your Mother | ChaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang