3

1.9K 213 38
                                    

Hari Valentine.

Hari yang katanya merupakan hari yang spesial. Karena di hari itu orang-orang akan mengekspresikan kasih sayang mereka kepada yang mereka sayangi.

Tapi tidak menurut Jisoo. Tidak ada yang spesial menurutnya. Bagi Jisoo, hari Valentine adalah hari yang biasa saja. Toh mengekspresikan afeksi tidak perlu menunggu sampai hari Valentine.  Yang membedakan adalah ia mendapatkan banyak coklat dan bunga pada hari itu.

Tangan kanan Jisoo memegangi tali tas Christian Diornya. Sedangkan tangan kirinya tengah menenteng sebuah paper bag yang berisikan coklat dan bunga. Terhitung terdapat sekitar dua puluh-an batang coklat yang Jisoo terima pada hari itu. Yah, jumlah yang cukup banyak, lebih banyak dari tahun kemarin. Belum lagi coklat-coklat yang ia tolak karena dititipkan pada orang lain untuk diberikan kepadanya.

Kini Jisoo sedang duduk-duduk di sebuah bangku di depan gedung Fakultas Hukum yang bersebelahan dengan perpustakaan kampus. Kampus sudah cukup sepi. Teman-temannya pasti sudah meninggalkan kampus. Hanya ada segelintir mahasiswa yang bisa ia lihat karena waktu sudah hampir malam. Beberapa sepeda motor dan mobil berlalu lalang melewati dirinya untuk keluar dari wilayah kampus.

Jisoo cemas, langit mulai mendung, hembusan angin yang dingin menerpa kulitnya. Jisoo menggosok-gosokkan tangannya di lengannya. Menyesal menggunakan kemeja lengan pendek jika begini akhirnya. Ia kira tidak akan turun hujan mengingat siang tadi matahari bersinar dengan teriknya hingga membakar kulit. Memang cuaca di Surabaya susah untuk diprediksi. Kondisinya diperburuk saat taksi online yang dipesannya belum juga tiba.

Bolak-balik Jisoo membuka ponselnya untuk memeriksa keberadaan taksi online yang ia pesan. Di tengah kecemasannya, sebuah suara memanggil Jisoo.

"Jisoo!"

Terlihat Sehun, teman satu SMA-nya, tengah berlari menghampiri dirinya. Lelaki tampan itu ngos-ngosan saat berada di hadapan Jisoo.

"Eh, Sehun, kamu belom pulang?"

"Belom, barusan ada rapat. Untung lo belom pulang."

Jisoo menautkan kedua alisnya bingung. "Aku? Ada apa, ya?"

Sehun merogoh-rogoh tasnya mencari sesuatu. Ia keluarkan sekotak besar Ferrero Rocher dari dalam tasnya. Sehun menyodorkan kotak itu pada Jisoo.

"Dari kamu?"

"Nggak, ini dari Suho. Dia titip ke gue buat lo," Sehun lalu mengeluarkan sebungkus wafer coklat dari tasnya lalu diletakkanya wafer coklat itu di atas kotak Ferrero Rocher. "Nah, kalo yang ini baru dari gue." Ia tersenyum bangga pada Jisoo.

Tangan Jisoo meraih wafer coklat pemberian Sehun. Lalu ia tersenyum ramah kepada Sehun. "Thanks, Hun."

Alis tebal lelaki tampan di hadapan Jisoo mengernyit heran. "Lah, ini coklatnya Suho nggak lo ambil?"

"Nggak, itu kembaliin aja ke Suho."

"Serius, nih?" Pertanyaan Sehun dijawab dengan anggukan mantap oleh Jisoo. "Ini coklat mahal loh, Ji. Serius lo tolak?"

"Serius Sehun.... Udah itu balikin ke Suho aja."

"Oh, yaudah kalo gitu. Thanks ya mau nerima punya gue. Makin cantik aja lo." Sehun tersenyum genit pada Jisoo.

Melihat itu Jisoo terkikik geli pada lelaki yang dulu satu SMA dengannya. "Hahaha, iya sama-sama."

"By the way, lo kok belom pulang."

"Tuh, habis dari perpus." Jisoo menunjuk gedung perpustakaan dengan dagunya. "Sekarang nunggu Grab."

Sehun mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Oh, yaudah. Kalo gitu gue duluan, ya. Mau ngerayain Valentine sama cewek gue." Pamit Sehun kepada Jisoo.

How I Met Your Mother | ChaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang