bagian 7

6 0 0
                                    

sianghari, beberapa jam sebelum misi...

tama POV

entah apa yang akan terjadi nanti,tapi aku tidak yakin untuk meninggalkan tomo sendirian dan merawat apartemen ku,bagaimana jika misi ku gagal? bagaimana jika aku tidak bisa kembali?

tapi sudah tidak bisa mundur sekarang,jika aku membatalkannya, klien ku akan membunuh ku dan mungkin tomo juga, harusnya aku fikirkan lagi sebelum menyetujui permintaan orang ini,

''kenapa tama?'' tomo yang tiba-tiba bertanya membuat ku kaget,kami sedang di perpustakaan kampus dan aku tidak memperhatikan tomo yang duduk di hadapan ku dan sedang mengeluh soal dosen pembimbingnya,

''maaf tomo, aku sedang memikirkan hal lain'' jawab ku sambil kembali memperhatikan layar laptop dan kembali mengetik laporan,

''tidak apa-apa, tapi apa yang kamu fikirkan?'' tanya tomo penasaran, '' nothing'' jawab ku singkat,

''baiklah,terahir kali aku memaksamu bicara, lengan ku hampir patah'' tomo tertawa mengingat kejadian itu, itu hanya gurauan yang di lebih-lebihkan tomo,sebenarnya tenaga tomo lebih besar dariku,dan saat itu dia hanya berpura-pura kesakitan agar aku puas,

''apa kamu benar-benarakan pergi ke luar negri?'' tanya tomo hati-hati,

''tentu saja''

''kapan?''

''lusa'' maaf tomo, aku berbohong...

''astaga, kenapa aku tidak boleh ikut?''

''tidak boleh,kamu harus menjaga apartemen ku tetap hangat hingg aku pulang'' tomo tertawa keras karena jawaban ku dan setelah itu, kami di usir dari perpustakaan.

###

''ini gara-gara mu dasar tomo bodoh'' gerutu ku setelah kami di usir dari perpustakaan karena tomo tertawa sangat keras,

''kenapa kamu membuat ku tertawa?'' tomo membalas perkataan ku, ''kamu mudah tertawa, jadi jangan  salahkan aku''

''tomohiroooo~''

sial,aku sangat mengenal suara sok imut yang di buat-buat ini dimanapun, aku menoleh bersamaaan dengan tomo kami dapat melihat rara berlari ke arah kami dengan pakaian yang sangat minim dan highheels yang tinggi,bagaimana perempuan aneh itu melakukannya dan apa dia tidak kedinginan? ,saat sudah berada di hadapan tomo,rara mendorong ku agar menjauh dari tomo dan langsung memeluk lengan tomo yang berbalut jaket sukajan, dasar jalang,

''tomohiro, apa kamu ada waktu luang? mau main dengan ku?'' rara bertanya dengan suara imut yang di buat-buat, aku bisa  muntah jika diam di sini terus,

''a-aku... um... '' tomo tergagap lalu melihat ke arah ku, begitu juga rara dengan tatapan tajam seperti ingin memakan ku,astaga ada apa dengan mahluk ini?

''bagaimana tomo?'' rara bertanya lagi karena tomo tidak kunjung menjawab,tomo tidak akan tega jika harus menyakiti perempuan, tetapi ada saat-saat tertentu yang membuatnya kasar pada siapapun,tidak terkecuali,

''turuti saja tomo'' ujar ku sambil memakai masker hitam dan jaket baseball abu-abu yang sendaritadi aku sampirkan di gendongan tas, ''siapa tau dia akan diam nanti''

''diam kau kucing lusuh'' rara sengaja mengunakan isyarat bibir agar tomo tidak mengetahuinya, dasar nenek sihir sialan,

''tapi tama...''

'' bye bye tomo'' aku mengangkat tangan sekilas sebagai tanda jika aku tidak mau ikut campur, biarkan saja, aku sedang tidak ingin melakukan hal yang merepotkan,

''tama'' panggil seorang dosen informatika, ingat saat aku terlambat dan ada dosen yang memukul kepala ku? itu pak alex, aku mengahampiri beliau dan membungkuk sedikit untuk memberi hormat,

''bisa tolong bawakan ini besok saat kelas saya?'' pak alex menyodorkan beberapa kertas pada ku dan aku mengangguk,

''semoga saya tidak terlambat'' gurau ku,

''saya sengaja menitipkan ini agar kamu tidak terlambat'' pak alex tertawa pelan.

''baik pak, saya pulang dulu'' saat aku berpamitan,seorang laki-laki tinggi berpakaian tuxedo hitam lengkap dengan mantel hitam panjang  ( jika ini musim panas dengan matahari di atas kepala  juga terik, aku akan mandi keringat karena melihatnya saja sudah membuat ku gerah,tapi sekarang sedang musim gugur, jadi dia terlihat sangat hangat) menghampiri pak alex dan seorang laki-laki dengan pakaian semi formal mengikuti di belakangnya, mereka akrab sekali,

ah... sejak kapan aku peduli dengan urusan orang lain, aku langsung meletakan skate ku di jalan,menaikinya dan pulang ke apartemen.

###

chyrus POV

ahirnya teman lama ini bisa aku jumpai, beberapa tahun dia menghilang dan aku baru dapat kabar jika dia menjadi seorang dosen di salahsatu universitas ternama di kota ini

''yo alex, whats'up dude'' aku menyapa alex dengan informal, alex yang mendengarnya hanya tertawa, '' kamu tidak berubah ya, masih terlihat sombong dan arogan'' ejek alex, aku tidak marah karen aitu benar,

''ya... itu adalah daya tarik ku'' sanggah ku membela diri, '' siapa orang yang barusaja berbicara dengan mu tadi?'' sambung ku bertanya,a aku seperti pernah melihat orang itu,

''oh dia salahsatu mahsiswa di sini, dia anak yang baik'' jawab alex tertawa,

''baiklah, aku kesini ingin mendiskusikan sesuatu dengan mu''

''hm? apa itu?''

''aku memiliki wilayah di bagian kota lain, tidak terlalu besar tapi-''

''kamu ingin aku mengurus wilayah itu?'' alex memotong pembicaraan ku, sesuai dengan ingatan ku, dia cepat tanggap dan peka,

''exacly,''  alex tertawa ringan mendengar jawaban ku, '' jadi bagaimana?'' 

'' apa kawan lama ku kesulitan mengatur semuanya karena apa yang  dicapai sudah melebihi batas ?'' alex bertanya untuk mengodaku,

''aku tidak-''

'' ah jadi tidak memerkukan bantuan ku?''

''tapi-''

''jadi? aku ngin mendengar yang sebenarnya''

aku menghela nafas kesal, orang ini dari dulu seperti ini, tidak ada yang berubah,

''baiklah, alex yang tampan dan baik, aku memerlukan bantuan mu''

''aku mendengarkan''

menarik nafas panjang dengan tenang adalah hal yang aku sering ku lakukan untuk menghadapi salahsatu mahluk aneh ini, '' aku memiliki wilayah di pingiran kota, tapi tidak ada yang mengawasinya untuk sekarang, dan-''

''dan?'' kenapa dia terus-terusan memotong pembicaraan ku?

''dan... bisa kah kamu mengurs nya untuk ku?''

''nah kenapa tidak bilang daritadi? baiklah aku akan mengurusnya untuk mu, dan kau, mohon bantuan nya tuan sekretaris'' kataterahir itu di tujukan pada dylan yang sendari tadi diam mematung dan dengan saksama memperhatikan kami,

terkadang aku penasaran, apa yang biasanya di fikirkan oleh orang seperti dylan,

'' baiklah, aku akan menemui mu besok malam,kita akan membicarakannya lagi, untuk sekarang aku masih ada kelas yang harus aku ajar, sampai jumpa'' setelah alex tersenyum dan berpamitan pada kami, dia pergi ke gedung yang sepertinya fakultas informatika.

''apa dia teman anda tuan?'' tanya Dylan tiba-tiba setelah lama terdiam, ''ya... dia adalah temanku saat sekolah dulu.'' Dylan hanya mengangguk-angguk sebagai jawaban, 

''bailklah tuan, anda memiliki jadwal lain hari ini dan-''

''bukankah sudah ku bilang untuk mengosongkan jadwalku hari ini?'' sanggahku sebelum Dylan menyelsaikan ucapannya,

''tapi tuan-''

''baik Dylan, aku mengandalkan mu" ujarku sambil pergi ke mobil mendahului Dylan, aku tahu anak itu akan memasang wajah marah yang lucu, tapi aku tidak akan ambil pusing, sambil menunggu Dylan datang, aku tertidur di jok belakang mobil dan terbangun saat Dylan memberitahu bahwa mobil sudah berhenti di depan apartemen.

Late Night little boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang