💞 Bantu Mama-Papa

4.9K 461 24
                                    

Hari minggu di rumah Rahil tak ada bedanya dengan hari-hari biasanya. Mereka tetap bangun pagi termasuk Bianca.

"Mama, Adek bantu-bantu?" tanya Bianca.

"Boleh." Mia mengangguk. "Adek ambil sayur yang di kulkas ya?"

"Abin sayu?" Bianca mengangguk lalu berjalan menuju kulkas dan membukanya. "Apa Mama?" tanyanya sok tahu.

"Wortel ya? Yang oranye. Yang beli di pasar."

"Ya." Bianca mengangguk dan mencari yang dimaksud Mamanya. Lalu menemukan sayur yang menurutnya benar. "Ini Mama?" tunjuknya setelah menariknya keluar.

Mia yang tengah membersihkan udang menoleh lalu tersenyun. "Iya. Wah, anak Mama pinter ya?"

Bianca meringis lalu memberikannya pada Mamanya dengan sedikit susah payah. "Ini, Mama."

Mia berbalik dan tersenyum lagi setelah mencuci tangannya. Ia sedikit menunduk saat menerima wortel. "Makasih, Sayang."

"Sama-sama" ucap Bianca dengan nada imut. "Mama apa?"

"Tolong ambil aja semua."

"Abin semua?" Bianca berbalik menuju kulkas yang masih terbuka.

"Iya. Kasih Mama sayurnya." Kebetulan memang tinggal sayur bahan sop saja, hanya jumlahnya yang agak banyak. "Habis itu tutup pintu kulkasnya."

Tangan mungil Bianca mengeluarkannya satu per satu dan menutup kulkasnya. Kemudian pelan-pelan dan hati-hati ia bawa atau lebih tepatnya ia seret ke tempat Mamanya berada yang baru selesai mencuci udang.

"Mama, ini. Sudah semua." Bianca menunjuk tumpukan kresek bening berisi sayur di dekat kakinya.

Mia juga sudah selesai dengan udangnya lalu berbalik. "Wah, pintar." Ia mencium puncak kepala si kecil. "Makasih."

Bianca mengangguk sambil senyum. "Sama-sama. Mama, apa?"

"Adek duduk saja dulu. Nanti kalau ini sudah selesai bantu masukin kulkas lagi."

"He eh." Bianca mengangguk.

"Kok he eh?"

"Iya." Bianca meringis. "Mama, Adek dak potong-potong."

Mia menoleh dan menggeleng. "Belum boleh."

"Bewom boweh ya?"

"Iya, belum boleh. Mama ambil sayur dulu ya?"

"Iya." Bianca merapat ke Mamanya dan memperhatikan apa yang tengah dilakukan. "Mama, itu apa?"

"Ini? Ini namanya kentang." Ia mengangkat sayur yang dipegangnya pada Bianca.

"Itu apa?"

"Bungkul."

Bianca mengangguk. "Bukul. Itu wotel."

"Iya."

"Itu apa?"

"Kubis."

"Kubis."

Setelah mengambil sesuai yang dibutuhkan, ia menunduk. "Adek, ini tolong kembalikan lagi ke kulkas."

"Iya." Bianca mengangguk dan menerima bungkusan sayur untuk dimasukkan ke dalam kulkas.

Lalu satu per satu semua yang diberikan Mamanya sudah dimasukkan ke dalam kulkas.

"Mama, sudah."

Mia menoleh. "Sudah?"

Bianca mengangguk. "Sudah."

"Alhamdulillah, anak gadis Mama pintar ya? Makasih," puji Mia.

"Sama-sama, Mama." Bianca tersenyum. "Mama, Adek haus. Mau shushu."

Lovely Baby (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang