❓Siapa❔

5.5K 460 48
                                    

Bianca merasa heran saat pergi ke rumah Grandpa dan Grandmanya yang biasanya relatif sepi tiba-tiba ada banyak orang. Sebelah tangannya tidak pernah lepas dari kaki Papanya dan sebelahnya ia gigit. Kedua matanya mengerjap bingung. Ada tiga makhluk kecil baru. Dua laki-laki berwajah sama dan satu perempuan.

"Adek kenapa?" tanya Rahil sambil menunduk. "Itu Mas-Mas sama Mbaknya datang. Kasih salam dong."

Bianca semakin erat memeluk kaki Papanya.

Falaq, sepupu Rahil dan Ibu dari si kembar terkekeh. "Nggak pernah ketemu ya? Ini Mas Wafa sama Mas Wafi."

"Yang ini Mbak Nawwal," tambah Shafaq, saudara kembar Falaq yang lebih muda. "Adek siapa namanya?"

Tanpa disangka, Nawwal maju lebih dulu lalu mengelus pipi Bianca. "Bunda, Adeknya lucu. Ini Mbak Nawwal." Ia menunjuk dirinya sendiri. "Adek namanya siapa?"

Rahil menunduk. "Itu Mbaknya tanya tuh. Adek kan pinter. Coba kasih tau namanya siapa," bujuk Rahil.

Bianca mengintip sepupu-sepupu yang baru ditemuinya itu sebentar. "Biaca," jawabnya cepat dan menyembunyikan wajahnya lagi.

Kemudian terdengar kekehan dari si kembar Wafa dan Wafi.

"Kok namanya Biaca, Om?" tanya salah satu dari si kembar yang duduk di bangku kelas dua SD itu.

"Bianca," koreksi Rahil.

"Oh." Wafa yang mengenakan T-shirt warna biru bergambar karikatur mobil balap mengangguk.

"Kemarin ketemu Adek kembar yang matanya ijo. Sekarang ketemu Adek yang pipinya kayak bakpau," komentar Wafi yang memakai T-shirt sama beda warna. Putih. Ia tampak gemas ingin mencubit pipi sepupunya.

"Adek, Main yoook sama Mbak Nawwal dan Mas Wafa-Wafi," ajak Nawwal kembali mengelus pipi Bianca.

Bianca kembali mengintip malu-malu.

"Nonton TV aja. Grandpa punya nih ... " usul Rashad.

"Apa?" tanya Wafi.

"Disney aja gimana?"

"Penguin aja. Bunda ada film penguin," usul Nawwal.

"Ah, boleh. Adek juga suka nonton itu." Rahil mengangguk.

Nawwal menoleh pada Bundanya. "Bunda, fedisnya mana?" pintanya.

"Sebentar." Shafaq bangkit ke kamar untuk mengambil flashdisk.

"Flashdisk, Dek." Wafa membetulkan.

Bianca kembali mengintip dari kaki Papanya sambil mengigit jari telunjuknya. "Papa ... " bisiknya sambil menarik-narik celana Papanya.

Rahil menunduk. "Apa, Dek?"

"Mukana sama," tunjuknya pada Wafa dan Wafi.

Falaq dan Shafaq yang kebetulan sudah kembali dengan flashdisk ditangan langsung terkekeh.

"Walah, Bianca, Bianca ... Papa kamu mukanya juga sama kan sama Papi Sai," kata Falaq di tengah kekehannya. "Grandpa sama Grandpi juga."

"Ya kalau dia nggak komentar, berarti menurutnya mukaku beda, Mbak, sama Dek Sahil," sahut Rahil sambil tersenyum.

"Mamana juga," bisik Bianca lagi yang membuat tawa orang serumah pecah.

"Ini Bude Fafa." Falaq menunjuk dirinya sendiri.

"Ini Bude Shafa," sambung Shafaq.

Bianca mengerjapkan kedua matanya bingung.

"Mas Wafa sama Mas Wafi coba deketin lagi Adeknya. Kenalan lagi," pinta Falaq.

Lovely Baby (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang