👶Adek Anzar

5.8K 480 54
                                    

Assalamu'alaikum semua,

Sudah ikutan PO belum nih? Yok ikutan, ceritanya seru-seru loh, karena setiap cerita melewati proses ketat dariku dan Kak Nayla Salmonella, tahu dong siapa dia?  💃🏽💃🏽💃🏽 yang mau ikutan PO, langsung hubungi aku yak 😆

Dan satu lagi, mohon bantuannya jika sekiranya teman-teman baca ceritaku yang lain dan menemukan foto tentara yang kuposting, mohon segera tag/kasih tau aku ya 🙏🏽 (kayaknya sih ada beberapa kegiatan satuan) mengingat TNI AD sudah mengeluarkan aturan resmi dilarang memposting segala bentuk kegiatan para anggota dan istrinya termasuk foto selfie menggunakan seragam tanpa izin satuan.

Jika teman-teman follow akun pribadi mereka dan tiba-tiba fotonya menghilang ya karena aturan tersebut. Mungkin juga salah satu alasannya maraknya penyalahgunaan foto.

🇲🇨🇲🇨🇲🇨

Frannie bersama Ai dan si kembar Abhi-Garin juga Mia dan Bianca sedang dalam perjalanan menuju Jakarta untuk menemui anggota baru keluarga mereka. Adek Anzar anaknya Papi Sai dan Mami Hia yang baru lahir. Sedang para Papa tidak bisa ikut karena harus menjaga Sadewa yang masih harus bolak-balik rumah sakit.

Pertama kalinya naik kereta membuat ketiga balita terus menempel di kaca melihat pemandangan luar.

"Naik keta api tut tut tut. Siapa hendak tuyut. Ke Bandung-Suabaya, bowehyah naik denan pecuma..." tiba-tiba Bianca bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan kepalanya. Matanya menikmati pemandangan di luar. "Ayo temanku yekas naik. Ketaku tak benti lama."

"Cepat kletaku jalan tut tut tut. Banyak penumpang tulut. Kletaku sudah penat. Karena beban telalu belat. Di sinilah ada stasiun. Penumpang semua tulun." Abhi dan Garin menyambung nyanyian Bianca dan ketiganya bernyanyi bersama.

"Hore!" Frannie, Ai dan Mia bertepuk tangan bersama.

Begitu juga penumpang yang lain.

"Wah, Adek-Adeknya pintar ya ... " puji beberapa penumpang di seberang kursi mereka.

Sepanjang berjalanan tak ada satu pun dari ketiga balita yang rewel. Mereka semua antusias. Garin menanyakan apapun yang menarik perhatiannya, Abhi mengagumi dalam diam sesekali saja berkomentar.

Hanya Bianca yang aktif tidak bisa duduk diam. Ia minta turun jalan-jalan menyusuri lorong sampai pindah gerbong. Kadang-kadang melongok ke kursi penumpang yang menarik perhatiannya. Hal itu kadang membuatnya menjadi korban gemas para penumpang. Untung selalu mengeluarkan jurus andalan agar jangan mencubitnya yang tentu membuat semua tertawa.

Karena kelucuannya juga kadang-kadang ada beberapa orang yang menawarkan makanan untuknya tapi selalu ditolak karena ingat omongan Mama-Papanya agar tidak menerima makanan dari orang tak dikenal.

Akhirnya sampai juga di Jakarta. Mereka dijemput tapi bukan Sahil, adik kembar papanya Bianca, melainkan junior Sahil. Karena sang tuan rumah tengah menunaikan tugas negara.

Sesampainya di depan rumah dinas Sahil, Bianca terutama, langsung minta gendong Mamanya. Takut.

"Assalamu'alaikum," ucap ketiga perempuan dewasa.

"Wa'alaikumussalam." Hilwana, istri Sahil keluar sambil menggendong seorang bayi.

"Mami Hia, asayamikum," ucap Bianca begitu melihat orang yang dikenalnya. "Adek, asayamikum ... " sapanya pada sepupu barunya.

"Mami Hia, lihat! Lihat!" pinta Abhi dan Garin.

Hilwana meminta junior suaminya itu agar membawa semua barang-barang keluarganya yang baru datang itu masuk. Lalu sedikit menurunkan bayinya agar bisa dilihat para sepupunya. Termasuk Bianca yang minta turun dari gendongan mamanya agar bisa mendekat.

Lovely Baby (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang