👟 Sendiri Ajah

8.4K 564 15
                                    

"Asayamikum, Mamaaa ... " terdengar suara riang Bianca sambil membuka pintu depan.

Mia yang tengah menyeterika di ruang tengah segera mencabut kabel dan menyambut si kecil dan Papa mertuanya yang menjemput si kecil.

"Assalamu'alaikum," ucap Rashad.

"Wa'alaikumussalam." Mia menyalim mertuanya. "Aduh, maaf jadinya Papa yang sering jemput Bianca," katanya sungkan.

Rashad menggeleng. "Pensiun itu enak. Istirahat. Tapi kalau cuma leyeh-leyeh di rumah yo bosen, badan sakit semua. Sekalian manasin mobil," sahutnya sambil duduk di sofa ruang tamu.

"Mama, liak, Adek bisa lepas patuna sama kaos kakina sendiyi." Bianca yang sejak masuk rumah langsung duduk di lantai menunjuk kedua kaki telanjangnya.

"Wah, anak Mama pinter." Mia menunjukkan jempolnya lalu duduk di lantai untuk memeluk dan mencium pipi putrinya.

Bianca meringis lalu salim ke Mamanya. "Bak Ayin sama Mas Abhi bewom puwang."

"Ayok, kaos kakinya dimasukin sepatu terus sepatunya taroh di rak belakang," suruh Mia sambil melepas tas kepala Mickey Mouse Bianca

"He eh." Bianca mengangguk lalu mengerjakan perintah Mamanya.

"Papa mau minum apa?" tanya Mia sambil bangkit dan membawa tas Bianca untuk diletakkan di atas sofa.

"Teh hangat aja."

"Sebentar ya, Pa." Mia permisi dan segera ke dapur untuk memasak air.

"Mama, Adek udah cuci tanan sama kaki. Peyan-peyan dak jatoh." Bianca menunjukkan tangan dan kakinya yang basah.

Mia tersenyum. "Pintar. Ayok ganti baju dulu."

"He eh." Bianca mengangguk.

Sambil menunggu air matang, Mia mengajak Bianca ke kamar untuk ganti baju. Tapi baru saja melepas bajunya, tinggal kaos dan celana dalam, Bianca kabur ke ruang tamu.

"Adeeek! Pakai baju dulu, malu!" tegur Mia yang buru-buru mengambil baju ganti si kecil.

"Nggak! Sama Genpa aja pakena!" teriak Bianca yang sudah naik di pangkuan Rashad.

"Adek!" panggil Mia yang sudah ke ruang tamu sambil bawa baju ganti.

Rashad tertawa sambil memeluk erat Bianca. Mencium kepalanya lalu mengulurkan tangan meminta baju ganti Bianca. "Sini, biar Papa aja."

"Tapi, Pa ... "

"Sudah, nggak apa-apa."

Dengan berat hati Mia menyerahkan T-shirt dan celana pendek model balon pada mertuanya itu.

"Maaf ya, Pa ... "

"Iya, sudah kamu seterika aja lagi." Rashad mengangguk.

Mia kembali ke dapur untuk membuat minum.

"Ayok, pake baju dulu yok? Malu ih anak perempuan nggak pake baju," kata Rashad sambil memasukkan lubang leher T-shirt ke kepala Bianca lalu kedua tangannya bergantian.

"Genpa, sendiyi ajah," pinta Bianca saat Rashad akan memakaikan celananya.

"Adek bisa?"

Bianca mengangguk. "He eh." Ia beringsut turun lalu mengambil celananya dan duduk di lantai. Ia memasukkan kaki kanan dan kiri bergantian, kemudian ditariknya celana ke atas sampai lutut dan berdiri pelan-pelan, barulah menariknya lagi hingga perut.

"Wah, sudah pintar. Alhamdulillah." Rashad tepuk tangan. "Sini, Grandpa rapikan."

Bianca menurut dan mendekat untuk dirapikan celananya yang sedikit miring.

Lovely Baby (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang