26.

892 110 12
                                    

1 minggu pasca sadar keadaan Ten membaik, Renjun tetap datang melakukan pengobatan seperti biasa, sampai Ten benar benar baik dan siap dilepas tanpa obat. Belakangan juga nafsu makan Ten kembali naik, sepertinya pengobatan Renjun memang sangat ampuh untuk tubuh Ten, Ten kembali bisa beraktifitas, walaupun terbatas, setidaknya dia tidak hanya tidur di tempat tidur.

"Injunie mau pulang sekarang?"

"Iya hyung, aku sudah selesai dengan obatmu"

"Hnggg...bagaimana kalau temani aku melukis, mau tidak? Aku punya ruangan melukis loh, besar sekaliii, Injunie kan juga suka melukis pasti suka" Ten berseru, setelah meneguk tegukan terakhir teh herbal yang Renjun berikan padanya.

Renjun terkekeh pelan lalu mengangguk, dia cukup dekat dengan Ten, nyonya Lee itu tidak mau dipanggil Nyonya oleh Renjun, katanya dia suka Renjun karena Renjun baik dan Lucu..oh! Galak pada Lucas tapi, hehe.

"Taeyong Taeyong!" Taeyong yang sedari tadi memperhatikanpun menghela nafas pelan. Ten tidak pernah memanggilnya hyung lagi, sebenarnya tidak masalah...malah menggemaskan, jadi Taeyong tidak terlihat begitu tua, hanya saja...terdengar kurang sopan.

"Kenapa sayang?"

"Boleh ya, pergi ke ruang lukis?"

"Baiklah, tapi tidak lama...kau tidak boleh lelah" ujar Taeyong.

"Mau kugendong?" Tanya Taeyong.

"Tidak, mau berjalan saja"

Taeyong dan Renjun membantu untuk Ten berdiri, agaknya karena perut besarnya itu kini Ten lebih susah bergerak...perutnya besar, sedangkan tubuhnya kecil.

"Hung, Taeyong...tidak mau pakai baju ini dan celana, pakai kameja Taeyong saja" rengek Ten saat melihat tampilan dirinya, hoodie oversize yang dibelikan Taeyong dan celana longgar panjang  juga kaos kaki.

"Celananya tidak nyaman di perut Taeyong" ujar Ten.

"Tapi ini musim dingin sayang, kau harus berpakaian--

"Tidak mau! Pokoknya mau pakai kameja Taeyong saja dan celana pendek, tidak mau pakai hoodie ini dan celana panjang  jelek!" Seru Ten dengan wajah sebalnya.

Taeyong menghela nafas, diam diam tersenyum, rasanya sudah lama sekali tidak melihat Ten seperti ini, menggemaskan sekali sungguh.

"Baiklah baiklah"

"Haechan, antarkan Renjun lebih dulu ya, aku menyusul dengan Ten, aku harus menggantikan pakaianya" ujar Taeyong.

"Baik Tuan, Renjun Ayo"

Setelah kepergian Renjun dan Haechan, Taeyong menuntun Ten menuju walk in closet, mengambilkan salah satu kamejanya dan juga membantu Ten mengganti celananya, tak lupa Taeyong juga mengganti  kaos kaki Ten menjadi yang lebih tebal dan panjang

"Sudah, kalau dingin katakan padaku atau Haechan ya"

"Baiklah, terimakasih Taeyong"

Ten mendaratkan satu kecupan di pipi untuk Taeyong, Taeyong tentu saja senang, lelaki itu balik menciumi seluruh wajah cantik istrinya.

"Cantik sekali hum, seperti peri...cantik, kecil dan mungil"

Ten dan Ta3yong keluar dari ruangan, niatnya akan menyusul Renjun di ruang Lukis tapi Haechan bilang Renjun mendadak ada trlfon dan harus segera pulang. Ten hanya mengangguk mengiyakan saja, walaupun agak sedih tapi kan...Renjun pasti sedang sibuk.

"Yasudah, aku akan keruanganku...aku harus menyelesaikan sedikit pekerjaan" ujar Taeyong. Sebenarnya bukan sedikit, tapi sangat banyak pekerjaan yang terbrngkalai di atas mejanya.

Beloved Mafia 《TaeTen》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang