Dahulu aku hampir menjadi aktor dalam kehidupannya, ibarat film FTV remaja kami bagai pasangan yang tinggal sejenjang.
Bermimpi bisa memiliki sosok yang paling mempesona, yang setiap senyumnya pancarkan rona.
Satu tahun lalu kami pernah sedekat ruas jemari, namun seiring dengan dengan berjalannya waktu hubungan yang tinggal sejenjang kini kian merenggang.
Saat ku ucapkan rasa "Maukah kau menjadi pelengkap tulang rusuk dalam raga yang kesepian ini?" dia selalu saja mengelak dengan alasan kita hanya sebatas sahabat yang tak boleh terikat dalam hubungan yang lebih erat.
Kenapa ada wanita seperti ini, dia memainkan perasaan begitu hebatnya memberikan rasa namun tidak dengan cinta. Ibarat bermain layangan dia menarik ulur hubungan tanpa adanya kepastian.
Egois sekali rasanya, tapi ini bisa jadi bukan hanya salahnya. Aku sebagai lelaki harusnya bisa lebih bersikap dewasa apalagi dengan segudang pengalaman penolakan harusnya ini bisa jadi pemakluman.
Seandainya waktu dapat diulang maka aku akan kembali ke masa itu dan mengulang kejadian yang sama persis, namun kali ini aku ingin lebihmenikmati rasa patah hati yang telah mendewasaskan diri ini.
Nikmatilah patah hatimu sebagai cara untuk membenahi diri.
Kalau kata orang orang diluar sana itu namanya "CARI PENGALAMAN"
KAMU SEDANG MEMBACA
PROFILE
RandomKau bebas menempatkan posisimmu dalam cerita, bebas merangkai peristiwa dalam asmara hingga bebas menjalin cinta dengan siapa saja dan untuk urusan diterima itu nomor dua. Cerita ini tidak akan pernah berakhir dan akan terus berawal. Update setiap h...