Keynan yang pada dasarnya sedang tidak tidur, merasakan ada sesuatu yang diletakkan di atas perutnya. Ia membuka matanya, dan..... Ternyata hanyalah tas nya. Keynan mengalihkan perhatiannya ke samping.
"Psstt," desisnya memanggil seorang gadis yang akan mengendap pergi.
Ghea menghentikan langkahnya dan memejamkan matanya rapat-rapat. Kemudian membuka kembali matanya, dan berbalik sambil tersenyum pada cowok itu.
Keynan melepaskan earphonenya, dan bangun dari rebahannya. Ia kini berdiri dihadapan Ghea sambil menatap datar gadis itu.
"Mau kemana lo?," tanyanya.
Hmm, pasti ni orang mau memperbudak gue lagi nih, tenaknya dalam hati.
Ghea terkekeh garing, "Mau ke kelas, gue kan kesini cuma mau balikin tas lo yang kebawa tadi," ujarnya.
Keynan menyilangkan tangannya. Sepertinya ia akan berbicara sesuatu.
"Jangan lupa kalo lo babu gue," ujarnya.
Ghea tersenyum malas dan memutar bola matanya. Ia menghela nafasnya dan ikut menyilangkan tangan seperti Keynan.
"Lo mau nyuruh gue apalagi, pak?," tanyanya menekan kata 'nyuruh' dan 'pak', sambil tersenyum.
Keynan justru tersenyum miring. "Gue mau lo pergi ke kantin. Terus beliin gue minuman ya, bi!"
Ghea melebarkan matanya dan menatap kesal Keynan. Niatnya mau ngejek Keynan, eh malah balik diejek. Sabar Ghea, sabar. Ghea menenangkan dirinya sendiri.
"Baiklah, pak. Mohon ditunggu sebentar ya," ujar Ghea tersenyum. Kemudian segera pergi meninggalkan Keynan yang saat ini sedang tersenyum puas.
Keynan menormalkan ekspresinya, dan pergi meninggalkan perpustakaan itu. Lebih baik jika ia kembali ke kelasnya.
*****
Ghea berjalan cepat menuju kantin, agar ia bisa segera bebas hari ini. Jika nanti dirinya sudah memberikan minuman itu pada Keynan, ia akan segera pergi dan tak akan menemui cowok itu lagi. Agar bisa bebas setidaknya sampai besok.
Ditengah-tengah koridor, berdiri tiga orang yang tak lain adalah Renata bersama Dira, dan Citra yang merupakan antek-anteknya.
Ketiga orang itu menatap Ghea dengan seringaiannya. Apa yang akan mereka lakukan?
"Heh lo!!," panggil Renata.
Ghea yang merupakan satu-satunya orang yang lewat di koridor itu menghentikan langkahnya. Dari arah berlawanan ia melihat tiga orang itu, dan menghela nafas panjang.
Apalagi ini? , tanyanya dalam hati sambil menatap malas ketiga orang itu.
"Gue?," tanyanya basa basi.
"Siapa lagi yang ada disini selain kita berempat?," tanya gadis yang di tengah, Renata.
"Mau apa?," tanya Ghea. Sungguh ia benar-benar malas menghadapi cabe-cabean seperti mereka.
Dandanan macam apa ini? Rok kependekan, baju kekecilan, make up menor. Rasanya ia ingin tertawa, tetapi ia tahan.
"Ngapain lo kaya gitu!? Sini lo!!," seru Renata.
Dengan malas Ghea mendekati tiga cabe-cabean itu. Ia menatap Renata dan menyilangkan tangannya.
"Why?," tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYNAN
RandomKeynan Leonardo, putra dari seorang konglomerat. Dia menjadi anak satu-satunya (anak tunggal) di keluarga Leonardo setelah adiknya atau yang bisa dibilang saudari kembarnya, meninggal. Keynan tidak bisa melupakan masa lalunya dengan Keyvara yang mer...