Bagian 11

1 2 0
                                    

Kevin melihat Keynan yang lewat di dekat mejanya dan Ghea yang kebetulan berada di dekat pintu. Ia berdiri dari kursinya.

"Key!"

Keynan yang merasa dipanggil menoleh. Ia menatap Kevin dan Ghea bergantian. Kemudian cowok itu tersenyum.

"Hai!"

"Lo disini juga ternyata, mau pulang?" tanya Kevin.

"Iya," Keynan mengangguk.

"Mau gabung dulu ga? Ada Ghea juga tuh," tawar Kevin melirik Ghea.

Sedangkan di tempat duduknya, Ghea meringis malu. "Aduh, ngapain ketemu tuh cowok nyebelin segala sih," lirihnya.

Ghea tersenyum dan ikut berdiri. "Haha, kalo lo mau pulang, pulang aja gapapa kok. Lagian kita juga udah mau balik, ya kan Vin?"

"Lagian juga gue ga ada waktu, sorry ya Vin gue duluan!," pamit Keynan tersenyum pada Kevin dan meninggalkan cafe itu.

"Ishh, dasar!," kesal Ghea.

Kevin yang bingung dengan kedua orang itu hanya menaikkan alisnya.

"Mau duduk dulu atau langsung balik, Ghe?," tanya Kevin setelah hening.

"Mending kita balik sekarang aja, soalnya udah jam setengah sembilan juga," ujar Ghea.

Kevin mengangguk, "Yaudah, gue bayar dulu."

Setelah membayar pesanan, keduanya memasuki mobil. Kevin segera melajukan mobilnya menuju rumah Ghea.

*****

Keynan menghentikan motornya di depan sebuah toko mainan. Sebuah ide jahil terlintas diotaknya. Ia masuk ke dalam toko, dan membeli sebuah mainan. Kemudian menyalakan kembali motornya, dan melajukannya dengan kecepatan sedang.

Sesampainya di rumah, Keynan langsung pergi ke kamarnya. Ia meletakkan kantong belanjanya di meja, dan pergi untuk mandi.

Selesai mandi, ia kembali ke meja belajarnya. Senyum miring tercetak diwajahnya. Tangannya bergerak membuka kantong belanja tadi.

"Awas aja lo, babu!," serunya.

Setelah memasukkan mainan itu kedalam tas sekolahnya, Keynan membuka bukunya dan mulai belajar.

*****

Ghea dan Kevin sudah sampai di depan rumah Ghea. Kevin kembali membukakan pintu untuk Ghea. Saat gadis itu turun, ia menatap Kevin.

"Vin, besok-besok gausah dibukain segala kali, gue ga biasa," ujar Ghea tersenyum kaku.

Kevin terkekeh, "Ya dibiasain aja! Btw, gue boleh anterin lo ke sekolah ga, Ghe?"

Ghea terkejut, "Hah? Kenapa emangnya? Mending gausah, nanti ngerepotin lo lagi," ujar Ghea tak enak hati.

"Hahah, gapapa kali, kan gue sendiri yang nawarin. Lagian berangkat pulang searah kok!," jawab Kevin tersenyum.

Ghea nampak berpikir, sebenarnya ia ragu untuk menerima atau menolak tawaran Kevin. Sebelum Haris tiba ditengah-tengah mereka.

"Woy, lo berdua ngapain pada ngobrol di depan gerbang?," tanya cowok itu.

"Gapapa kok bang, lagian gue cuma ngobrol bentar," jawab Kevin.

"Bang, jadi si Kevin nawarin gue buat ke sekolah bareng. Gimana?," tanya Ghea pada Haris.

Memang lebih baik ia bertanya saja pada abangnya itu, daripada bingung sendiri. Haris tersenyum bahagia.

"Wah, boleh banget, lagian kan lo orang baik kan, dan gue jadi ngirit bensin sama waktu buat pergi ke kampus," ujar cowok itu semangat.

Ghea mendelik tajam pada Haris. Bisa-bisanya masih memikirkan bensin? Ckckck, sungguh ia tidak menyangka.

"Ha ha, yaudah deh, gue terima tawaran lo!," putus Ghea akhirnya.

Kevin menghela nafas lega dan tersenyum senang. "Yaudah, besok pagi gue jemput ya. Pulangnya sekalian"

Ghea tersenyum tak enak, "Hehe, gue jadi ga enak loh kalo...

"Ck, kan udah gue bilang tadi, kalo gue sendiri yang nawarin bukan lo yang minta," sela Kevin.

"Noh, lo gausah sok-sokan nolak deh!," timpal Haris.

"Ck, paan sih," decak Ghea menatap kesal abangnya itu.

"Yaudah, kalo gitu gue pulang ya bang, Ghe," pamit Kevin.

Kedua bersaudara itu mengangguk, "Iya"

"Hati-hati dijalan, jangan lupa ngebut!," seru Haris.

"Heh, dasar kunyuk! Jangan ngebut ya, Vin!," sambung Ghea.

Kevin mengangguk dan masuk ke dalam mobil. Tak lama mobil itu melesat dan hilang dari penglihatan Ghea dan Haris.

"Darimana lo tadi?," tanya Haris sesampainya mereka di dalam rumah.

"Cuma ngobrol di cafe doang, terus pulang," jawabGhea.

Kedua orang itu beriringan menaiki tangga, dan berhenti di depan sebuah kamar dengan pintu berwarna putih.

"Lo ngapain ikutan berhenti disini?," tanya Ghea melirik abangnya.

"Gue mau main ke kamar lo bentar"

"Dih, lo tiap hari mampir mulu di kamar gue, sekarang gaboleh! Paling juga lo mau ambilin cemilan gue kan!"

"Enak aja lo, dikamar gue banyak noh cemilan doang. Gue mau nongkrong aja bentar,"

Ghea mengangkat tangannya di depan wajah Haris, dan menggerakkannya sebagai isyarat tidak membolehkan.

"No no no! Sekarang gue mau masuk, dan lo mending pergi ke kamar lo sendiri ya bang, bye!"

Dengan cepat Ghea masuk ke kamarnya, dan segera menutup pintu. Haris ingin menyerobot masuk, namun terlambat. Pintu kamar itu sudah terkunci dari dalam. Alhasil, cowok itu mengurungkan niatnya dan beranjak ke kamarnya.

"Dasar adek gatau diuntung," gumamnya.

🦅🦅🦅🦅🦅

Thanks for reading!
Segitu dulu ya guys, buat pelengkap part sebelumnya, hehe...
See u<3
-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEYNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang