Langit tak selamanya biru
Sebab mendung jadikannya abu
Menantikan bulir hujan satu persatu
Pun kerlingan matamu
Juga tak selalu berkilau
Suatu waktu sendu
Seakan meraguSinar mentari tak selamanya hangat
Karena makin siang ia menyengat
Menyebar panas teramat sangat
Sama halnya bayangmu yang berkelebat
Acap kali terlihat dekat
Lalu di lain waktu terlewat
Seolah tak bersahabatDebur ombak tak selamanya tenang
Lantaran cuaca buruk yang datang
Dapat membuatnya menggulung gelombang
Seperti sikap manismu sayang
Yang semestinya terasa gamblang
Tapi terkadang serasa terhalang
Oleh kepalsuan yang lancang--Rafida Az
KAMU SEDANG MEMBACA
83 Puisi Cahaya Bulan
PoetrySajak-sajak terbuang, yang kami kumpulkan dari ruang kosong percintaan.