Gumam

2 2 0
                                    

Terjebak, kabut pagi ini
Di ujung jalan, kau terlihat samar
Basah kuyup air hujan semalam
Kulit membiru, kedinginan
Tergopoh menyongsongmu
Tapi, kau terus menjauh
Ragamu semu, azan subuh samar menggerutu
Kau tetap menjauh

Selongsong parang di pinggulku
Bergetar, ujungnya menetes cairan
Nanar mataku mengingat kejadian semalam
Melihat bercak merah dikainmu

Aku membunuhmu.

Bukan, bukan aku melepas nyawamu
Namun kepercayaanmu.
Bukan, bukan bercak merah darah
Namun gairah hasratmu

Tersengal nafasku meminta pengampunan
Petang telah berlalu
Matahari telah mengintip di ufuk
Penyesalan adalah akhir dari keteledoran
Dan ketidak peka-an

Selamat jalan, masa lalu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

83 Puisi Cahaya BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang