Liona membereskan buku-buku yang ada di mejanya kemudian dimasukkan kedalam tas. Mata kuliah hari sudah selesai lima menit yang lalu dan dosen sudah keluar dari kelas.
Baru saja Liona hendak berdiri, seorang dosen masuk.
"Siang semua" sapa dosen itu, dia Bu Desi.
"Siang" jawab mahasiswa dan mahasiswi yang masih dikelas.
"Ada apa ya Bu?" Tanya salah satu satu mahasiswa.
"Ah itu, saya kesini mau memanggil Liona, dia dipanggil ke ruang dekan sekarang" setelah mengatakan itu, Bu Desi keluar dari kelas.
"Lo ada masalah apa?" Tanya Zoya sahabat Liona.
"Biasa, sama si cabe" jawab Liona.
"Gara-gara Marvel?" Tanya Zoya lagi.
"Iya" jawab Liona.
"Tuh anak udah tahu Marvel nggak suka dia, pernah ditolak juga, masih aja cari masalah sama cewek yang deket sama Marvel" kesal Zoya.
Sudah tidak menjadi rahasia lagi juga Vania anaknya pak dekan.
"Udah, biarin aja" ucap Liona.
"Terserah Lo deh" jawab Zoya.
"Ya udah gue mau keruangan dekan dulu" ucap Liona seraya berdiri.
"Mau gue anter?" Tawar Zoya.
"Enggak usah, gue bisa kok sendiri" jawab Liona.
Liona keluar kelas setelah pamit dengan Saya. Liona berjalan menuju ruang dekan dengan sangat santai. Sampai akhirnya dia sampai di depan ruang dekan.
"Permisi" salam Liona sambil mengetuk pintu.
"Masuk" jawab seseorang dari dalam yang tak laun dan tak bukan adalah pak dekan.
Liona masuk dan berdiri didepan meja dekan. Sudah ada Vania didalam.
"Nih Dad orangnya" ucap Vania pada Dady nya.
"Oh ini bocahnya" ucap Pak dekan remeh. "Saya tegaskan kepada kamu, jangan pernah deketin Marvel atau kamu akan saya DO kamu" ancam pak dekan.
"Begini ya pak" Liona memberi jeda lada ucapnya "bapak disini sebagai apa?" Tanya Liona pada pak dekan.
"Saya sebagai dekan" jawabannya.
"Saya disini sebagai apa?" Tanya Liona lagi.
"Mahasiswi" jawab pak dekan.
"Kalo putri bapak?" Tanya Liona.
"Mahasiswi" jawab pak dekan.
"Sekarang bapak kan tahu, ini di kampus, bapak sebagai dekan saya sebagai mahasiswi begitu juga Vania. Lain halnya jika bapak dirumah, Vania sebagai putri bapak dan bapak menjadi seorang ayah. Berhubung ini di kampus, jadi bapak harus melepas atribut bapak sebagai seorang ayah. Jadilah seseorang yang profesional. Jika bapak menggunakan profesi bapak untuk menghukum seseorang karena masalah pribadi. Saya juga juga bisa melakukan itu jika bapak mau" jelas Liona.
Pak dekan dan Vania terdiam dengan penjelasan Liona.
"Asal bapak lupa, saya Liona Hermawan, putri dari bapak Adi Hermawan, cucu dari Bambang Hermawan pemilik universitas ini. Jika bapak mencampur adukkan masalah pribadi dengan masalah kampus, saya juga bisa melakukan itu. Assalamualaikum" setelah mengatakan itu Liona keluar dari ruang dekan.
Liona aslinya tidak suka jika harus mengatakan bahwa dia cucunya pemilik kampus, tapi ya mau gimana lagi. Liona sudah terlanjur kesal dengan Pak Delan dan Liona.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELIONA
Ficção AdolescentePersahabatan yang sesungguhnya adalah dia yang tetap bersama, bukan yang menghancurkan karena sebuah perasaan yang bernama cinta